Perempuan Tangguh Bilapora Barat: Pilar Kuat dalam Kegiatan Pamsimas

Pembelajaran Partisipasi Perempuan di Kegiatan Pamsimas pada Desa Bilapora Barat, Kecamatan Ganding, Sumenep, Jawa Timur
Kegiatan Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (Pamsimas) terus dikembangkan sebagai salah satu pilar utama kebijakan akses air bersih di Indonesia. Namun, partisipasi perempuan dalam kegiatan ini masih menunjukkan dinamika yang beragam antara harapan inklusivitas dan realita di lapangan.
Pengalaman dna pembelajatran menunjukkan bahwa peran perempuan dalam Kegiatan Pamsimas masih terus ditingkatkian. Kendati sebagian perempuan telah aktif dalam norma patriarki dan keterbatasan waktu menjadi hambatan utama. Namun demikian, keterlibatan mereka sebagai pengguna utama air, memperlihatkan potensi besar bagi pembangunan desa yang inklusif dan berkelanjutan. Dalam semangat bersama mewujudkan akses air minum yang layak, perempuan-perempuan tangguh di desa menunjukkan peran luar biasa dalam mensukseskan kegiatan penyediaan air minum yang digagas oleh pemerintah pusat, kabupaten, desa dan masyarakat.
Salah satunya terjadi di Desa Bilapora Barat. Desa yang berlokasi di Kecamatan Gading, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur merupakan salah satu lokasi sasaran Kegiatan Pamsimas TA 2025 di Kabupaten Sumenep. Pada kabupaten Sumenep terdapat tiga lokasi sasaran Kegiatan Pamsimas TA 2025. Desa Bilapora dihuni oleh 431 KK, 1316 jiwa dengan 687 jiwa diantaranya adalah perempuan.
Desa Billapora Barat merupakan desa yang terletak di Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur. Desa Billapora Barat terletak di batas wilayah desa sebelah barat berbatasan dengan Desa Lenteng Barat Kecamatan Lenteng, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Karduluk Kecamatan Pragaan sebelah barat berbatasan dengan Desa Telaga dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Billapora Timur. Luas wilayah Desa Billapora Barat yaitu 2,83 km2 yang terdiri dari 4 dusun, 9 rt, dan 4 rw. 4 dusun ini tersebut adalah Dusun Daja Songai, Dusun Laok Songai, Dusun Durbugan dan Dusun Opelan. Sebagian besar penduduk desa bermatapencaharian sebagai petani tanaman pangan/sawah. Selebihnya bekerja atau memiliki usaha di sektor Perkebunan, peternakan, industri kecil serta usaha warung.
Secara prinsip, Pamsimas dirancang untuk melibatkan seluruh lapisan masyarakat termasuk perempuan, laki-laki, kaya miskin dengan pendekatan demand responsive. Masyarakat diberdayakan untuk terlibat aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, hingga pemeliharaan sarana air minum yang telah terbangun.
Perempuan-perempuan Desa Bilapora Barat kini menjadi motor utama dalam tahapan kegiatan mulai dari kegiatan Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi (IMAS), Promosi Kesehatan (Promkes), Kegiatan Pelatihan Tingkat Masyarakat, hingga mendukung pada saat pekerjaan konstruksi sarana air minum. Peran mereka menyinari upaya inklusif dan berkelanjutan demi kesejahteraan desa.
Sejak awal proses IMAS, perempuan desa mengambil peran aktif sebagai pendata dan pengumpul informasi. Mereka membantu Fasilitator Masyarakat dan Kelompok Masyarakat/Pokmas dalam mengidentifikasi keluarga prasejahtera, rentan stunting, dan pemetaan kebutuhan rumah tangga. Keterlibatan ini memastikan data yang akurat dan penuh keadilan, sekaligus memperkuat kepercayaan warga terhadap hasil pemetaan sosial.
Perempuan desa menjadi ujung tombak keberhasilan promkes di tingkat lokal. Mereka aktif menyelenggarakan penyuluhan prilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga (PAMRT), Hemat Air, imunisasi, serta kampanye pencegahan stunting di posyandu dan pertemuan RT/RW. Keberadaan mereka di garda terdepan mendorong pertumbuhan kesadaran kesehatan keluarga, terutama ibu hamil dan balita.
Melalui berbagai pelatihan, mulai Pelatihan Teknik Konstruksi SAM, hingga Pelatihan Administrasi dan Pembukuan Pokmas, perempuan desa meningkatkan kapasitas dan keahlian kritis. Banyak dari mereka kini terlibat dalam pengelolaan jaringan air desa, administrasi kelompok, dan menjembatani komunikasi antara pemerintah desa dengan masyarakat.
Dalam tahap pembangunan akses air minum seperti pemasangan pipa distribusi, pembangunan tandon, dan pemasangan sambungan rumah, perempuan bukan hanya menjadi penerima manfaat. Mereka terlibat dalam pengawasan, pemeliharaan, serta edukasi pemanfaatan air. Kontribusi mereka menjadikan pembangunan lebih berkelanjutan dan tepat guna.
Model dan intensi kegiatan mendukung inklusi gender melalui partisipasi komunitas. Tahun 2025 menjadi momentum penting untuk merancang intervensi yang lebih responsif gender. Harapannya, desa lokasi sasaran memperhatikan keberpihakan terhadap perempuan dalam setiap tahap perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. (Imam Sibawaih Hamdilah/Fasilitator Masyarakat Kegiatan Pamsimas TA 2025, Kab. Sumenep, Jawa Timur/September 2025)
Bagikan tulisan ini
Ikuti kami di media sosial
Apakah Anda memiliki tulisan berita, artikel, atau cerita menarik terkait Program Pamsimas yang ingin dibagikan kepada masyarakat luas? Anda bisa mengirimkannya melalui email site.pamsimas@gmail.com
Tulisan terkini
October 9, 2025
September 26, 2025
September 22, 2025
September 18, 2025