Pasaman, Sumbar – Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di jorong Sei Belut Nagari Muaro Tais Kecamatan Mapat Tunggul Kabupaten Pasaman telah selesai dilaksanakan tahun 2016. Sayang sarana air minum yang dibangun dan sempat dinikmati masyarakat hanya berlangsung tiga bulan, setelahnya sarana tidak berfungsi. Beruntung pengelola program Pamsimas memiliki jurus jitu untuk mengembalikan keberfungsian sarana dengan menggelontorkan bantuan Hibah Khusus Pamsimas (HKP) tahun 2020.

Jernih dan segarnya air Pamsimas yang kami nikmati tahun 2016 hanya berlangsung selama tiga bulan saja, setelahnya sarana tidak berfungsi,” ucap Salbin warga Jorong Sei Belut Nagari Muaro Tais. “Kerinduan selama tiga tahun telah terbayar, kini airnya kembali mengalir lagi, segar dan mantap,” ucap Salbin di depan Bakhtiar Ketua District Project Management Unit (DPMU) Kabupaten Pasaman dan Team yang melakukan pengecekan di lapangan sebelum dilakukan penandatangan Berita Acara Serah Terima (BAST) sarana, pada awal Oktober lalu. Dalam pengecekan di lapangan Ketua DPMU Kabupaten Pasaman Syafridal Agus, Koordinator Pamsimas Kabupaten Pasaman dan Team Fasilitator Masyarakat,

Saat dikonfirmasi mengenai sejarah Jorong Sei Belut, Sihet (FM CD) Kabupaten Pasaman menceritaka, Jorong Sie Belut pernah menerima Program Pamsimas di tahun 2016 dan pembangunan sarana selesai bulan Desember 2016. Sarana tersebut sempat berfungsi dan dinikmati warga selama tiga bulan, kemudian datanglah bencana banjir bandang Maret 2017 yang kemudian memporak-porandakan seluruh bangunan Pamsimas. Sejak saat itu masyarakat kembali gigit jari karena air Pamsimas tidak mengalir lagi.

Cerita tersebut dibenarkan Syafridal, Koordinator Pamsimas Kabupaten Pasaman. Untuk mengembalikan fungsi sarana Pamsimnas, sejak tahun 2017 jorong Sei Belut diusulkan untuk mendapatkan program HKP, dan baru baru terealisasikan tahun 2020.

Jorong Sei Belut adalah sebuah Jorong yang berada di Kabupaten Pasaman yang berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Jorong yang berpenduduk 96 KK atau 386 jiwa secara turun-temurun hidup di areal lahan gambut di sepanjang sungai Batang Tibawen.

Sebelum dibangun SPAM melalui program Pamsimas, masyarakat memanfaatkan air hujan dan air sungai untuk memenuhi kebutuhan hidup, kualitas air yang dikonsumsi jauh dari standar kesehatan, selain asam akibat limpasan gambut, warna airnya juga cenderung keruh akibat limbah pabrik pengolahan sawit.

Kondisi ini menyebabkan Jorong Sei Belut mempunyai angka kejadian diare cukup tinggi. Selain banyak warga yang terkena diaere, juga terserang penyakit kulit lainnya.

Adanya Program Pamsimas tahun 2016 merubah prilaku untuk pemanfaatan air sungai, mereka dapat merasakan air dari mata air yang segar, tidak berbau, berasa dan berwarna.

Sejak SPAM Pamsimas terkena banjir bandang, mereka memanfaatkan mata air yang merupakan bekas reruntuhan bangunan SPAM Pamsimas yang terkena banjir bandang. Mereka menggunakan alat alakadarnya seperti jerigen dan selang yang dialirkan ke lereng bukit, dengan jarak sekitar 1 kilometer lebih mereka menempuh perjalanan untuk mengambil air. Sudah barang tentu air yang mereka peroleh masih jauh dari layak karena air yang diperoleh tanpa melalui proses penyaringan.

