Aceh Tamiang, Aceh – Buket Panjang Sa Kecamatan Manyak Payed Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh merupakan desa penerima program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) Tahun Anggaran 2019. Desa berada dalam kawasan perkebunan lahan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) 1  Langsa yang sebagian wilayahnya akan dilepaskan Hak Guna Usaha (HGU) untuk pembangunan desa tersebut.   Desa dapat dicapai dari Ibukota Kabupaten Aceh Tamiang lewat jalan darat dengan waktu tempuh sekitar 30 menit.

Warga Buket Panjang Sa sudah sangat lama mendambakan akses air bersih.  “Untuk mencukupi kebutuhan air bersih untuk memasak, makan, minum dan keperluan lainnya warga harus membeli air dengan pengeluaran per bulannya sekitar Rp 200.000,” ucap Nurivani, SPd, Datuk Penghulu (Kepala Desa, RED) Bukit Panjang Sa.

Warga merasa senang dan bahagia, kini air Pamsimas telah mengaliri rumah-rumah penduduk.  Kini air bersih sudah mereka dapatkan langsung ke rumah masing-masing, tidak perlu mengangkut air dari sumur ataupun membeli air.  Seluruh rumah sudah terakses dengan air Pamsimas melalui sambungan rumah (SR) yang dilengkapi meteran air;  seluruhnya ada 64 SR.  “100% masyarakat Bukit Panjang Sa sudah akses air bersih yang layak,” tutur Nurivani.

Melalui program Pamsimas dibangun satu unit sumur bor sebagai sumber air baku.  “Volume debit air yang keluar dari sumur bor sekitar 1,5 liter/detik, itu telah cukup melanyani kebutuhan air minum seluruh warga,” terang Datuk Penghulu, seorang pemimpin perempuan di kampung tersebut.

Agar sarana yang dibangun berkembang dan mendapatkan perhatian pemerintah desa sehingga dapat memberikan kesejahteraan yang seluas-luasnya kepada  warga kampung, pemerintah desa membuat kebijakan untuk menjadikan KPSPAMS ‘Tirta Makmur’ sebagai unit usaha air bersih dibawah BUMDES ’Tunas Baru’ Desa Bukit Panjang Sa.

“Kita masukkan KPSPAMS ‘Tirta Makmur’ sebagai bagian dari BUMDES ‘Tunas Baru’  agar bisa menguatkan kinerja KPSPAMS  dari segi permodalan dan regulasi,” ucap  Datuk Penghulu memberi alasan.

Feriadi, Ketua KPSPAMS ‘Tirta Makmur’ menyampaikan terima kasih kepada pemerintah desa yang telah memberi perhatian untuk memperkuat kelembagaan KPSPAMS dalam melayani kebutuhan air minum warga.

Alhamdulillah, dengan hadirnya Pamsimas di Desa Bukit Panjang Sa sangat membantu masyarakat.   Warga masyarakat yang tadinya harus mengeluarkan biaya untuk membeli air seharga Rp 200.000 per bulan, kini hanya mengeluarkan biaya tidak sampai Rp 100.000 untuk kebutuhan air,” ucap Feriadi.   Air Pamsimas juga sangat layak untuk dikonsumsi, tentunya setelah dimasak lebih dulu.

Feriadi menuturkan, setiap bulannya KPSPAMS mampu mengumpulkan uang hasil iuran sebesar Rp Rp 2.083.000.  Pendapatan kotor tersebut setelah dikurangi biaya operasional Rp 1.335.000 per bulan masih menyisakan Rp 748.000 setiap bulan yang dapat dikunakan sebagai dana cadangan untuk mengganti kerusakanan sarana atau untuk pengembangkan sarana.

Selama semester pertama tahun 2020 terkumpul iuran sebesar Rp 9.185.000.  Dengan total pengeluaran untuk biaya biaya operasional selama enam bulan  sebesar Rp 5.977.000, masih ada saldo di Bendahara KPSPAMS sebesar Rp 3.208.000 per 23 Juni 2020.  Hal ini bisa menjadi potensi pendapatan bagi desa.

Fasilitator masyarakat bersama tenaga sanitarian/puskesmas secara aktif mengedukasi masyarakat untuk membiasakan diri dengan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), termasuk membiasakan diri dengan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS).  Rajin melakukan CTPS diyakini dapat memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Kampung Bukit Panjang Sa sudah dinyatakan bebas dari buang air besar sembarangan (SBS) atau Open Defecation Free (ODF).

Ricky Ariansyah, DC Aceh Tamiang menuturkan,  beberapa waktu lalu Desa Bukit Panjang Sa dikunjungi Ketua DPRK Aceh Tamiang  Suprianto, ST beserta Tim Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tamiang.   Ketua DPRK dan anggota dewan menyampaikan terima kasih atas hadirnya program Pamsimas di Kabupaten Aceh Tamiang.

Pamsimas telah membantu Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tamiang dalam menyediakan layanan dasar terutama di desa yang belum menjadi prioritas program PDAM setempat.  “Semoga program ini tetap dapat melayani air minum warga perdesaan yang tidak terlayani PDAM, seraya berpesan agar masyarakat menjaga aset yang telah dibangun sehingga dapat berkembang untuk kemakmuran masyarakat,” tambah Suprianto.

Wiendra Perdana, SKM, Koordinator Pamsimas Provinsi Aceh berharap KPSPAMS bisa menggali potensi untuk mendatangkan nilai ekonomi lebih yang bersumber dari air Pamsimas, dengan  target melebihi cost recovery agar sarana dapat berkembang dan berkelanjutanIa berharap pemerintah kabupaten memberikan dukungan kepada KPSPAMS untuk kelangsungan KPSPAMS sehingga memberikan manfaat secara optimal bagi warga secara berkelanjutan.  (Ricky Ardiansyah, SE, MMDC Aceh Tamiang/Bahagia Ishak, ST, MT- Co PC Prov Aceh/Hartono).