Pasuruan, Jawa Timur – Gunung Bromo merupakan salah satu destinasi wisata andalan di Jawa Timur yang menjadi idaman wisatawan nusantara maupun mancanegara. Pemandangan indah nan asli dengan lautan padang savana luas serta udara sejuk, menjadikan kawasan ini cukup menarik untuk dikunjungi. Gunung Bromo dengan ketinggian 2.392 meter terletak di kawasan pegunungan Tengger yang wilayahnya membentang di empat kabupaten : Kabupaten Malang, Pasuruan, Probolinggo dan Lumajang.

Salah satu jalur pendakian menuju gunung Bromo adalah Penanjakan yang merupakan bagian dari wilayah Desa Wonokitri, satu dari delapan desa di Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan Jawa Timur.

Desa Wonokitri merupakan penerima program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) tahun 2020. Program ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah jiwa yang dapat mengakses air minum aman dan sanitasi layak serta meningkatkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

Masuknya Desa Wonokitri ke dalam program Pamsimas tahun 2020, menggenapkan seluruh desa di Kecamatan Tosari sebagai penerima program Pamsimas setelah tujuh desa sebelumnya menerima program Pamsimas tahun 2019.

Secara umum hampir semua desa di Kecamatan Tosari menghadapi permasalahan air minum yang hampir sama, yaitu belum merata ketersediaan air minum bagi seluruh warga desa. Meski secara geografis dianugerahi lahan pertanian yang subur dan kaya akan sumber daya alam serta sumber air yang melimpah, bila dibandingkan dengan wilayah lain di Kabupaten Pasuruan, tetapi masalah kecukupan air minum untuk kebutuhan hidup sehari-hari belum merata. Program Pamsimas diharapkan dapat menutupi dusun yang belum terlayani air minum.

Untuk memeratakan kebutuhan air minum di seluruh desa, masyarakat dengan difasilitasi Fasilitator Pamsimas menyusun Rencana Kerja Masyarakat (RKM) pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) perdesaan dengan nilai perencanaan ± Rp 1 Miliar.  Biaya sebesar itu akan dipenuhi dari BLM APBN pemerintah pusat sebesar Rp 280 juta, sharing APBDes Rp 40 juta, dana non sharing (Dana Desa) sebesar Rp 600 juta, dan sisanya Rp 80 juta dari swadaya masyarakat baik dalam bentuk uang tunai maupun tenaga kerja (gotong royong).

Biaya tersebut akan digunakan untuk rehabilitasi bangunan PMA (Penangkap Mata Air), pengadaan jaringan perpipaan HDPE sepanjang 7.393 meter, dan pengadaan meteran air untuk 700 rumah. Selain membangun sarana air minum, dana tersebut akan digunakan membangun sarana sanitasi, antara lain 8 unit sarana Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di sekolah dan 3 unit CTPS yang akan ditempatkan di area umum. Diluar pembangunan yang bersifat fisik, akan dilakukan kegiatan promosi kesehatan untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah dan masyarakat.

Untuk sumber air baku yang digunakan adalah mata air dari lereng gunung Bromo yang dimasukkan ke penangkap mata air (PMA) dan kemudian dialirkan ke permukiman penduduk secara gravitasi melalui jaringan perpipaan.

Sarana air minum yang dibangun nantinya mampu mencukupi kebutuhan air minum bagi 710 KK atau 3.017 jiwa yang ada di Dusun Wonokitri dan Sanggar. Pemerintah desa sendiri menargetkan pelayanan air minum bagi seluruh warga (100%) dapat diwujudkan pada akhir tahun 2020.

Saat ini pelaksanaan konstruksi sarana air minum tengah dikerjakan masyarakat bersama Satlak dan KKM. Sebelumnya, Koordinator KKM Desa Wonokitri telah menandatangani Perjanjian Kerjasama (PKS) terkait penerimaan bantuan dengan pihak PPK Balai Prasarana Permukiman Wilayah Provinsi Jawa Timur pada Jumat (05/06).

Iksan, Kepala Desa Wonokitri mengatakan, air merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa Wonokitri dimana belum tersedia merata di seluruh dusun. Pemerintah desa berkomitmen untuk memeratakan pelayanan air bagi seluruh warga, sesegera mungkin, karenanya mendukung penuh masuknya program Pamsimas tahun 2020 dengan mengalokasikan Dana Desa sebesar Rp 600 juta.

Dedik, anggota KKM Desa Wonokitri menambahkan, masalah air minum menjadi fokus perhatian masyarakat, terlebih Desa Wonokitri berada di wilayah gunung Bromo yang menjadi destinasi wisatawan nusantara dan mancanegara, sehingga perlu dukungan pasokan air minum yang memadai. Program Pamsimas diharapkan dapat membantu dalam pemenuhan kebutuhan air bagi seluruh warga Desa Wonokitri.

“Warga masyarakat sangat antusias dalam pelaksanaan program Pamsimas apalagi didukung penuh pemerintah desa melalui alokasi Dana Desa, diharapkan sarana dapat segera dinikmati secara merata oleh warga Desa Wonokitri”, timpal Sadiono dari Satlak Pamsimas.

Masyarakat dan Pemerintah Desa Wonokitri rupanya terinspirasi dari desa tetangga yang lebih dulu menerima program Pamsimas. Sebanyak tujuh desa tetangga (dalam satu kecamatan) telah mendapatkan program Pamsimas tahun 2019. Sarana air minum yang dibangun kini dikelola oleh Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (KPSPAMS), yang menjadi bagian Usaha BUM Desa. KPSPAMS menetapkan tarif air berdasarkan kesepakatan dengan warga; setiap sambungan rumah (SR) dilengkapi dengan meteran air sehingga warga membayar air sesuai pemakaian. Melihat kondisi desa tetangga dimana permasalahan air dikelola dengan baik dan hampir merata dinikmati oleh seluruh anggota masyarakat, memotivasi dan mendorong warga dan Pemerintah Desa Wonokitri bergabung ke program Pamsimas tahun 2020.

Dengan adanya kolaborasi program Pamsimas dengan pemerintah desa melalui dukungan Dana Desa, keinginan Kepala Desa Wonokitri untuk wujudkan 100% akses air minum bagi seluruh warga desa, tinggal selangkah lagi. (Sumardiono Setyobudi, ST – DC Pasuruan/Hartono Karyatin-Media Sp PAMSIMAS).