Anambas, Kepulauan Riau – Pamsimas di Provinsi Kepulauan Riau menyeberang sampai ke pulau di Palmatak. Desa di Kecamatan Palmatak, Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau, tepatnya berada pada 03o 21 ” Lintang Utara dan 106o 20″ Bujur Timur, merupakan desa sasaran program Pamsimas tahun anggaran 2018. Kecamatan Palmatak dengan Tebang Ladan sebagai kota kecamatan, berada di kawasan Laut Cina Selatan dengan luas kecamatan 129,94 kmWilayah pulau ini memiliki daratan yang landai sampai ke pantai. Sebagian besar tanahnya merupakan tanah berpasir, tanah hitam, tanah kostol kuning dan berbatu.

Kecamatan Palmatak berada di gugusan pulau Anambas dengan wilayah sekelilingnya berupa laut. Iklimnya tidak jauh berbeda dengan iklim di Kabupaten Kepulauan Anambas pada umumnya. Karena wilayahnya merupakan kepulauan dan dikelilingi laut, maka iklimnya sangat dipengaruhi perubahan arah angin. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Maret hingga Mei, ketika angin bertiup dari arah utara. Sementara musim hujan terjadi pada bulan September hingga Februari, ketika angin bertiup dari arah timur dan selatan. Pada umumnya iklim sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang sebagian besar merupakan nelayan dan petani. Pada bulan-bulan tertentu kegiatan masyarakat berkurang karena terkendala akibat pengaruh musim.

Sebelum program Pamsimas masuk ke Desa Kecamatan Palmatak, untuk mencukupi kebutuhan air bersih sehari-hari, masyarakat memanfaatkan sumber air dari pipa-pipa atau selang kecil dari sumber mata air dan sumur gali, dengan debit air sangat terbatas. Sumber air dalam kondisi tidak tertutup sehingga rentan terkontaminasi air kotor kala musim hujan dan sampah di musim kemarau. Akses terhadap air bersih masih sangat rendah sekali, sekitar 20,98%.

Kesulitan mendapatkan air bersih juga di alami oleh desa lain, seperti Desa Payalaman Langir, Belibak, Piabung, Putik, Ladan dan Tebang, yang juga berada di wilayah Kecamatan Palmatak di Kabupaten Kepulauan Anambas. Untuk mendapatkan air bersih, mayoritas warga bermata pencaharian sebagai nelayan dan petani, harus rela merogoh kocek untuk membeli air bersih. Tentunya ini menambah beban ekonomi masyarakat yang sudah berat dalam mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

Air layak konsumsi merupakan suatu kebutuhan utama bagi kehidupan orang-orang pulau ini. Keterbatasan pasokan air bersih, apalagi bagi masyarakat yang tinggal di kepulauan terpencil, dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat, yang akibatnya berpengaruh terhadap produktifitas ekonomi dan kualitas kehidupan masyarakat secara keseluruhan.

Ketika program PAMSIMAS hadir di desa ini, warga senang dan antusias menyambut,  dan seluruh warga siap untuk mendukungnya. Warga antusias bertanya dan mengikuti tahapan proses yang dipersyaratkan, mulai dari menghadiri pertemuan, terlibat secara aktif dalam identifikasi masalah dan analisa potensi, dan aktif di kegiatan lainnya, demi terlaksananya seluruh tahapan proses kegiatan Pamsimas di desanya.

Dalam mewujudkan tujuan bersama tersebut, tumbuh solidaritas sosial antar anggota masyarakat, dan membangkitkan semangat dan jiwa gotong royong antar warga. Mereka saling bergotong royong membantu warga yang kurang mampu, yang lebih kaya akan membantu yang miskin. Melalui kepemimpinan lokal yang ada, warga mencari model-model sarana yang sederhana dan terjangkau ekonomi masyarakat. Proses ini membutuhkan waktu, perlu kesabaran dan upaya terus-menerus.  Walau proses berjalan lambat, namun dengan tumbuhnya kesadaran masyarakat, maka proses selanjutnya akan berjalan lebih cepat. (Sarinah-FM CD Anambas/ Ed. Meldalisnadi/Ramdan/Hartono)