Ciamis, Jawa Barat – Minimnya air bersih dan sanitasi di Desa Cintanagara Kecamatan Jatinagara Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat menjadi suatu masalah yang perlu segera dipecahkan.  Kaum perempuan menjadi kelompok yang paling berkepentingan dalam hal air bersih dan sanitasi, sebab mereka paling dekat dengan dua urusan tersebut baik sebagai pengguna maupun penerima manfaat.

Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) yang diinisiasi pemerintah pusat sejak tahun 2008, menjadi salah satu solusi.   Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses layanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat di wilayah perdesaan dan pinggiran kota secara berkelanjutan.

Salah satu pendekatan dalam pelaksanaan program Pamsimas yaitu berbasis masyarakat, yang menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama dan penanggung jawab kegiatan.  Dibutuhkan partisipasi seluruh lapisan masyarakat dari berbagai strata sosial, baik kelompok kaya, menengah, maupun miskin, termasuk melibatkan kelompok laki-laki dan perempuan secara aktif pada seluruh tahapan kegiatan Pamsimas.

Menyadari betapa pentingnya kebutuhan akan adanya air bersih dimana kelompok perempuan yang paling banyak memanfaatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari/rumah tangga.  Dalam kondisi bagaimanapun kaum perempuan tetap berjuang untuk mendapatkan air.  Kondisi ini memposisikan perempuan menjadi pihak yang paling menyadari dampak buruk kuantitas dan kualitas air untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.   Untuk itu diperlukan pelibatan kelompok perempuan secara aktif dalam urusan air, dan ini menjadi salah satu kunci keberhasilan program.  Atas dasar itulah, perempuan di Desa Cintanagara mengambil peran aktif dan terlibat dalam seluruh tahapan kegiatan/program Pamsimas.   Demi terwujudnya dan berjalannya program Pamsimas, perempuan tidak mau tinggal diam untuk tetap berpartisipasi dalam seluruh tahapan kegiatan. 

Perempuan pada program Pamsimas ditempatkan sama seperti masyarakat lainnya serta memiliki  kesempatan yang sama untuk terlibat dalam pelaksanaan kegiatan.  Program Pamsimas memberdayakan kaum perempuan sehingga tetap bisa berkarya dan beraktivitas, termasuk berpartisipasi menyumbangkan pikiran dengan ide dan gagasan serta tenaga dalam pelaksanaan program.  Semua itu telah ditunjukkan kaum perempuan di Desa Cintanagara dalam pelaksanaan program Pamsimas tahun 2020 lalu.

Alhamdulillah …….. Desa Cintanagara bisa mendapatakan program Pamsimas.  Untuk mendukung kesinambungan program dan keberlanjutan pelayanan air minum, Sanitarian bersama Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM), Satlak dan Kader Kesehatan  di desa terus melakukan monitoring dan evaluasi terkait dengan kebiasaan masyarakat dalam Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS). 

Endang Herdiana selaku Koordinator KKM ‘Cikendi Jaya’ Desa Cintanagara mengatakan, jauh sebelum adanya program Pamsimas, untuk mendapatkan air bersih masyarakat harus mengambilnya dari sumber mata air yang jaraknya sangat jauh, itupun debit airnya kecil dengan  sumber air  tidak terlindungi, sehingga ketika musim hujan airnya keruh.  Untuk mendapatkan air tersebut warga masyarakat harus melewati jalan terjal dan mendaki mengingat Desa Cintanagara berada pada daerah ketinggian.  Bersyukurlah program Pamsimas dapat diselesaikan dan sarana sudah dapat dimanfaatkan sehingga warga masyarakat tidak perlu lagi mengambil air yang jauh. 

Abdul Dayat, Ketua Satlak Desa Cintanagara menjelaskan, pada pelaksanaan pembangunan program Pamsimas, antusias masyarakat dalam berpartisipasi sangat tinggi; dimulai dari persiapan, perencanaan hingga dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan.  Laki-laki dan kaum perempuan ikut terlibat dalam pelaksanaan pembangunan sejumlah sarana air minum.  Sejumlah kaum perempuan terlihat ikut berjajar dan berbaris diantara kaum laki-laki membawa adukan material secara estafeta dalam pembangunan bak penampung air.   Berkat kompak dan guyup-nya warga masyarakat ini  pembangunan program Pamsimas dapat diselesaikan tepat waktu dan tepat sasaran.  

Koordinator KKM ‘Cikendi Jaya’ menjelaskan secara rinci sarana yang dibangun, terdiri dari sumur bor, bangunan bak penampung air,  rumah panel, jamban dan Sarana Cuci Tangan (SCT) di sekolah dan SCT di tempat umum, dan jaringan perpipaan PVC.  Selain kegiatan fisik, juga dilakukan kegiatan non-fisik berupa pelatihan pra-pasca konstruksi, kegiatan PHBS di masyarakat dan di sekolah.  Pembangunan fisik dan non-fisik tersebut didanai dari BLM-APBN sebesar Rp 252 juta, APBDes  sebesar Rp. 36 juta, dan Rp 72 juta merupakan swadaya masyarakat berbentuk uang tunai dan tenaga kerja/gotong royong.

Untuk pengelolaan sarana demi keberlanjutan dan keberlangsungan pelayanan air minum di Desa Cintanagara, masyarakat membentuk Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi – KPSPAMS ‘Cikendi Jaya.’  Saat dilakukan uji-fungsi sudah ada sambungan rumah (SR) sebanyak 60 unit sesuai  target dalam RKM (Rencana Kerja Masyarakat).  Saat ini KPSPAMS mengelola 85 SR untuk  melayani 99 Kepala Keluarga (KK), dan masih ada sejumlah warga yang telah mendaftar menunggu giliran tersambung SR. 

Kini masyarakat Desa Cintanagara sudah dapat tersenyum lega, air yang dirindukan telah mengalir ke rumah-rumah warga melalui sejumlah sambungan rumah sehingga warga tidak perlu lagi bersusah-payah mendapatkan air untuk mencukui kebutuhan sehari-hari. (Arinda RahmawatiFM CD Ciamis/Hartono Karyatin-Media Sp PAMSIMAS).