Roadvisit Bank BTPN Dan Pelatihan Penyusunan Proposal KPSPAM

Sesuai dengan arahan RPJMN 2020-2024, pembangunan infrastruktur diprioritaskan pada infrastruktur permukiman untuk mendukung pembangunan ekonomi. Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu pilihan strategis dalam rangka mempercepat pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Indonesia. Perhatian pemerintah di bidang infrastruktur pada beberapa tahun terakhir telah berdampak pada peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur di Indonesia. Pembangunan infrastruktur dilaksanakan untuk mencapai target prioritas nasional guna mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan, meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing, dan memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024. Salah satu infrastuktur penting untuk layanan dasar adalah pembangunan sarana air minum untuk memberikan layanan akses air minum kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Hal yang masih menjadi kendala adalah menyangkut pendanaan. Dana pemerintah yang terbatas, Realisasi APBD & APBDes masih rendah terhadap Pembangun Bidang Air Minum merupakan tantangan yang masih terjadi. Alokasi dana untuk sektor air minum oleh pemerintah belum dapat memenuhi kebutuhan anggaran untuk akses 100% air aman di 2030. Pola-pola pembiayaan akternatif untuk penyediaan layanan air minum termasuk Kredit Mikro dari lembaga keuangan dan kolaborasi dengan berbagai alternatif sumber pendanaan lainya perlu ditingkatkan.

Sampai dengan akhir Mei 2023 Kelompok SPAM Perdesaan yang sudah menggunakan fasilitas kredit dari lembaga keuangan tercatat sudah tersalurkan 593 pembiayaan kepada 499 kelompok SPAM Perdesaan di 59 kabupaten/kota di 5 provinsi dengan total pinjaman sebesar Rp 21.184.447.217 dari 31 lembaga keuangan yang memiliki produk Kredit Air dan Sanitasi untuk Kelompok SPAMS Perdesaan. Pinjaman tersebut digunakan antara lain untuk: perluasan jaringan pipa distribusi, pembelian pompa, pembangunan reservoir, pengeboran sumur, sambungan rumah (SR) baru, konstruksi penangkap mata air

dan pembangunan sistem baru tambahan.

Dari ke 31 lembaga keuangan yang menyalurkan kreditnya kepada KPSPAMS tersebut masih terfokus dan beroperasi di wilayah pulau Jawa, sedangkan untuk posisi di luar pulau Jawa belum ada pembiayaan dari lembaga keuangan formal yang berskala nasional. Sekarang ini sedang proses pembiayaan kredit air minum dan sanitasi di provinsi Nusa Tenggara Timur melalui bank milik pemerintah daerah setempat, yakni; Bank NTT dan untuk provinsi Kalimantan Barat proses pembiayaan kredit yang sama melalui bank Kalbar.

Untuk menutupi gap pembiayaan melalui kredit mikro air minum di provinsi lain luar Jawa telah diupayakan ke depannya oleh Water.org dan Direktorat Air Minum, Kementerian PUPR dengan menggandeng lembaga keuangan skala nasional yakni Bank BTPN. PT Bank BTPN Tbk adalah anak usaha Sumitomo Mitsui Banking Corporation yang berkantor pusat di Jakarta. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2020, perusahaan ini memiliki 61 kantor cabang, 264 kantor cabang pembantu, 141 titik pembayaran dan 216 ATM yang tersebar di seluruh Indonesia. Saat ini Bank BTPN belum memiliki produk atau skim pembiayaan di bidang air minum dan sanitasi untuk kelompok, produk eksisting yang ada lebih ke arah bisnis pinjaman untuk mikro dan kecil (UMK) disamping produk atau skim lain dan bersifat individu untuk jenis kreditnya.

Kegiatan roadvisit/kunjungan Bank BTPN ke KPSPAM dimulai di KPSPAM Tirta Indah Sari Kelurahan Gebangsari, Kecamatan Genuk, Kota Semarang Jawa Tengah pada tanggal 10 Juli 2023, dilanjutkan ke KPSPAM Bumdes Wanagiri, Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng Provinsi Bali pada 18 Juli 2023 dan terakhir di KPSPAM Tirta Mandiri, Desa Lorok, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan pada 22 Juli 2023. Kegiatan kunjungan Bank BTPN di Jawa Tengah, Bali dan Sumatera Selatan adalah untuk mendapatkan gambaran potensi pembiayaan Air Minum dan Sanitasi khususnya di Perdesaan serta membantu dalam menentukan skim produk yang sesuai untuk pembiayaan Air Minum dan Sanitasi. Hasil kunjungan lapangan yang dilakukan akan memberikan informasi kegiatan operasional harian dan pengelolaan secara teknis serta pelaksanaan pengembangan hasil akses kepada kredit mikro.

Saat kegiatan kunjungan di Semarang, perwakilan Bank BTPN Area Semarang Jawa Tengah menyampaikan apresiasinya terhadap pengurus KPSPAM Tirta Indah Sari Desa Gebangsari Genuk, Kota Semarang yang telah memberikan penjelasan secara rinci tentang pengelolaan SPAMS baik secara teknis maupun administrasi oleh kelompok masyarakat. Andi dari Marketing Area Bank BTPN Wilayah Semarang mengatakan “Kami sangat tertarik dan antusias untuk mendalami manajemen pengelolaan KPSPAM, karena kiprahnya dirasakan oleh masyarakat banyak dalam melayani air minum, dan akan menjadi bahan pertimbangan bagi bank BTPN untuk ke depan dapat melakukan penyaluran kredit ke KPSPAM untuk kegiatan pengembangan”.  Sementara pada saat kunjungan ke KPSPAM Bumdes Wanagiri Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng Provinsi Bali perwakilan dari Bank BTPN Marketing Area Bank BTPN Wilayah Bali menyambut positif kegiatan kunjungan ini karena akan menjadi masukan bagi bank BTPN untuk dapat menciptakan produk atau skim kredit air minum dan sanitasi khususnya bagi kelompok pengelola SPAM.

Pada momentum yang sama di 3 (tiga) lokasi roadvisit juga secara pararel dilakukan pelatihan penyusunan proposal bisnis bagi pengurus KPSPAM dengan dipandu dari KMP Pamsimas dari pusat dan Water.org. atas inisiasi dan dukungan dari pengurus Asosiasi KPSPAM masing-masing kabupaten. Acara ini juga dihadiri langsung oleh perwakilan Direktorat Air Minum Kementerian PUPR, Balai PPW masing-masing provinsi, Pokja AMPL masing-masing kabupaten serta dari Dinas terkait. Novi Rindani Ketua Kegiatan Infrastruktur Berbasis Masyarakat (KIBM) Direktorat Air Minum turut hadir pada saat acara kunjungan di provinsi Sumatera Selatan menyambut baik kegiatan ini, beliau mengatakan “Kolaborasi dengan berbagai alternatif sumber pendanaan sangat dibutuhkan untuk pencapaiaan akses 100% air minum, salah satunya melalui kredit mikro air minum lembaga keuangan, namun masih kita upayakan untuk terus ditingkatkan” (Juli 2023, Adi Setiono/KMP Pamsimas)