Bogor, Jabar – Pamsimas adalah salah satu program nasional dalam rangka melaksanakan amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dalam mewujudkan Universal Access 2019. Tidak tanggung-tanggung triliunan rupiah digelontorkan pada program Pamsimas dari 2008 sampai tahun 2020, dengan dukungan penuh dari pemerintah pusat, mulai dari Bappenas, Kementerian PUPR, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, dan Kemementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, serta didukung oleh lebih dari 396 Pemerintah Kabupaten/Kota dari 33 provinsi di seluruh Indonesia.

Pamsimas sebagai program nasional merupakan program yang sangat mulia, yaitu kegiatan berbasis masyarakat, dengan kata lain berbasis pemberdayaan dengan menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama dalam pelaksanaan kegiatan.

Untuk memberikan pemahaman kepada Tenaga Ahli Community Development/Capacity Building Provinsi (TA CD-CB) terkait tugas dan tanggung jawabnya agar mampu memberikan pendampingan yang berkualitas khususnya bidang pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kapasitas, Pengelola Program Pamsimas Pusat (CPMU) menyelenggarakan satu kegiatan mendasar Rapat Koordinasi (Rakor) Implementasi Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kapasitas Program Pamsimas TA 2018. Kegiatan yang difasilitasi oleh National Management Consultants (NMC) Pamsimas dan diikuti oleh seluruh TA CD-CB Provinsi, dihadiri juga Advisor Pamsimas Danny Sutjiono dan Wardianto dari perwakilan PT Amurwa International, dilaksanakan di Bogor, 5-8 September 2018.

Rakor dibuka secara resmi oleh Wakil Ketua CPMU Pamsimas Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Ir Essy Asiah, MT. Dalam sambutan dan sekaligus arahannya beliau menyampaikan, implementasi kegiatan bidang pemberdayaan masyarakat seyogyanya memperhatikan tiga isue penting, yaitu: masalah stunting, Disability Inclusive Development (DID) dan gender.

Essy, begitu biasa dipanggil sehari-hari juga mengingatkan, sampai dengan bulan September ini masih banyak kegiatan peningkatan kapasitas yang ada dalam kontrak ROMS belum dilaksanakan. Artinya, hanya tinggal tersisa waktu empat bulan lagi untuk melaksanakannya. Untuk itu, diperlukan kerja keras dan atur strategi sehingga seluruh kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dilaksanakan dengan baik sesuai siklus dan juknis yang ada.

Sebelumnya, Sugeng Tri Handoko selaku Ketua Panitia menyampaikan, pentingnya untuk memahami secara baik dan benar terkait berbagai POB bidang pemberdayaan, peningkatan kapasitas dan pengelolaan personil ROMS dan Fasilitator oleh TA CD CB Provinsi. Dengan dipahaminya POB tersebut, akan membantu TA CD CB menjalankan fungsinya dalam mengawal pelaksanaan program Pamsimas terutama dalam memberikan pendampingan secara berkualitas di bidang pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kapasitas pelaku program Pamsimas.

Selama empat hari berturut-turut kegiatan Rakor membahas berbagai issue, agenda, dan materi kegiatan, antara lain isue gender dan disabilitas, pelatihan kader AMPL, pelatihan KP-SPAMS dan Asosiasi KP-SPAMS, pelatihan aparat desa dan kecamatan, workshop keberlanjutan, layanan informasi dan pengaduan, CB Online, dan pengadaan dan pengelolaan fasilitator, serta pembekalan terkait advokasi dan publikasi program Pamsimas. Semua materi dikupas dengan serius yang dipandu oleh Tenaga Ahli National Management Consultants (NMC) sesuai dengan bidangnya masing masing.

Pada sesi akhir Rakor, Sugeng Tri Handoko, Capacity Building and Technical Support Coordinator NMC dengan didampingi TA Community Development & Social Safeguard Herry Septiadi dan TA Human Resources Management Irfan Rais memandu penyusun Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL) yang berisi rencana strategi pengendalian peningkatan kegiatan bidang pemberdayaan dan rencana pelaksanaan kegiatan pelatihan/workshop di provinsinya masing-masing.

Akhirnya, bertepatan tanggal 8 September 2018 pukul 11.30 WIB Rakor ditutup secara resmi oleh Team Leader NMC M. Ari Alam, sekaligus menyampaikan filosofi yang sangat menarik kepada seluruh peserta, Pamsimas adalah program pemberdayaan. Diibaratkan bagai bangunan rumah yang ditopang dengan adanya beberapa pilar. Pilar-pilar tersebut akan berdiri tegak dan kokoh jika ditopang dengan fondasinya yang kuat, ………. pemberdayaan itulah fondasinya. Artinya, Tenaga Ahli Bidang Pemberdayaan harus kuat dan dapat mengendalikan implementasi kegiatan bidang pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kapasitas pelaku program Pamsimas di berbagai tingkatan dengan baik.

Mengakhiri sambutannya, Ari Alam menutup Rakor yang telah berlangsung selama empat hari dengan kalimat …… al hamdallaah, dan disambut riuh tepuk tangan seluruh peserta. “Semoga tepuk tangan yang meriah dari kawan-kawan TA CD-CB bukan euforia telah selesainya Rakor selama empat hari di Bumi Katulampa Resort-Bogor, namun lebih bermakna semangat dan gelora jiwa pemberdaya sejati untuk lebih menguatkan ruh pemberdayaan Pamsimas dalam mewujudkan masyarakat yang berdaya dan mandiri,” ungkap Muslich Basri peserta dari Provinsi Bali memberikan kesan acara perhelatan para praktisi dan pelaku pemberdayaan. (Mardinsah-TA CD CB Prov. Lampung/Hartono Karyatin-Advocacy & Media Sp. Pamsimas)