Sumedang, Jabar – Desa Ungkal Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang di Jawa Barat, merupakan salah satu desa lokasi Pamsimas reguler tahun 2016/2017. Perencanaan program Pamsimas dimulai tahun 2016, sedangkan pelaksanaan pembangunan dilakukan tahun 2017 dengan sumber pendanaan dari APBN.

Desa berada di wilayah perbukitan yang dapat ditempuh sekitar 1,5 jam perjalanan darat dari Kota Sumedang. Hamparan sawah, pepohonan, dan hewan ternak peliharaan seperti kerbau, sapi, kambing, domba nampak terlihat di sepanjang jalan masuk menuju Desa. Selama perjalanan menuju Desa Ungkal nyaris tidak ada rumah penduduk sama sekali, rumah penduduk baru ditemui saat sudah sampai di desa. Desa Ungkal berada di lokasi terpencil atau bisa dikatakan terbuang karena desa tersebut terpisah jauh dari komunitas desa-desa lain di Kecamatan Conggeang. Akan tetapi dengan kondisi lokasi desa yang begitu jauh dari hiruk pikuk keramaian atau bisa dikatakan jauh dari peradaban kota ini, tidak mengurangi semangat juang masyarakat untuk mendapatkan akses sarana air bersih.

Masuknya program PAMSIMAS ke Desa Ungkal disambut dengan suka cita oleh masyarakat dan pemerintah desa yang sudah lama mendambakan hadirnya sarana air bersih di desa. Selain bantuan dana BLM APBN sebesar Rp 253.348.000 (70%), kontribusi masyarakat berupa in-cash (uang tunai) sebesar Rp 14.479.000 (4%) dan in-kind (tenaga diuangkan) sebesar Rp 57.909.000 (16%), didukung pula oleh kontribusi dana APBDes sebesar Rp 113.624.000 (26,51%) dan menjadi salah satu prestasi terbaik sejarah Pamsimas di Kabupaten Sumedang dengan kontribusi dana desa terbesar yang melebihi syarat minimal dana sharing APBDes.

“Sebelum adanya program Pamsimas, hampir seluruh masyarakat di saat musim kemarau harus membeli air dalam kemasan galon untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, cuci piring dll. Bisa dibayangkan bukan bagaimana rasanya jika kondisi seperti itu terjadi setiap tahun,“ ungkap Dedeng yang saat ini menjabat sebagai Kepala Desa Ungkal. Hal inilah yang membuat Kepala Desa dan Pemerintah Desa sangat antusias terhadap program Pamsimas dan tidak ragu untuk mengalokasikan dana sharing dari APBDes TA. 2017 dengan nilai yang lumayan besar dibandingkan desa lainnya di Kabupaten Sumedang.

Pada awal perjalanan banyak tantangan yang harus dilalui, salah satunya lokasi mata air yang sangat jauh dari permukiman dan berada di luar desa. Jrak lokasi mata air ke pemukiman sekitar 7 km. Hambatan dimulai dari pengurusan surat ijin penggunaan sumber mata air, akan tetapi hal ini dapat terselesaikan setelah dibuatnya kesepakatan antardesa yang dituangkan dalam Surat Kesepakatan Penggunaan Sumber Mata Air. Kendala berikutnya adalah kekhawatiran sebagian pengurus KKM/Satlak dan segelintir masyarakat, pembangunan jalur pipa Pamsimas tidak mungkin bisa terlaksana dengan baik. Masalahnya, jalur pipa transmisi sampai distribusi melewati wilayah desa lain yaitu Desa Cacaban sepanjang 7 km. Pada awalnya masyarakat Desa Cacaban yang tanahnya terlewati jalur pipa Pamsimas meminta konpensasi per lente pipa (per batang) sebesar Rp 250.000. Akan tetapi setelah diberi penjelasan secara intensif dan keyakinan yang kuat dari KKM/Satlak, akhirnya masalah ini terselesaikan dan masyarakat Desa Cacaban pun mengerti.

Kegiatan penyediaan air minum yang telah dilaksanakan yakni perbaikan 1 unit broncaptering, 1 unit bak pelepas tekan, 1 unit reservoir, perpipaan sepanjang 7 Km lebih dan 6 unit CTPS di sekolah. Selain itu, dilaksanakan kegiatan pelatihan kelembagaan, keuangan, pelatihan teknis dan promkes PHBS di masyarakat dan sekolah. Kegiatan pemicuan CLTS yang telah dilaksanakan oleh sanitarian, bidan desa dan Tim Kecamatan memperoleh hasil yang sangat luar biasa. Ketika pemicuan belum dilaksanakan, masyarakat di 2 dusun umumnya masih Buang Air Besar (BAB) di sungai dan kebun. Namun saat ini Desa Ungkal sudah 100% stop BABS dan sudah mendeklarasikan pada saat Berita Acara Serah Terima Program.

Ketua KP-SPAMS Pendi menjelaskan, saat ini sudah terpasang sambungan rumah (SR) sebanyak 120 SR yang dilengkapi dengan Water Meter. Biaya pemasangan SR yang telah disepakati sebesar Rp 300.000 lengkap dengan pipa dan meteran, dengan perhitungan iuran sekitar Rp. 2.500 per m3. “Untuk iuran akan dihitung ulang dan akan segera disosialisasikan kepada masyarakat”, tambah Pendi. Ia menambahkan, target jangka panjang SR harus masuk ke seluruh rumah yang ada di desa Ungkal, sehingga seluruh warga desa dapat terlayani air bersih.

Didukung semangat tinggi dan dibarengi rasa optimisme yang tinggi, walaupun dengan langkah tertatih–tatih dan jatuh bangun, sistem penyediaan air minum perdesaan bisa diwujudkan oleh masyarakat berkat dukungan penuh Pemerintah Desa. Insya Allah sarana tersebut akan dijaga, dipelihara, dan dikembangkan untuk keberlanjutan sarana air bersih guna mewujudkan Akses Universal pada tahun 2019 di Desa Ungkal (TFM Kabupaten Sumedang/Hartono Karyatin-Advocacy & Media Sp. Pamsimas).