Padang Pariaman, Sumbar – ‘Korong’ Durian Gaduang Kecamatan V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat dapat dicapai dalam waktu kurang dari 60 menit dengan kendaraan roda dua atau roda empat dari ibukota kabupaten dengan kondisi jalan beraspal.

‘Korong’ (Dusun, Red) Durian Gaduang dihuni sekitar 101 KK atau sekitar 337 jiwa, terdiri dari 135 jiwa laki-laki dan 202 jiwa perempuan. Secara klasifikasi sosial dikelompokkan: 10 KK (47 jiwa) kaya, 39 KK (149 jiwa) menengah, dan 51 KK (191 jiwa) tergolong miskin. Masyarakatnya homogen, semuanya keturunan Minang dan pemeluk agama Islam. Sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang.

Akses terhadap air bersih sangat memprihatinkan sebesar 10%, sedangkan akses terhadap sanitasi hanya 3,5%.  Jangan dibayangkan ada jamban layak di setiap rumah penduduk. Meski tidak pernah dilanda kekeringan, namun sumber air bersih untuk menopang kebutuhan sehari-hari, jauh dari harapan. Warga setempat masih mengandalkan air sungai yang dapat dicapai sekitar 30 menit. Saat musim hujan harus hati-hati karena melewati jalan setapak dengan kondisi licin. Dari sumber air sungai tersebut, warga mengambil air untuk kebutuhan sehari-hari, untuk memasak, mencuci, mandi, dan buang air besar.

Elvi Susanti, Sihet, Mardiwan, dari Tim Fasilitator dengan didampingi Andika Adedafitra, Fasilitator Senior program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) saat melakukan survey ke desa menjumpai sejumlah ibu tengah melakukan kegiatan rutin seperti mencuci dan memandikan anak di tepi sungai.

Kehidupan warga ‘Korong’ Durian Gaduang menjadi salah satu potret sulitnya air bersih di desa. Masyarakat tidak mengharapkan yang muluk-muluk pada pemerintah, mereka berharap air bersih. “Kami butuh air bersih agar terhindar risiko stunting, sebab kami sering ada sosilisasi dari puksemas tentang stunting akibat mengkonsumsi air tidak layak dan tidak menggunakan jamban yang sehat,” tutur Nerti, kader posyandu setempat. Nerti berharap ada perhatian pemerintah terkait sarana air bersih dan sarana lainnya.

Naimi yang merupakan ‘Datuk Kopiah’ (sebutan untuk ‘Kepala Suku’) menuturkan, kondisi air bersih di desanya sangat sulit. Warga masih mengandalkan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari yang tentu saja tidak layak dikonsumsi. Kondisi inilah yang mendorong wali nagari dan segenap warga mengajukan program Pamsimas.

Dengan dukungan Pakem (Panitia Kemitraan) Kabupaten Padang Parimaan, ‘Korong’ Durian Gaduang ditetapkan sebagai sasaran program Pamsimas tahun 2019. Hal tersebut menjadi titik terang dan menjawab keinginan warga yang sudah lama merindukan kemudahan mendapatkan air bersih.

Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) perdesaan melalui Pamsimas secara keseluruhan menghabiskan biaya Rp 287,5 juta, terdiri dari BLM APBN Rp 201,2 juta, dana sharing APBDesa Rp 28,7 juta, ditambah swadaya masyarakat Rp 57,5 juta, terdiri dari 11,5 uang cash dan 46 juta berupa material lokal dan tenaga kerja.

Kini warga sudah dapat tersenyum lega. Berkat Pamsimas, air telah mengalir dekat rumah warga. “Kita bangga atas partisipasi masyarakat dalam program Pamsimas ini, dan program dapat dilaksanakan dengan baik. Kita berharap sarana dijaga dengan baik dan tumbuhkan rasa memiliki terhadap sarana sehingga dapat berkelanjutan,” ucap Het, salah seorang fasilitator pendamping ‘Korong’ Durian Gaduang.

Keceriaan dan kebahagiaan nampak pada wajah warga terkhusus anak–anak, mereka tidak perlu lagi jauh-jauh mandi ke sungai ketika hendak ke sekolah. ”Alhamdulillaah, akhirnya kita bisa menikmati air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Air sudah dapat dinikmati di dalam rumah dengan kamar mandi dan jamban yang bersih sesuai standar kesehatan,” ungkap Asril, Koordinator KKM ‘Korong‘ Durian Gaduang.

Asril menambahkan, sesuai RKM (Rencana Kerja Masyarakat) pada tahap awal air Pamsimas akan dialirkan ke 25 rumah warga. Setelah dilakukan uji-fungsi, saat ini jumlah sambungan rumah (SR) telah mencapai 61 SR. Sesuai catatan di KPSPAMS, akan segera menyusul 14 SR lagi.

“Mudah-mudahan ke depannya Pamsimas dapat memberikan manfaat yang lebih banyak kepada masyarakat. Dengan adanya air bersih dan sanitasi yang baik, diharapkan terwujud warga ‘Korong’ Durian Gaduang yang sehat, pintar, produktif, dan sejahtera,” ucap Het.

Kelak bila pelayanan warga desa telah mencapai 100%, pengurus KPSPAMS berencana memperluas jangkauan pelayanan hingga ke desa tetangga di ‘Korong’ Padang Alai yang juga sangat mebutuhkan air minum. Dengan debit air cukup besar sekitar 5 liter/detik perluasan jangkauan pelayanan tersebut sangat dimungkinkan. Sesuai hasil kesepakatan warga, bidan desa, dan Tim Fasilitator Kabupaten, 25 KK di Korong Padang Alai nantinya akan mendapatkan pelayanan air minum Pamsimas.

“Kita sesama manusia harus saling tolong menolong agar kas KPSPAMS semakin bertambah,” ucap niniak mamak Durian Gaduang Datuak Naimi. (Sihet-FM CD Kab Padang Pariaman/Ery Kusmedi CDCB Sumbar/Hartono Karyatin-Media Sp PAMSIMAS)