H almahera Timur, Maluku Utara – Program Pamsimas di Kabupaten Halmahera Timur Provinsi Maluku Utara saat ini memasuki tahun ketiga.  Program yang dimulai tahun 2016, hingga saat ini sudah ada 9 desa yang sarana air minum hasil kegiatan Pamsimas telah diserahkan kepada masyarakat untuk dikelola oleh KP-SPAMS.  Sementara itu sebanyak 14 desa lainnya sedang dalam proses pelaksanaan kegiatan yang dimulai awal Juli 2018 ini.

Adalah Desa Wasile di Kecamatan Wasile Selatan merupakan salah satu desa di Kabupaten Halmahera Timur yang saat ini sedang melaksanakan proses pembangunan sarana dan prasarana air minum dan sanitasi.  Pelaksanaan program Pamsimas di desa berpenghuni 124 KK atau 178 jiwa ditargetkan rampung pada bulan Oktober 2018.

Sebagaimana dituturkan Kepala Desa Wasile Herkanus Aralaha, untuk mencukupi kebutuhan air bersih di desanya sebagian besar warga masih mengandalkan beberapa sumur milik warga yang airnya berwarna, berbau, dan tidak layak untuk dikonsumsi.  Sedangkan untuk kebutuhan konsumsi, masyarakat harus mengambil air di kali yang jaraknya kurang lebih 1 Km dari permukiman warga, dan sebagian lagi mengambil air dari desa tetangga yang jaraknya sekitar 6 Km dari desa.

Sebagian dari torang di sini cuma andalkan parigi-parigi yang ada itu saja Ibu, depe air juga bobou sadiki dan tara jernih seperti PDAM pe model bagitu,” jelas Herkanus didampingi beberapa anggota masyarakat yang sedang istirahat disela-sela kerja bakti dalam  pelaksanaan kegiatan Pamsimas.  “Tapi mo bagaimana lai so trada sumber lain tapaksa itu suda yang tong pake hari hari,” imbuhnya.

Atas dasar kondisi tersebut dan dengan dukungan penuh warga dan tokoh masyarakat, Kepala Desa Wasile menyampaikan minat mengikuti program Pamsimas dan berkomitmen akan mematuhi semua persyaratan program demi tuntasnya permasalahan air bersih dan sanitasi di desanya.  Herkanus berkomitmen akan mengalokasikan dana sharing yang bersumber dari APBDes sebesar Rp100.500.000,-00 dari total nilai Rencana Kerja Masyarakat (RKM) sebesar Rp499.724.250,00  Alokasi dana sharing desa tersebut jauh melebihi dari minimal yang dipersyaratkan program yakni 10% APBDes atau sekitar Rp 49.972.425.

Antusiasme masyarakat menerima program Pamsimas begitu terasa saat dilakukan sosialiasi program di tingkat desa. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang hadir, baik laki-laki maupun perempuan. Berbagai pertanyaan kritispun mereka lontarkan di sela-sela berlangsungnya acara.

Kiapa Pamsimas ada swadaya harus setor doi, Tong lia di PNPM dan PPIP trada swadaya model bagitu,” tanya Simon salah satu tokoh Pemuda yang turut hadir dalam acara tersebut.  “Yang ada hanya swadaya tong pe tenaga saja, tapi di Pamsimas dua-duanya lai?,” sambungnya sembari menoleh ke kanan-kiri memandangi peserta yang hadir sambil keheranan.

Pertanyaan demi pertanyaan dapat dijelaskan secara gamblang oleh Tim Fasilitator Masyarakat (TFM) yang bertugas mendampingi pelaksanaan kegiatan sosialisasi Pamsimas di desa.  Dari penjelasan tersebut warga yang hadir dalam pertemuan sosialisasi dapat memahami maksud dan tujuan serta alasan adanya kewajiban kontribusi masyarakat.

Iswan M Nur didampingi Safiudin Majojo dan Nourina Novitasari — ketiganya  merupakan anggota TFM menjelaskan, kegiatan sosialiasi dimaksudkan untuk memperkenalkan program Pamsimas di masyarakat sekaligus membentuk Tim Penyusun Proposal dan Kader AMPL Desa Wasile.  Pasca kegiatan sosialisasi tersebut diharapkan masyarakat dapat mengerti dan semakin paham tentang mekanisme dan berbagai tahapan kegiatan dalam  program Pamsimas, mulai perencanaan, pelaksanaan, hingga pengelolaan keberlanjutan sarana paska konstruksi.

Hasil survei pada proses perencanaan, warga memilih opsi dengan memanfaatkan sumber mata air yang berada di perbukitan berjarak + 3,5 Km dari permukiman warga.  Air dari sumber tersebut rencananya akan dialirkan ke permukiman warga dengan sistem gravitasi melalui jaringan perpipaan.

Berbekal semangat kebersamaan untuk satu tujuan bersama yakni mendapatkan air bersih yang aman dan layak, seluruh masyarakat baik laki-laki maupun perempuan siap meluangkan waktu untuk bekerja bahu-membahu secara gotong-royong mengerjakan setiap item pekerjaan terkait sarana dan prasarana yang akan dibangun. Dana bantuan Pamsimas akan digunakan untuk pembangunan penangkap mata air (PMA), reservoir, pemasangan jaringan perpipaan, dan bangunan penunjang lainnya.

Tong siap karja kapan saja yang penting tong tara pake air yang boubou lai,” celetuk Mince Bidiawan ibu paruh baya yang asyik menikmati gotong-royong dalam pengerjaan bangunan PMA bersama warga lainnya.

Kondisi medan yang berat berupa perbukitan, bebatuan dan terjal tidak mematahkan semangat gotong-royong warga dalam menyelesaikan setiap item pekerjaan agar dapat selesai sesegera mungkin.

Kalau tong lia dari dong pe semangat dan pola kerja, tong yakin akhir Oktober 2018 semua pekerjaan bisa selesai 100% Bu,” jelas Ridwan Kasim Fasilitator Senior Kabupaten Halmahera Timur saat mendampingi Fatrin A. Hamid, District Coordinator Pamsimas Kabupaten Halmahera Timur saat mengunjungi desa untuk melakukan pemantauan langsung pelaksanaan Pamsimas di Desa Wasile.

Insha Allah Bapa, Torang upayakan semaksimal mungkin bisa selesai sesuai target karena memang samua masyarakat di sini juga sangat ingin capa-capa menikmati depe hasilnya trada,” ungkap Kepala Desa Wasile didampingi beberapa anggota masyarakat sembari melepas keberangkatan Fatrin A. Hamid beserta Fasilitator Seniornya meninggalkan Desa Wasile. (Fatrin A. Hamid-DC Halmahera Timur/Zalicah Languha-TA CDCB Maluku Utara/Hartono Karyatin-Advocacy & Media Sp. Pamsimas)