Selama 3 tahun KKM dan KPSPAMS Jorong Sei Belut melakukan koordinasi ke berbagai pihak, baik pemerintah daerah maupun ke Team Fasilitator Pamsimas. Syafi menuturkan, program Pamsimas mengajarkan masyarakat untuk berprilaku hidup sehat; warga masyarakat juga dilatih bagaimana merencanakan pembangunan SPAM yang baik, cara merawat dan pengoperasikan sampai mengelola iuran warga dan untuk perawatan. Berkat Pamsimas warga setempat memiliki ketrampilan dan kapasitas dalam berkoordinasi dan menyampaikan masalah kepada Dinas dan pihak terkait di kabupaten.

Sejak SPAM dibangun kembali melalui dana HKP, kini mimpi mereka telah jadi kenyataan. Berjuangan warga Jorong Sei Belut pasca banjir 2017 selama 3 tahun, kini menemui kenyataan, air Pamsimas kembali mengalir secara normal.

Sama halnya dengan harapan Bakthiar, air yang menjadi mimpi ini harus dipastikan dapat dinikmati oleh warga dan berkualitas, sehingga dapat meningkatkan derajad kesehatan, bahkan ekonomi warga Jorong. Bakhtiar memastikan infrastruktur yang terbangun memenuhi standar yang sudah ditentukan sebelum dilakukan serah terima ke masyarakat.

Kegiatan diawali dengan kunjungan ke sarana intake dan reservoir yang berada di atas bukit dan dilanjutkan pengecekan ke sambungan rumah. Setelah pengecekan terhadap fisik sarana yang dibangun, kegiatan dilanjutkan dengan pemeriksaan dokumen dan verifikasi draft BAST, yang dilaksanakan di Posko KKM (Kelompok Keswadayaan Masyarakat)

Saat di Posko KKM, Bahthiar menyempatkan diri untuk berdialog dengan warga Jorong. “Kami selaku pengelola kegiatan Pamsimas tingkat jorong mewakili warga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dengan danya program HKP ini warga kembali dapat menikmati air yang sehat, tidak hanya air yang kami dapat tapi juga ilmu dan ketrampilan yang diajarkan oleh fasilitator,” ucap Syafii, Koordinator KKM Jorong setempat.

Syafi menambahkan, pelaksanaan pekerjaan fisik sudah selesai 100% dan segera diserah terimakan kepada pihak pemberi pekerjaan dan selanjutnya dia berharap hasil kerja keras warga ini mendapat pengakuan dan dipercayakan untuk dikelola oleh Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi atau KPSPAMS.

Saat  ini sudah terbentuk KPSPAMS “Sei Belut Jaya” yang nantinya akan mengelola SPAMS yang telah dibangun. Dari 96 KK sudah terpasang sambungan rumah (SR), sebanyak 79 SR belum dilengkapi dengan meteran airnya. “Kami berharap bantuan Dinas PUPR Kabupaten Pasaman untuk memfasilitasi pengadaan meteran air untuk mempercepat target pelayanan air minum, karena ini yang menjadi kendala kami” pinta Syafi.

Bakhtiar memberi apresiasi pada warga Jorong Sei Belut bahwa kegiatan Pamsimas dapat diselesaikan lebih cepat dari waktu yang ditargetkan (sebelum Oktober 2020). Kepada warga yang hadir ia berpesan agar bantuan sarana dirawat dan dipelihara dengan baik, sehingga sarana yang sudah dibangun dengan susah payah dapat terus memberikan manfaat yang maksimal kepada masyarakat penerima manfaat.

Terkait permintaan pengadaan fasilitas meteran air, Bakhtiar mempersilahkan KKM dan KPSPAMS mengajukan proposal ke Dinas PUPR Kabupaten Pasaman. “Setiap tahun kantor dinas kami mengalokasikan bantuan meteran air khususnya bagi masyarakat berpenghasil rendah (MBR), silahkan mengajuka proposal,“ tambahnya. (Sihet-FM CD Kab Pasaman/Endang Sri Rejeki-NMC/Hartono).