Tulang Bawang Barat, Lampung – Desa Lesung Bakti Jaya di Kecamatan Lambu Kibang termasuk salah satu desa di Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung yang masih sulit mengakses air bersih.  Saat musim kemarau datang warga lebih sulit lagi mendapatkan air karena sumur milik warga mengalami kekeringan.

Masuknya program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) tahun 2017 disambut antusias oleh warga setempat.  Warga masyarakat yang sebagian besar merupakan petani terlihat aktif dalam gotong royong untuk mewujudkan sistem penyediaan air minum (SPAM) desa, tidak terkecuali kaum perempuan.  Kini, SPAM desa yang dibangun secara gotong royong tersebut sudah dapat dinikmati sehingga warga tidak lagi mengalami kesulitan air saat kemarau tiba.

Berkat pengelolaan sarana Pamsimas yang dilakukan secara baik, pada tahun 2019 Desa Lesung Bakti diganjar dengan program Hibah Insentif Desa (HID) untuk meningkatkan pelayanan air minum.  Tidak sedikit warga masyarakat yang antusias mengajukan sambungan rumah (SR) karena melihat kemanfaatannya.

Peran kaum perempuan sering dikonotasikan dengan urusan dapur, seperti mengatur menu, belanja, memasak, mencuci, dan lain-lain.  Kaum perempuan jarang dilibatkan dalam kegiatan diluar urusan dapur, seolah perannya diabaikan.  Namun dalam pembangunan kekinian, kesetaraan gender (peran perempuan) harus diaplikasikan dalam tatanan masyarakat dan berbagai aktivitas lainnya. Kesetaraan gender yang dimaksud adalah sebagai pandangan kultural adanya kesamaan kesempatan untuk terlibat dalam pembangunan maupun kesempatan bekerja.

Dalam kerangka perjuangan menegakkan kesetaraan gender, Program Pamsimas memberikan peluang dan kesempatan kelompok perempuan terlibat dalam seluruh tahapan kegiatan, mulai dari perencanaan, mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan, dan bahkan duduk dalam kepengurusan kelembagaan yang dibentuk masyarakat.  Kaum perempuan diharapkan mampu memanfaatkan peluang untuk ambil bagian dalam upaya memajukan tiyuh (Desa, RED) di Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Namun dalam praktiknya, terdapat berbagai kendala dalam partisipasi rembug warga, mereka terkadang malu untuk mengeluarkan suara dalam pengambilan keputusan. Kendala lainnya adalah kehadiran perempuan dalam rembug tiyuh masih sangat minim. Namun dalam pelaksanaan program HID tahun 2019, setidaknya sekitar 40% perempuan hadir dan ikut berpartisipasi dalam pekerjaan fisik seperti penggalian pipa distribusi.  Kaum perempuan yang terlibat dalam gotong royong tersebut berusia antara 30-40 tahun. Sebagian besar dari mereka dalam kesehariannya merupakan petani. Sebelum kegiatan gotong royong, kelompok perempuan ini dibekali pengetahuan akan pentingnya patisipasi perempuan dalam pembangunan desa, pemahaman potensi kepemimpinan perempuan, sampai dalam pengambilan keputusan dalam Program Pamsimas.

Masyarakat Tiyuh Lesung Bakti Jaya khususnya kaum perempuan sangat mengapresiasi pelaksanaan Program Pamsimas.   Melalui kegiatan Pamsimas, warga dapat lebih mengenali permasalahan yang ada serta menambah pengetahuan khususnya kaum perempuan.  Dalam semua tahapan kegiatan Pamsimas, mulai dari perencanaan, pelatihan, pelaksanaan kegiatan;  perempuan turut ambil bagian dalam kegiatan, termasuk dalam struktur kepengurusan kelembagaan masyarakat.  Aktifasi kelompok perempuan dalam pembangunan di desa diharapkan dapat menggerakan partisipasi seluruh masyarakat  agar menjadi berdaya untuk bersama-sama membangun Tiyuh Lesung Bakti Jaya ke arah yang lebih baik. (Yendra Sakay-DC Tulang Bawang Barat/Mardinsyah-CDCB Lampung/Hartono)