Aceh Tamiang, Aceh – Desa Tanjung Binjai Kecamatan Bendahara Kabupaten Aceh Tamiang dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 90 menit dari ibu kota kabupaten menggunakan kendaraan roda dua dengan kondisi jalan yang belum beraspal. Saat musim hujan kondisi jalan becek dan berlumpur. Jembatan gantung yang ada hanya dapat dilalui pejalan kaki dan sepeda motor. Warga hanya bisa pasrah dengan kondisi yang ada meski telah melaporkannya ke pemerintah daerah setempat.

Desa Tanjung Binjai dihuni 179 KK atau 801 jiwa, terdiri dari 378 jiwa laki-laki dan 423 jiwa perempuan, dengan klasifikasi sosial kaya 6 KK (22 jiwa), menengah 100 KK (536 jiwa), dan miskin 73 KK (243 jiwa). Masyarakatnya heterogen, terdiri dari suku Aceh, Jawa, dan Melayu, semuanya merupakan pemeluk agama Islam. Sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan

Cakupan air minum dan sanitasi masih sangat memprihatinkan dimana hanya sebahagian kecil saja (4%) yang memiliki akses air minum dan akses jamban sehat (sanitasi) sebesar 5,5%. Tanjung Binjai memang tidak pernah dilanda kekeringan, namun sumber air bersih sangat jauh dari harapan. Untuk kebutuhan air bersih warga masih mengandalkan air parit yang mengalir tidak jauh dari rumah mereka. Disanalah warga desa melakukan aktivitas mencuci, mandi, dan buang air besar, termasuk mengambil air untuk kebutuhan rumah tangga. Jangan bayangkan ada toilet atau jamban layak di setiap rumah penduduk.

Menurut Azharuddin yang merupakan “Datuk Penghulu” (sebutan untuk Kepala Desa) Desa Tanjung Binjai, kesulitan air bersih yang dialami oleh warganya bukan hanya pada musim kemarau saja, setiap hari warga mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Menurut warga, kondisi air bersih di desanya sangat sulit. Masyarakat sangat berharap ada bantuan air bersih atau minimal penggalian sumur sehingga tidak ada lagi warga yang menggunakan air parit yang kotor dan bau. Kondisi inilah yang mendorong Kepala Desa dan segenap warga mengajukan program Pamsimas.

Abdul Malik, Tri Wulandari, Armaidi, dari Tim Fasilitator Pamsimas dengan didampingi Dedi Wahyudi (Fasilitator Senior) saat melakukan survei kegiatan air bersih tahun 2019, menjumpai sejumlah ibu terlihat sibuk melakukan kegiatan rutin seperti mencuci dan memandikan si buah hati di parit yang mengalir didepan rumahnya.

Kehidupan warga Desa Tanjung Binjai menjadi salah satu potret krisis air bersih di Kabupaten Aceh Tamiang. Masyarakat disana tidak meminta hal muluk-muluk pada pemerintah, mereka hanya berharap dua hal. “Kami butuh air bersih dan jalan atau jembatan yang layak,” kata salah satu warga saat bincang-bincang singkat dengan Tim Fasilitator Pamsimas saat datang ke desanya. “Semoga ada perhatian dari pemerintah terkait sarana air bersih dan sarana lainnya,” tambahnya.

Dengan dukungan Pakem (Panitia Kemitraan) sesuai hasil verifikasi kelayakan proposal, Desa Tanjung Binjau ditetapkan sebagai sasaran program Pamsimas tahun 2019. Setidaknya hal ini menjadi titik terang dan menjawab keinginan warga desa yang sudah lama merindukan kemudahan mendapatkan air bersih.

Pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM) perdesaan melalui Pamsimas secara keseluruhan menghabiskan biaya Rp 465,9 juta. Kebutuhan dana tersebut dicukupi dari BLM APBN Rp 245,7 Juta dan swadaya masyarakat sebesar Rp 70,1 juta (14 juta uang cash dan 56,1 juta berupa material lokal dan tenaga kerja), ditambah dana sharing APBDesa sebesar Rp 149,9 Juta.

Berkat Pamsimas, kini, warga sudah dapat menikmati air bersih. “Kita sangat bangga atas partisipasi masyarakat dalam program Pamsimas ini, bisa terlaksana dengan baik untuk ketersedian air bersih. Kita berharap bisa dijaga agar berkelanjutan,” ucap Abdul Malik, salah satu anggota Tim Fasilitator Masyarakat pendamping desa.

Kebahagiaan dan keceriaan nampak pada wajah warga desa. ”Alhamdulillah, akhirnya kita bisa menikmati air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Air sudah dapat dinikmati di dalam rumah dengan kamar mandi dan jamban yang bersih sesuai standar kesehatan,” ungkap Hamdan selaku Koordinator KKM ‘Lawang Makmur’ Desa Tanjung Binjai.

Hamdan menambahkan, pada tahap awal rencananya air Pamsimas akan dialirkan ke sekitar 179 rumah warga. Saat ini jumlah sambungan rumah (SR) telah mencapai 100 SR.

“Mudah-mudahan ke depannya Pamsimas dapat memberikan manfaat yang lebih banyak kepada masyarakat. Dengan adanya air bersih, sanitasi yang sehat, diharapkan dapat mewujudkan warga desa yang produktif dan sejahtera,” ucap Ricky Ariansyah, Koordinator Fasilitator Pamsimas Kabupaten Aceh Tamiang. (Hanafi Rusli, SE-Fasilitator Kab Aceh Tamiang/Hartono Karyatin-Media Sp PAMSIMAS).