C ianjur, Jawa Barat – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (PSPAM) memberikan dukungan dalam pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) yang dilaksanakan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) di Desa Cihea Kecamatan Haurwangi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Dukungan diberikan dalam bentuk bantuan pembangunan sistem penyediaan air minum berupa bangunan reservoir yang dilengkapi dengan jaringan pipa distribusi air bersih di Kampung Cimurah. Sarana air minum tersebut dibangun di sekitar tempat ibadah (mushola) yang ada di dusun tersebut. Di areal tersebut juga dibangun sarana MCK (Mandi-Cuci-Kakus) dilengkapi septic tank yang airnya dipasok dari sarana bantuan Kementerian PUPR. Warga Dusun Cimurah yang tinggal di sekitar mushola ikut memanfaatkan sarana air minum dan MCK tersebut.

Ir Essy Asiah, MT dari Direktorat PSPAM Kementerian PUPR bersama dengan Wakil Rektor ITB Bandung, Prof Ir Bermawi Priyatna Iskandar, MSc PhD beserta sejumlah mahasiswa peserta KKN menyempatkan meninjau sarana bantuan Kementerian PUPR di Kampung Cimurah sebelum melakukan penandatanganan prasasti sebagai rangkaian acara Peresmian dan Penutupan Kegiatan KKN-T ITB 2018, yang dilaksanakan di lapangan utama Desa Cihea, Minggu (23/09).

Pada kesempatan tersebut, Essy Asiah yang mewakili Direktorat PSPAM Kementerian PUPR menyampaikan, kerjasama masyarakat Desa Cihea dengan mahasiswa peserta KKN-T ITB dapat menjadi langkah awal untuk melakukan kerjasama lebih lanjut. Essy yang juga Wakil Ketua CPMU program PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, di depan warga Cihea menyampaikan harapannya untuk memasukan Desa Cihea sebagai lokasi desa sasaran Pamsimas tahun 2019.

Saat mengelilingi Kampung Cimurah dan Sukaluyu bersama sejumlah pimpinan ITB dan mahasiswa KKN, didapati kondisi warga yang mengalami kesulitan air. Terlihat air sungai mulai menyusut dan mengering. Rumah warga banyak yang belum dilengkapi sarana buang air besar (BAB), yang ada jamban sederhana berupa “cubluk” dengan penutup dinding seadanya (berupa kain).

Desa Cihea yang dipenuhi hutan pohon pisang merupakan penghasil utama daun pisang untuk bungkus makanan. Desa dengan luas wilayah 2.529.487 m2, atau hampir setengah wilayah dari Kecamatan Haurwangi, dengan topografi tanah tidak rata, sedikit perbukitan, dan kering terutama saat kemarau, sangat pantas untuk dijadikan sasaran program Pamsimas. Program Pamsimas bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan air minum dan sanitasi yang berkelanjutan di wilayah perdesaan dan pinggiran kota.

Essy menambahkan, Kabupaten Cianjur memang menjadi lokasi program Pamsimas, ada di 33 Desa lokasi Pamsimas. Untuk tahun 2019 rencananya akan ada 20 desa baru di Kabupaten Cianjur yang menjadi lokasi Pamsimas. Ia berpesan agar sarana bantuan Kementerian PUPR dijaga, dipelihara dan bahkan dikembangkan sehingga terus memberi manfaat. Untuk itu perlu dientuk semacam Kelompok untuk mengelola sarana tersebut untuk kesinambungan pelayanan.

Trianinta Purba-mahasiswa jurusan Rekayasa Pertanian dan Sidik Nur Rakhmat dari jurusan Teknik dan Pengelolaan Sumber Daya Air-ITB menuturkan, Kementerian PUPR memberikan bantuan berupa desain bangunan dan pengadaan material pembangunan reservoir air dan jaringan pipa distribusi air bersih. Proses pembangunan konstruksi dilakukan oleh warga bersama mahasiswa dan diawasi oleh perwakilan Kementerian PUPR.

Penutupan KKN-T ITB sekaligus penandatanganan prasasti yang akan dipasang di berbagai fasilitas yang dibangun Tim KKN-T ITB, dihadiri oleh Wakil Bupati Cianjur, Wakil Rektor ITB, Ketua Lembaga Kemahasiswaan (LK) ITB, Perwakilan Kementerian PUPR dari Pusat dan Jawa Barat serta Konsultan Pamsimas, Perwakilan Bank Jawa Barat (BJB), Camat Haurwangi, Kepala Desa Cihea, dan mahasiswa ITB peserta KKN.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB Prof Ir Bermawi Priyatna Iskandar, MSc PhD menyampaikan keyakinannya, pembelajaran dan pengalaman yang diperoleh mahasiswa melalui KKN-T akan banyak membantu dalam membentuk karakter mahasiswa. “Kuliah Kerja Nyata ini nantinya akan bermanfaat saat mahasiswa berkarya di masyarakat setelah lulus dari pendidikan Perguruan Tinggi,” ujarnya.

Sementara itu Wakil Bupati Cianjur, Herman Sulaeman, menyampaikan terima kasih kepada ITB dan berharap ilmu, tenaga, pikiran yang telah diberikan pada masyarakat Desa Cihea dapat menjadi amal kebaikan bagi semua pihak.

Ketua LK-ITB, Dr Eng Sandro Mihradi mengatakan, penutupan KKN-T ITB yang dilakukan di lapangan utama Desa Cihea menyempurnakan rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh 195 mahasiswa ITB dari berbagai jurusan untuk mengembangkan potensi desa setempat. Peserta KKN di Desa Cihea dibagi ke dalam empat tema, yakni infrastruktur, air, agroforestry dan pendidikan. Peserta KKN disebar ke beberapa kampung, antara lain Kampung Cimurah, Sukaluyu, Cipicung, Sekbrak, dan Bantar Kalong.

Selain pembangunan infrastruktur berupa bangunan reservoir air, pipa distribusi air bersih, sarana MCK, dan renovasi masjid, peserta KKN juga melakukan penanaman 3.000 bibit tanaman di sekitar bantaran sungai Citarum bekerjasama dengan Perhutani. Diharapkan tanaman tersebut dapat dimanfaatkan oleh warga sekaligus mengurangi erosi di sekitar bantaran Sungai Citarum.

Semoga pengabdian yang diberikan oleh mahasiswa ITB dapat memberikan inspirasi pada generasi muda untuk diteruskan karena suatu saat mereka akan tumbuh dan menjadi pahlawan di desa masing-masing. (Hartono Karyatin-Advocacy & Media Sp. Pamsimas)