Morowali, Sulawesi Tengah – Kepedulian terhadap perilaku hidup bersih dan sehat kembali dibuktikan di Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah, yang dilaksanakan atas inisiatif Dinas Kesehatan Kabupaten bertetapan dengan peringatan Hari CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) se-Dunia, Selasa (15/10).

Acara demo CTPS diperagakan oleh siswa-siswi SDN 2 Bungku, bersama guru PKM Bungku, dan Staf Dinas Kesehatan Kabupaten Morowali, juga dihadiri Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Morowali dan staf Puskesmas setempat yang bertanggung jawab di wilayah kerja Puskesmas Bungku.

Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Morowali Sitti Maghfirah, SKM dalam sambutannya menyampaikan, salah satu perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah cuci tangan pakai sabun (CTPS), yang merupakan perilaku hidup sehat yang sangat efektif untuk mencegah penyebaran penyakit menular seperti diare, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), dan flu burung. Data WHO memperkirakan bahwa infeksi diare mengancam kehidupan 1,87 juta anak balita setiap tahun di seluruh dunia dan menempatkan penyakit diare sebagai penyebab kematian bayi dan balita kedua terbanyak setelah pneumonia.

Di Indonesia, WHO memperkirakan, sekitar 31.200 anak balita meninggal setiap tahun karena penyakit ini. Setiap tahun, lebih dari 31.000 anak-anak di Indonesia tidak dapat merayakan ulang tahun kelima mereka, karena penyakit yang sebenarnya dapat kita cegah dengan perilaku sederhana, cuci tangan pakai sabun.

CTPS dengan benar pada lima waktu penting dapat mengurangi hampir setengah (±50%) kasus kejadian diare dan seperempat ( ± 25% ) kasus infeksi pernafasan (termasuk pneumonia). Perilaku ini juga mengurangi risiko penyakit lainnya, seperti penyakit mata dan infeksi kulit. CTPS jelas merupakan cara yang paling efektif dan murah untuk pencegahan, namun banyak orang tidak mempraktekkannya.

Ada lima waktu penting untuk membiasakan diri melakukan CTPS, yaitu : (i) sabun sebelum makan, (ii) sebelum menyiapkan makanan, (iii) setelah buang air besar, (iv) setelah menceboki bayi atau anak, dan (v) setelah memegang unggas/hewan.

Selain lima waktu kritis tersebut, ada beberapa waktu lain yang juga penting dan harus dilakukan cuci tangan pakai sabun, yaitu: (i) sebelum menyusui bayi, (ii) setelah batuk/bersin dan membersihkan hidung, (iii) setelah membersihkan sampah, (iv) setelah bermain di tanah atau lantai (terutama bagi anak-anak)

Perilaku CTPS merupakan salah satu upaya yang efektif sebagai pemutus mata rantai penularan/penyebaran penyakit infeksi disebabkan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk.

Untuk menjaga kesinambungan dan masyarakat dapat membudayakan serta menerapkan CTPS, tahun depan Dinas Kesehatan Kabupaten Morowali berencana melaksanakan demo CTPS di seluruh Puskesmas dan sekolah di Kabupaten Morowali yang dilakukan bertepatan dengan peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun se-Dunia.

Ide tersebut akan sangat bermanfaat jika dibarengi dengan ketersediaan sarana CTPS di sekolah secara permanen sehingga anak sekolah dapat menerapkan CTPS secara rutin dan dapat mengajak masyarakat di sekitarnya untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Program Pamsimas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) sangat mendukung penerapan PHBS dengan membangun sarana CTPS di sekolah di lokasi desa sasaran Pamsimas. (Hamiluddin, SKM-TA STBM Sulteng/Hartono Karyatin-Media Sp PAMSIMAS).