Sekadau, Kalbar – Desa Lubuk Tajau merupakan salah satu desa di Kecamatan Nanga Taman Kabupaten Sekadau Provinsi Kalimantan Barat.  Desa seluas ± 64,25 Km² dengan jumlah penduduk 2.605 jiwa terdiri dari 1.342 laki-laki dan 1.263 perempuan, terbagi ke dalam 4 Dusun dan 13 RT, yaitu Dusun Lubuk Tajau, Kibang, Seraya, dan Dusun Kenore.  Desa Lubuk Tajau merupakan penerima program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) tahun 2021 bersama delapan desa lainnya.

Sosialisasi program Pamsimas di Desa Lubuk Tajau dihadiri berbagai elemen masyarakat, tokoh agama dan tokoh masyarakat khususnya di Dusun Kenore yang menjadi lokasi intervensi program Pamsimas.  Masyarakat terlihat antusias mengikuti kegiatan sosialisasi tingkat desa yang dipimpin langsung kepala desa, dan bahkan langsung memilih anggota Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) dan Satuan Pelaksana (Satlak) program Pamsimas..

Antusiasme masyarakat khususnya warga Dusun Kenore sangat tinggi untuk mewujudkan Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (SPAMS) di desa  mengingat pentingnya air minum bagi kehidupan sehari-hari.  Dalam kegiatan musyawarah disepakati pelaksanaan program Pamsimas dilakukan secara gotong royong dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat baik  laki-laki maupun perempuan.  Tidak ada satupun warga yang menolak kesepakatan tersebut, kalau toh ada yang menolak akan mendapatkan sangsi dari anggota masyarakat lainnya.  Musyawarah warga langsung menyusun dan menyepakati jadwal kegiatan gotong royong dengan mentargetkan waktu penyelesaian pekerjaan tidak lebih dari 120 hari kalender sebagaimana yang disepakati KKM dengan pihak pemerintah yang tertuang dalam Perjanjian Kesepakatan Kerja (PKS).

Sebagaimana dituturkan Adrianus, Kepala Desa Lubuk Tajau, masyarakat di desanya masih menjunjung tinggi nilai-nilai gotong royong, sehingga kegiatan swakelola yang dilakukan secara gotong royong mendapat dukungan penuh warga, misalnya dalam program PNPM dan Wahana Visi Indonesia (WVI), termasuk untuk program Pamsimas.  Masyarakat mendukung penuh kegiatan gotong royong karena hasil kegiatan nanti manfaatnya sepenuhnya untuk masyarakat.

Proses pembangunan Pamsimas diawali dengan kearifan lokal dengan melakukan upacara adat, berdoa memohon untuk kelancaran selama pelaksanaan kegiatan;  masyarakat menyebutnya  ‘Berimah.’   Dengan telah diadakannya adat istiadat ‘Berimah’ maka pelaksanaan kegiatan sudah dapat dimulai.

Laki-laki dan perempuan terlibat bersama-sama dalam kegiatan sesuai jadwal dan tugas masing-masing yang telah disepakati dalam musyawarah.  Tak satupun anggota masyarakat yang tidak ikut dalam kegiatan terkecuali anak-anak yang memang tidak dilibatkan.  KKM dan Satlak program Pamsimas terlebih dulu mendapatkan pembekalan berupa pelatihan teknis dan administrasi keuangan dari Tim Fasilitator Masyarakat, agar dalam pelaksanaan Rencana Kerja Masyarakat (RKM) yang telah disusun sebelumnya dapat berjalan dengan baik.

Emilianus Osu, Kepala Dusun Kenore yang merupakan tokoh masyarakat setempat menuturkan, warganya memegang erat nilai-nilai gotong royong dan akan terus dipertahankan ke generasi berikutnya.  Ditambahkannya, melalui gotong royong akan tercipta rasa memiliki yang sama, dengan demikian tidak ada rasa paling memiliki dan saling iri. Hal ini terlihat nyata dalam pelaksanaan kegiatan Pamsimas dimana seluruh elemen masyarakat berpartisipasi secara aktif.

Dengan dukungan penuh warga masyarakat, Tim Fasilitator Masyarakat Pamsimas  antusias dalam melaksanakan tugas pendampingan kepada desa/masyarakat, bahkan mereka terlibat langsung dalam pelaksanaan pembangunan/konstruksi sarana air minum dan sanitasi.

Pembangunan SPAMS dimulai dengan membangun intake dan dilanjutkan dengan pekerjaan perpipaan.  Masyarakat secara bersama-sama  mengangkut material bangunan ke lokasi pembangunan intake dan menggotong pipa secara bersama-sama menuju ke lokasi/jalur yang telah ditentukan. Satu per satu pipa transmisi dan pipa distribusi diangkut secara bergotong royong.  Masyarakat membuat kelompok kerja untuk membagi kegiatan, sebagian masyarakat mengangkut pipa dan sebagian lainnya melakukan penggalian jalur pipa, dan sebagian lagi menimbun galian jalur pipa.

Pembangunan konstruksi ditargetkan selesai sebelum ‘Gawai’ atau pesta panen yang merupakan kegiatan tahunan desa setempat dan bahkan telah menjadi tradisi masyarakat di seluruh wilayah Kabupaten Sekadau.

Saat ini pembangunan intake telah mencapai 100% dan bahkan telah dilakukan uji-fungsi intake saat pihak Balai Prasarana Permukiman Wilayah (Balai PPW) Provinsi Kalimantan Barat melakukan monitoring ke desa tersebut.   Untuk pekerjaan pepipaan (penggalian, penanaman, penimbunan pipa) telah mencapai 50%.  Bila tidak ada hambatan dan rintangan, maka seluruh pekerjaan Pamsimas dapat diselesaikan bulan Mei 2021 sesuai jadwal kerja yang disepakati masyarakat. (Supriyanto-FS Sekadau/Hartono Karyatin-Media Sp PAMSIMAS).