Sumenep, Jawa Timur – Warga di Desa Rubaru Kecamatan Rubaru Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur, masih banyak yang memanfaatkan sumur tua yang tidak terlindungi untuk mendapatkan air guna mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.  Bagi warga setempat, sumur merupakan sarana sosial sekaligus sebagai sarana untuk berbagi. Satu sumur tidak hanya dimanfaatkan oleh satu keluarga saja, namun dimanfaatkan secara bersama-sama oleh beberapa kepala keluarga yang rumahnya berdekatan.    Warganya dikenal cukup ramah dan masih kental dengan kebersamaan serta menjunjung tinggi semangat gotong royong.

Sumur dan rumah adalah dua hal yang sulit untuk dipisahkan selama disitu masih ada manusia atau penghuninya.  Saat warga masyarakat beraktifitas di sekitar sumur, tidak jarang terdengar suara kodok saling bersaut sautan sambil menari hinggap di atas daun yang gugur bersama ranting yang rapuh.  Air dan sumur adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan mereka dan berfungsi sebagai sarana social.

Secara umum akses terhadap fasilitas sarana air minum dan sanitasi di desa ini masih rendah.  Sumber air yang ada berupa sumur-sumur yang telah tua, dalam kondisi tidak terlindungi, sehingga memungkinkan airnya terkena kontaminasi.  Kondisi ini dapat menyebabkan penyebaran penyakit berbasis lingkungan, seperti penyakit diare, yang masih ada di desa ini.

Hadirnya program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) tahun 2019 di Desa Rubaru, merubah kebiasaan hidup masyarakat.  Sarana air minum yang dibangun melalui Pamsimas dikelola, dipelihara, dan  dimafaatkan oleh masyarakat secara baik. Warga masyarakat dapat menikmati layanan air minum aman yang terhubung ke rumah-rumah penduduk melalui jaringan perpipaan Pamsimas.

Pemerintah desa menunjukkan perhatian dan komitmen yang tinggi pada program Pamsimas dalam upaya mewujudkan pelayanan air minum dan sanitasi bagi seluruh warga desa.  Pada tahun anggaran 2020-2021, pemerintah desa memberikan prioritas pembangunan dengan mengalokasikan APBDes untuk pembangunan sektor air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL), selain sumber dana lain melalui DAK, HID, dan lainnya, untuk mempercepat 100% akses air minum dan sanitasi.

Program Pamsimas memberikan dampak positip terhadap perubahan pola pikir masyarakat.  Masyarakat memiliki kesadaran yang cukup tinggi untuk mengelola dan menjaga sarana air minum yang telah dibangun secara bergotong royong dalam Program Pamsimas.  Saat ini sebanyak 323 KK atau 987 jiwa sudah terlayani kebutuhan air minum yang aman melalui Pamsimas; masih menyisakan 79 KK atau 690 jiwa yang belum terjangkau pelayanan air minum yang aman.

Kesadaran masyarakat untuk menjaga keberlangsungan dan keberjanjutan pelayanan air minum cukup tinggi.  Terbukti iuran air yang terkumpul dari masyarakat lebih besar dan sama dengan biaya operasinal.  Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (KPSPAMS) selaku pengelola sarana Pamsimas, mampu memberikan pelayanan air minum baik secara kuantitas, kontinuitas maupun kualitas yang memenuhi standar kesehatan.

Masyarakat memiliki kesadaran untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).  Hal ini sebagai dampak positip kegiatan pemicuan yang dilakukan dengan melibatkan kelompok perempuan dalam setiap tahapan kegiatan Pamsimas.  Kegiatan PHBS diawali di SDN I Rubaru dengan melibatkan anak-anak  sekolah, guru dan masyarakat.  Antusiasme yang tinggi yang ditunjukkan kaum ibu dalam mengikuti tahapan kegiatan PHBS di masyarakat  menunjukkan tingginya kesadaran tentang PHBS. Sanitarian terus melakukan pemantauan terhadap perubahan perilaku di kalangan masyarakat pasca Program Pamsimas, termasuk secara rutin melakukan pemantauan terhadap kualitas air.

Beberapa hal yang kini menjadi perhatian KPSPAMS antara lain terkait kebocoran air akibat penyadapan, kontaminasi air, adanya penggundulan hutan, dan pembagian air secara adil dan merata, serta perlindungan bersama terhadap sumber air dan lingkungan.

Semoga dengan pengelolaan sarana yang dilakukan secara baik, termasuk tercukupinya kebutuhan biaya operasional, maka pemenuhan akses air minum bagi 79 KK atau 690 jiwa yang belum terlayani, tinggal menunggu waktu saja. (Dora Dwi Apriliani-FS Sumenep  &  Sujoko Trisno-Co PC Jatim/ Hartono Karyatin-Media Sp PAMSIMAS).