Halmahera Barat, Maluku Utara – Desa Baru di Kecamatan Ibu Selatan Kabupaten Halmahera Barat berada di pesisir pantai, memiliki luas wilayah ± 21,19 Km2.    Data tahun 2020, jumlah penduduk desa ini mencapai 2.364 jiwa.  Penduduk Desa Baru berasal dari Suku Tabaru yang seluruhnya merupakan penganut agama Kristen.  Desa Baru merupakan lokasi penerima program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) regular tahun 2011.

Seiring dengan perjalanan waktu, Desa Baru mengalami berkembangan dan pertumbuhan/pertambahan jumlah penduduk.  Untuk itu Desa Baru dimekarkan menjadi tiga desa:  Desa Gamsida,  Ngalo Ngalo, dan Desa Baru.  Pemisahan menjadi tiga desa ini menyebabkan dua desa baru (Gamsida dan Ngalo Ngalo) tidak masuk dalam jaringan pelayanan Pamsimas.  Pemekaran desa yang tujuannya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat justru menyebabkan warga di dua desa baru kesulitan mengakses air bersih.

Terbatasnya bantuan dana Pamsimas, menyebabkan tidak seluruh wilayah di Desa Baru terjangkau layanan Pamsimas.  KPSPAMS atau Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi, selalu pengelola sarana Pamsimas, juga belum mampu mengembangkan sarana sehingga dapat menjangkau seluruh dusun yang ada.

Pamsimas di desa ini sedikit unik.  Nama desa yang tercantum dalam data SIM Pamsimas yang menikmati air merupakan desa tetangga yang dulunya sebelum pemekaran desa merupakan anak dusun.  Untuk itu pendamping Pamsimas Kabupaten Halmahera Barat mengambil langkah dan berinisiatif  dengan mengusulkan program HID agar masyarakat dapat menikmati air bersih sesuai dengan harapan kita bersama.

Pada tahun 2020 ada tiga desa lokasi Pamsimas di Kabupaten Halmahera Barat yang diusulkan mendapatkan bantuan program Pamsimas berupa program HID (Hibah Insentif Desa).  Ketiga desa yang diusuilkan adalah Desa Akeara di Kecamatan Jailolo Selatan serta  Desa Baru dan Desa Tabobol di Kecamatan Ibu Selatan.

Akhirnya Desa Baru mendapatkan bantuan program HID.  HID merupakan bentuk penghargaan bagi desa lokasi Pamsimas yang berhasil mengembangkan sarana dengan pengelolaan baik.  Selama 10 tahun, KPSPAMS Desa Baru mampu mengelola sarana dengan baik, pengelolaan keuangan juga berjalan baik, dan warga masyarakat terlayani kebutuhan air minum secara baik.

Pelaksanaan kegiatan Pamsimas ada yang bersifat fisik (pembangunan infrastruktur) dan non-fisik.  Kegiatan fisik yang dilakukan adalah membangun sarana air minum atau Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (SPAMS) perdesaan.  Kegiatan non-fisik berupa pembangunan manusianya atau masyarakatnya, seperti pelatihan, sosialisasi Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) baik di sekolah maupun di masyarakat.

Dalam pelaksanaan Program Pamsimas, mama-mama (sebutan untuk kelompok perempuan) terlibat sangat aktif, bahkan menjadi penentu keberhasial Program Pamsimas.  Mereka terlibat mulai dari perencanaan, pelatihan, dan pelaksanaan kegiatan di lapangan.  Bahkan mama-mama  turut  bahu membahu mengangkut material ke lokasi pembangunan bak penampung air (reservoir).  Mereka dengan penuh semangat membantu kaum lelaki untuk mengangkut pasir, batu dan kerikil.  Mama-mama, tentunya bersama laki-laki, rela berjalan kaki sejauh ±2 Km untuk mengangkut material.

“Torang ini angka air lebih susah daripada angka material, ana bayangkan sudah sekitar 15 tahun torang antrean ambil air kran dan di beberapa parigi milik masyarakat setempat dengan ember dan galong,” ucap seorang ibu yang ikut kerja bakti mengangkut material ke lokasi pembangunan reservoir.  Selain mengangkut material, mama-mama juga terlibat dalam pengecoran.

Saat dilakukan penanaman pipa, mama-mama tak mau ketinggalan, mereka turut melibatkan diri. Dengan semangat 45 mama-mama turut menggali tanah, menarik pipa, dan memasang pipa.  Warga masyarakat terlihat kompak bergotong royong, semangatnya tampak  berapi-api.  Mereka juga rela meninggalkan pekerjaan pribadi.

KKM dan Satlak membuat skema dan strategi dengan menyusun jadwal kerja secara berkelompok dimana pekerjaan dilakukan secara bergantian.  Pengaturan jadwal ini perlu dilakukan agar tidak mengganggu pekerjaan utama dalam mencari nafkah.

Pelibatan diri mama-mama ini sebagai bentuk rasa syukur karena Desa Baru telah mendapatkan rahmat dari yang Maha Kuasa.  Peran yang dimainkan mama-mama ini tentu saja menimbulkan rasa haru dan salut bagi tim fasilitator Pamsimas selaku pendamping desa.

Namun, bukan Pamsimas namanya jika tidak ada masalah.  Di tengah-tengah berjalannya program muncul permasalah baik yang datang dari dalam (warga) maupun dari luar desa.  Ada warga masyarakat yang tidak ingin tanah/lahannya dilewati pipa dan perilaku tidak terpuji warga desa tetangga yang melakukan pemotongan pipa.   Permasalahan tersebut tidak membuat KKM dan Satlak kendor semangatnya.  Mereka bahkan semakin tegar untuk dapat segera menuntaskan pekerjaan Pamsimas.

Setelah pekerjaan selesai, dan kemudian dilakukan pemasangan kran dilengkapi meter air lalu dilakukan pengaktifan kran di CTPS, warga masyarakat terutama mama-mama dan anak-anak sudah antri di depan kran untuk mengambil air.  Namun antrian panjang tersebut kini sudah tidak nampak lagi setelah banyak kran dibangun di setiap dusun dan RT.

Rasa haru dan sedih bercampur gembira; lelah, letih dan lika liku pekerjaan, terbayar lunas setelah  air mengalir di halaman depan rumah warga.  Pemandangan ini membuat fasilitator pendamping Pamsimas termenung dan meneteskan air mata terutama saat menyaksikan wajah riang gembira mama-mama saat mengambil air di kran depan rumahnya untuk memasak, mencuci, mandi, dan untuk keperluan lainnya.

Cerita di atas menandakan bahwa Pamsimas tidak hanya sekedar mengalirkan air, tidak sekedar untuk kesejahteraan masyarakat, namun kegiatan Pamsimas telah membangkitkan dan mengembalikan jiwa gotong royong masyarakat yang mulai terkikis oleh kemajuan zaman.  Pamsimas juga menyadarkan  dan mengubah mindset (pola pikir) yang tadinya berfikir semua anggaran yang turun ke desa adalah proyek. Kegiatan Pamsimas menjadi perekat solidaritas dan menumbuhkan kebersamaan untuk secara bersama-sama membangun desa.

Akhirnya, meminjam istilahnya Koordinator Pamsimas Provinsi Maluku Utara, Alwi Yudin, bahwa saat kita putar kran airnya yang keluar bukan angina. (Ilham Yais-Fasilitator Kab Halbar/ Hartono Karyatin-Media Sp PAMSIMAS).