GOTONG ROYONG SEBAGAI BUDAYA MASYARAKAT
Best Practise Gotong Royong Desa Lamajang Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, Jawa Barat Kegiatan PAMSIMAS TA 2023

Bandung,  Jawa Barat – Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung adalah sebuah desa yang sangat indah yang berada di sebuah lembah yang diapit oleh pegunungan,  Dengan penduduk sekitar 11.813 Jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki 5.961 Jiwa, penduduk perempuan  5.852 Jiwa, dengan jumlah Kepala Keluarga 3.830 KK. Sebagian besar masyarakat Desa Lamajang bekerja sebagai petani, Hal tersebut didukung dengan luasnya areal pertanian baik lahan pertanian berupa sawah maupun berupa lahan kebun dan tentu saja kesemuanya dengan tersedianya pengairan yang memadai degan baik. Sumber air yang mengalir di Desa Lamajang cukup banyak yaitu berupa  tujuh sungai dan air pembuangan Kolam Tando PLTA Cikalong. Sebagian lagi masyarakat Desa Lamajang bekerja sebagai buruh, pegawai swasta, PNS, pedagang dll. Keseharian msyarakat desa mendukung kestabilan kehidupan di masyarakat dan menahan angka pengangguran.

Selain sumber air yang digunakan untuk pengairan sawah dan lahan perkebunan, Desa Lamajang juga memiliki banyak mata air. Mata air – mata air yang ada di desa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air rumah tangga dan juga kebutuhan lahan sawah dan perkebunan.  Namun kaitan dengan kebutuhan air untuk rumah tangga masih banyak masyarakat desa yang masih belum menyadari pentingnya kualitas air pada air yang mereka gunakan. Masyarakat masih mengabaikan aspek kesehatan dari air yang digunakan mereka sehari-hari. Hal ini terlihat dari sarana air yang sekarang mereka gunakan. Kondisi bak pengumpul mata air masih dalam kondisi terbuka dan tidak terurus. Sehingga air yang ditampung sangat mudah tercemar oleh berbagai bahan pencemar. Bak penampung yang tergenang air serta saluran air yang menggunakan selang masuk kerumah-rumah melewati saluran air kotor bisa mempengaruhi kualitas air yang digunakan masyarakat.

Tahun 2023 Desa Lamajang menjadi salah satu desa di Kabupaten Bandung, Jawa Barat yang menjadi lokasi sasaran Kegiatanb Pamsimas. Ditetapkannya Desa Lamajang menjadi lokasi sasaran  Pamsimas sangat disambut baik oleh kepala desa karena kepala desa menyadari potensi sumber air di Desa Lamajang kalau tidak dibenahi akan berdampak buruk pada kehidupan masyarakat dimasa yang akan dating. Apalagi dengan makin maraknya masyarakat membuka lahan pertanian untuk sayuran yang dalam prosesnya menggunakan bahan kimia (pestida) yang bisa mencemari sumber air yang juga digunakan untuk kebutuhan rumah tangga bila kondisi sarana air minum yang ada di desa tidak segera dibenahi. “Abdi ngahaturkeun nuhun ka Pamaréntah anu parantos masihan bantosan Pamsimas ka Désa Lamajang. Abdi sareng warga desa bingah sareng bagja pisan. Mudah-mudahan ku ayana Pamsimas di Desa Lamajang tiasa ningkatkeun fasilitas cai anu dianggo ku masyarakat kiwari supados langkung sae sareng sehat” Demikain disampaikan oleh Kepala Desa Lamajang.

Pelaksanaan Kegiatan Pamsimas di Desa Lamajang difokuskan pelaksanaannya di RW 11 dan 17.  Pada awalnya masyarakat setempat tidak setuju dengan akan dibuatkan sarana air minum Pamsimas karena mereka sudah merasa nyaman dengan kondisi yang ada. Namun setelah dilakukan sosialisasi dan berikan pemahaman akan penting air untuk kesehatan dan kelangsungan hidup mereka akhirnya masyarakat mengerti dan sangat mendukung pelaksanaan Pamsimas.

Bukti dukungan masyarakat Desa Lamajang terhadap pelaksanaan Pamsimas terwujud dengan dilakukan secara bersama sama, bergotong royong didalam pelaksanaan kegiatan Pamsimas. Hal ini terlihat dari pelaksanaan pembangunan reservoir,  masyarakat setempat bergotong royong untuk kerja bakti. Ada yang ikut menggali untuk pondasi, mengangkut bahan bangunan material dan tidak ketinggalan ibu-ibu juga yang ikut menyediakan konsumsi.

Gambaran Pelaksanaan kegiatan Pamsimas di Desa Lamajang menepis dugaan bahwa budaya Gotong royong di masyarakat sudah hampir luntur. Hal ini di karenakan masyarakat sudah mulai terpengaruhi oleh budaya modern yang menyebabkan tingkat kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap budaya gotong royong tersebut semakin berkurang.  Sebenarnya masyarakat masih memiliki nilai-nilai luhur kemasyarakatan dan kepedulian terhadap lingkungan,  yang hilang hanya tingkat kepercayaan hal ini terjadi karena keterlibatan mereka dalam proses kegiatan selalu dibatasi dan mereka juga tidak pernah memperoleh informasi secara utuh.   Semoga dengan adanya Kegiatan Pamsimas, nilai luhur warisan nenek moyang berupa semangat gotong royong diseluruh lokasi sasaran Pamsimas tetap terpelihara. (Juli 2023, Toni Samsul Bahri/Koordinator Kabupaten Pamsimas, Kabupaten Bandung, Jawa Barat)