Tangsel, Banten – Ketua CPMU Program Pamsimas Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Novi Rindani membuka acara  Training of Trainer (TOT) Peningkatan Kapasitas Pelaku Program untuk Keberlanjutan Program Pamsimas  Tahun Anggaran 2021 Regional I yang dilaksanakan di Serpong Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten, Senin (08/03/2021).

TOT ini merupakan bagian dari strategi untuk menuntaskan target percapaian kinerja program Pamsimas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) untuk pemenuhan akses di sekitar 24 juta jiwa penerima manfaat akses air minum di 29 ribuan lebih desa sasaran Pamsimas sampai akhir tahun 2021.

Kegiatan ToT Regional I ini diikuti sekitar 50-an peserta dari 10 ROMS Pamsimas Provinsi se- Sumatera, yang terdiri dari unsur Co PC, TA CDCB, TA WSS, TA FMS, TA STBM, dan TA LG.  TOT akan dilaksanakan selama empat  hari dimulai hari ini sampai dengan 11 Maret 2021.  Setelah TOT Regional I, akan segera menyusul kegiatan TOT untuk Regional II dan III dalam waktu dekat ini.

Sebagaimana dilaporkan Ketua Panitia Penyelenggara Currotu Ainy yang juga menjabat sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembinaan Manjemen II Satuan Kerja Direktorat Air Minum Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesamaan pemahaman tentang materi kegiatan peningkatan kapasitas bagi DC, Co DC/DFMA dan Fasilitator untuk keberlanjutan program.

Dalam arahannya Novi menegaskan,  berdasarkan data SIM Pamsimas (31/12/2020) menunjukkan dari 16 KPI (Key Performance Indicator) yang menjadi tolok ukur capaian program Pamsimas  terdapat 3 KPI yang belum mencapai target.  Ketiga KPI yang belum tercapai tersebut akan dikejar pencapaiannya sampai akhir tahun 2021 saat closing program Pamsimas.

Adapun KPI yang belum mencapai target yaitu KPI 1 terkait jumlah jiwa yang dapat mengakses air minum yang layak secara berkelanjutan, baru tercapai 20,8 juta jiwa dari target 22,1 juta jiwa (gap sebesar 1.278.900).  Untuk KPI 3 yaitu persentase desa dengan sistem penyediaan air bersih (SPAM) yang dikelola dan dibiayai secara efektif (SPAM yang layak dan berfungsi), dari target 90% baru tercapai 85,70%, masih ada gap sebesar 4,30%.

Novi mengingatkan kepada seluruh peserta, untuk KPI 15 yaitu persentase target sekolah dengan fasilitas sanitasi yang layak dan menerapkan PHBS, masih perlu untuk ditingkatkan.  Sampai dengan Desember 2020 dari target 95% baru tercapai 90,32%, sehingga masih ada gap 4,78%.

Dari ketiga KPI yang belum mencapai target tersebut lebih lanjut  Novi menjabarkan progress capaian di lapangan (SIM Pamsimas, 25/01/2021) yang menunjukkan:  dari 29.816 desa/KPSPAMS terdapat 1.296 tidak memiliki rencana kerja, 2.968 tidak memiliki pembukuan, 14.753 pembukuan tidak lengkap, 867 tidak punya daftar aset, 2.751 tidak ada iuran, 8.833 iuran di bawah BOP.

Dari 29.816 desa terdapat SPAM tidak berfungsi sebanyak 1.500,  2.371 berfungsi sebagian, 623 sarana sanitasi sekolah tidak berfungsi – 947 berfungsi sebagian – 13.539 tidak ada sarana.  Hal ini menunjukkan adanya potensi jumlah ketidakberfungsian sarana yang telah dibangun akan semakin bertambah, yang berpotensi mengurangi jumlah orang/jiwa  yang dapat mengakses air minum dan sanitasi layak.  Hal ini kalau dibiarkan terus dan tidak dilakukan perbaikan atau intervensi akan mengakibatkan memperbesar gap terhadap pencapaian target KPI 1, 3 dan 15.

Selain penyoroti 3 KPI yang belum tercapai, Novi juga menyinggung keberadaan dokumen RAD AMPL yang disusun di tingkat kabupaten.  Novi menambahkan,  dari 396 kabupaten lokasi program Pamsimas sebanyak  362 kabupaten sudah menyusun dokumen RAD AMPL.  Dari 362 kabupaten yang telah memiliki dokumen RAD AMPL, sebanyak 304 kabupaten telah diperkuat dalam bentuk ‘Perkada’.  Dari 304 ‘Perkada,’ sebanyak 193 (63%)  masih berlaku, sedangkan 111 ‘Perkada’ atau 37%  sudah kadaluwarsa sehingga harus disusun ulang. Data ini memberikan gambaran dukungan pendanaan untuk pembangunan sistem penyediaan air minum dan sanitasi (SPAMS) di daerah (kabupaten) masih kurang dan perlu ditingkatkan untuk mendukung target capaian KPI 1, 3 dan 15.

Diakhir sambutanya Novi mengingatkan kepada peserta terkait tujuan pelaksanaan program Pamsimas, bukan semata mengejar target KPI.  Perwujudan target KPI merupakan tujuan antara yang menunjukkan indikator terhadap kinerja program. Novi mengingatkan, yang utama adalah mendukung target Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 dan RPJM Nasional tahun 2019/2024, yaitu  seluruh masyarakat Indonesia mendapatkan akses air minum aman dan sanitasi layak yang berkelanjutan. Oleh sebab itu sarana air minum dan sanitasi yang telah dibangun melalui program Pamsimas harus tetap dijaga dan  dikembangkan serta berkelanjutan. (Endang Sri Rejeki – NMC/Hartono).