Kaimana, Papua Barat – Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) telah dilaksanakan di Kabupaten Kaimana sejak tahun 2020.  Program Pamsimas telah dilaksanakan  di 6 Kampung (Desa, RED) yang tersebar di 3 Distrik (Kecamatan, RED).   Salah satunya dilaksanakan  di Kampung Hia di Distrik Buruway Kabupaten Kaimana Provinsi Papua Barat.

Ada cerita menarik yang dilakukan oleh masyarakat di Kampung Hia yang menandai dimulainya pekerjaan Pamsimas.  Sebelum pekerjaan dimulai masyarakat setempat bersepakat untuk mengawali pelaksanaan kegiatan dengan melakukan prosesi adat Sinara. Sinara adalah salah satu budaya leluhur masyarakat setempat yang masih dipelihara secara turun temurun.  Masyarakat setempat meyakini upaya adat ini sebagai salah satu media menyampaikan doa dan permohonan untuk menggunakan alam sebagai sumber air.

“Kita buat barang ini melalui doa tetapi melalui adat dulu karena adat dulu baru agama.  Kita minta dulu baru kita ambil bukan hanya kita ambil lalu kita bor,” ucap salah seorang tokoh adat masyarakat setempat selaku pemandu prosesi adat kepada segenap warga yang berkerumun menyaksikan upacara.  Prosesi adat Sinara tersebut diabadikan oleh Tim Fasilitator Program Pamsimas melalui rekaman video saat melakukan pengawalan pekerjaan di Kampung Hia.

Prosesi adat Sinara ini dilakukan saat masyarakat setempat hendak melakukan penggalian tanah untuk pembangunan Penangkap Mata Air (PMA).  Marselinus Duwit, Fasilitator Pamsimas bidang teknik menceritakan; prosesi adat Sinara memiliki keunikan tersendiri.  Hal unik lainnya adalah antusiasme kaum perempuan yang rela meninggalkan kesibukannya demi terlibat langsung dalam proses pekerjaan di Pamsimas.

Keunikan Kampung Hia adalah begitu dominannya peran kaum perempuan dalam kegiatan.  Dominasi kaum perempuan tidak hanya ditunjukkan saat pembangunan PMA, namun hampir di semua tahapan-tahapan kegiatan Pamsimas selalu didominasi kaum perempuan. Kaum perempuan selalu mendominasi dalam setiap kegiatan, mulai dari pertemuan warga bahkan sampai pada kegiatan yang bersifat fisik sekalipun partisipasi perempuan sangat tinggi.

“Keunikan Kampung Hia adalah keterlibatan perempuan dalam kegiatan, di semua proses-proses di kampung baik dalam pertemuan-pertemuan warga maupun dalam pekerjaan fisik, keterlibatan perempuan selalu mendominasi,” kata Marselinus Duwit (Lonardus Maraya-DFMA Kaimana/ Hartono).