Banjarmasin, KalselSetelah melaksankan dua rangkaian kegiatan FGD dan Workshop, Pengelola Program Pamsimas Ditjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Trasmigrasi (Kemendesa, PDT dan Transmigrasi) menggelar kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Model Kolaborasi Pelayanan Air Minum dan Sanitasi Berkelanjutan di Banjarmasin pada tanggal 01-03 Oktober 2020.

Bimtek dibuka secara resmi Direktur Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna (PSDA-TTG) Kemendesa, PDT dan Transmigrasi yang diwakili Kepala Sub Direktorat Sumber Daya Hutan, Pertanian dan Pertambangan, Srining Pratiwi, sekaligus merupakan Wakil Ketua CPMU Pamsimas Ditjen PPMD, Kamis (01/10/2020).

Srining Pratiwi dalam arahannya menegaskan, pelaksanaan kegiatan di masa pandemi COVID-19 harus tertib menerapkan protokol kesehatan. Ia mengingatkan, semua yang terlibat baik narasumber, moderator, fasilitator, panitia dan peserta, diminta menyerahkan hasil rapid test. Selama Bimtek berjalan, semua yang terlibat dalam kegiatan wajib menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) seperti masker dan menjaga jarak (physical distancing), setiap bangku hanya boleh diduduki satu orang saja dari kapasitas 3 orang.

Pada hari kedua pelaksanaan Bimtek dihadiri Direktur PSDA-TTG Kemendesa, PDT dan Transmigrasi, Leroy Samy Uguy. Dalam arahannya, laki-laki putra Sulawesi Utara yang akrab disapa Samy mengingatkan, masalah air minum dan sanitasi tidak hanya menjadi issue desa namun telah menjadi issue internasional. Dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), issue air minum-sanitasi masuk pada tujuan ke-6. Dalam ‘SDGs Desa’ di Indonesia, issue tersebut dimasukkan pada tujuan ketiga: Desa Peduli Kesehatan, yaitu desa layak air bersih dan sanitasi.

Samy menyampaikan, ‘SDGs Desa’ termuat dalam Peraturan Menteri Desa, PDT dan Trasmigrasi No. 13 Tahun 2020 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun Anggaran 2021. Melalui program Pamsimas diharapkan masyarakat yang tergabung dalam KPSPAMS (Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi) dapat membantu pemerintah desa dalam pencapian SDGs Desa ke-3: Desa Peduli Kesehatan.

Melalui Bimtek, Samy berharap, KPSPAMS bersama pemerintahan desa dapat melakukan uji coba rancangan model kolaborasi yang sudah disusun oleh Tim Pamsimas Ditjen PPMD melalui FGD dan workshop sebelumnya. Samy berharap ada masukan dan perbaikan dari pelaku uji coba sebagai bahan finalisasi dalam penyusunan Panduan Model Kolaborasi Pelayanan Air Minum dan Sanitasi Berkelanjutan.

Narasumber lainnya, Kasi Pembangunan Sarana Prasarana Kawasan Perdesaan dari Dinas PMD Provinsi Kalimantan Selatan, Ardiadi menegaskan, mendukung percepatan akses air minum dan sanitasi Provinsi Kalsel melalui Program Satu Wasaka (Sanitasi dan Air Minum Tutas Waja Sampai Kaputing). Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan mengalokasikan APBD untuk Hibah Pembangunan Air Minum bagi desa yang mengajukan proposal melalui program Hibah Bantuan Barang Pembangunan Sarana dan Prasarana Perdesaan.

Bimtek diikuti sekitar 30 orang peserta dari unsur Dinas PMD Provinsi Kalimatan Tengah dan Kalimatan Selatan, Dinas PMD Kabupaten Kapuas, PMD kabupaten Barito Kuala dan Barito Selatan, dan Tenaga Ahli TTG dari P3MD kabupaten lokasi Bimtek, serta 6 desa terpilih (Desa Budi Mufakat, Warga Mulya, Danau Bambore, Pantai Hambawang, Karang Indah, dan Desa Jejangkit Timur).

Di 6 desa yang menjadi lokasi sasaran Bimtek akan dilakukan uji coba rancangan model kolaborasi dengan BUM Desa; di 5 desa menggunakan model kolaborasi melalui CSR, dan 1 desa lainnya menggunakan tiga uji coba sekaligus (BUM Desa, CSR dan Lembaga Keuangan).

Rendahnya minat KPSPAMS untuk memanfaatkan pembiayaan dari lembaga keuangan (kredit mikro) untuk pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), menjadi salah satu topik diskusi yang menarik dalam forum Bimtek. Ketua KPSPAMS ‘Amanah’ Desa Karang Indah menuturkan, sudah sering BPR (Bank Perkreditan Rakyat) Kabupaten Barito Kuala menawarkan kredit air bersih, namun belum direspon secara positip oleh pengurus KPSPAMS. Mereka belum berani mengajukan pinjaman karena kawatir jumlah iuran yang masuk tidak mencukupi untuk mengembalikan pinjaman (membayar angsuran) mengingat tingginya biaya operasional pengolahan air.

Alasan lainnya, tidak tertarik berhutang karena pengurus tidak mau direpotkan bila terjadi gagal bayar angsuran. Sebagian lainnya menganggap riba, dan alasan lainnya seperti kewajiban menyediaan agunan.

Alasan lain disampaikan Siti Napisah dari KPSPAMS Jejangkit Timur. Ia merasa perlu dukungan pembiayaan dari lembaga keuangan untuk membeli mobil pick up guna mengangkut bahan-bahan pengolah air ke beberapa instalasi pengolahan air, yang selama ini dilakukan dengan menyewa mobil.

Keinginan KPSPAMS Jejangkit Timur direspon Endang Sri Rejeki, fasilitator Bimtek berkoordinasi dengan FMS ROMS Pamsimas Kalimantan Selatan. Untuk itu akan dilakukan peninjauan ulang hasil pemetaan potensi akses kredit mikro pada KPSPAMS Jejangkit Timur dan pemetaan lembaga keuangan di Kabupaten Barito Kuala yang telah dilakukan oleh para Pendamping Pamsimas. Hal ini dibutuhkan sebagai data awal uji coba model kolaborasi pengembangan layanan air minum dan sanitasi berkelanjutan dengan lembaga keuangan.

Pada akhir Bimtek disampaikan tahapan kegiatan uji coba. Tiga model kolaborasi akan dilakukan uji coba selama dua bulan. Selama uji coba berlangsung akan dilakukan monitoring dan evaluasi oleh peserta dari unsur Dinas PMD Provinsi, PMD Kabupaten dan TA TTG-P3MD.

Kegiatan Bimtek ditutup secara resmi oleh Wakil Ketua CPMU Pamsimas Ditjen PPMD, Sabtu (03/10/2020). Srining dari Kemedesa, PDT dan Transmigrasi menyampaikan terimakasih kepada peserta yang telah menunjukkan komitmen dengan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan Bimtek dengan serius dan tertib menerapkan protokol kesehatan, “Kami mengharapkan kerjasama dan masukannya bagi pengurus KPSPAMS selama melaksanakan uji coba rancangan Model Kolaborasi ini, yang nantinya hasil uji coba akan di Lokakarya-kan/Workshop-kan untuk finalisasi Panduan,” pungkas Srining sekaligus mengakhiri kegiatan Bimtek yang telah berlangsung selama tiga hari.

Bimtek selanjutnya akan dilaksanakan di sekitar Kota Solo Jawa Tengah dan Jambi, tentunya dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan. (Endang Sri Rejeki-NMC/Hartono).