Mamuju, Sulawesi Barat – “Banyak juga kerusakan yang ditimbulkan akibat banjir bandang kemarin,” guman Jasmin, Kepala Desa Pammulukang, dalam hati mengenang peristiwa bencana alam yang melanda wilayahnya di waktu silam. Banjir bandang tersebut telah merusak sebagian sarana-prasarana air minum yang dibangun melalui program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas).

Desa Pammulukang terletak di Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat. Desa berada di daerah pegunungan yang membentang dari arah utara ke selatan, terdiri dari delapan dusun dengan luas wilayah ± 42,13 KM2.  Desa dengan jumlah penduduk 1.857 jiwa atau 437 KK, merupan hasil pemekaran Kelurahan Sinyonyoi. Warga Dusun Pammulukang (sebelum menjadi desa definitif) untuk mencapai Kelurahan Sinyonyoi perlu waktu ± 5 jam dengan berjalan kaki karena akses jalan pada saat itu masih sulit.  Desa Pammulukang merupakan penerima program Pamsimas tahun 2018.

Pasca banjir banding, Kepala Desa Pammulukang bersama KKM dan KPSPAMS serta didampingi Tim Fasilitator Pamsimas mengadakan diskusi membahas perbaikan sarana termasuk biaya yang dibutuhkan. Menindaklunjuti hasil diskusi, pemerintah desa mengalokasikan biaya perbaikan sarana sekaligus pengadaan meteran air untuk warga dengan dukungan pembiayaan dari APBDes tahun 2019.

Setelah sarana diperbaiki dan pelayanan air kepada masyarakat dapat dipulihkan melalui dukungan pendanaan APBDes, masih ada masalah kedisiplinan warga dalam menggunakan air dan ketepatan dalam membayar iuran.

Sebagaimana dituturkan Robbi, Ketua KPSPAMS Desa Pammulukang, dari pemanfaat air Pamsimas sebanyak 100 sambungan rumah (SR), sebanyak 80 SR belum dilengkapi meteran air dan hanya 20 SR atau 20% nya yang telah dilengkapi dengan meteran air, itupun dibiayai dari APBDes tahun 2019. Ada beberapa kepala keluarga yang menunggak iuran selama dua bulan, bahkan ada yang tidak mau membayar.

“Padahal iuran bulanannya tidak banyak ji, sekitar Rp 10.000 per bulan,” tambah Robbi. Masih menurut Robbi, kesadaran masyarakat untuk menghemat air masih kurang, terbukti masih banyak sambungan rumah (SR) yang belum dilengkapi dengan meteran air, kran dibiarkan mengocor meski bak penampungan di rumahnya telah penuh.

Kurangnya kesadaran masyarakat pemanfaat dalam menggunakan air termasuk tertib dalam membayar iuran, dapat mengancam keberlanjutan pelayanan air minum bagi warga desa. Kondisi ini tidak menurunkan semangat KPSPAMS dan Koordinator KKM dalam mengelola Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) perdesaan yang dihasilkan dari kegiatan Pamsimas.  Hal tersebut dijadikan sebagai bahan evalusi dalam rapat rutin antara Pemerintah Desa Pammulukang, pengurus KPSPAMS, warga pemanfaat air, dan Babinsa.

Ya KPSPAMS memang melibatkan Babinsa untuk penertiban iuran dalam pemakaian air Pamsimas terutama kepada pelanggan yang belum bayar atau pura-pura lupa bayar, agar lebih tertib membayar iuran, tambah Jasmin.

Basri, Kepala Dusun Pammulukang Barat yang sekaligus menjadi Koordinator KKM bahkan harus rela membayarkan terlebih dahulu iuran salah satu warganya. “Kalo itu pelanggan lupa waktunya bayar iuran air, saya dulu yang bayarkan ki, terus saya bawakan bukti bayarnya ke rumah dia, jadi mau tak mau dia ganti uang ku,” kata Basri sambil tersenyum.

Kebijakan pemerintah desa untuk mengalokasikan APBDes untuk pengadaan meteran air, sudah sangat tepat. Hal tersebut dapat mengontrol pemakaian air dan sekaligus memberikan rasa adil; masyarakat membayar air sesuai dengan jumlah air yang digunakannya. Untuk itu, sebagaimana disampaikan Kepala Desa, ke depannya pihaknya masih akan menganggarkan APBDes untuk pengadaan sambungan rumah (dan meteran air) sehingga para pemanfaat air bisa lebih tertib dalam menggunakan air.

Tak dapat dipungkiri, ketaatan para pemanfaat air atau pelanggan dalam membayar iuran merupakan salah satu kunci keberlanjutan pelayanan air minum. Karenanya, pengurus KPSPAMS bersama Pemerintah Desa dengan didampingi Tim Fasilitator Masyarakat berusaha mencari jalan keluar yang tepat dan ‘mawarra (unik, dalam Bahasa Mandar). Mereka terus memberikan pemahaman kepada masyarakat pentingnya membayar iuran secara tertib, tidak hanya untuk menunjang operasional sarana tetapi juga untuk biaya pemeliharaan dan pengembangan sarana lebih lanjut menuju 100% pelayanan bagi seluruh warga desa (Nurmi RahmitaDC Kab Mamuju/Hartono Karyatin-Media Sp PAMSIMAS).