Jawa Timur – Pelaksanaan program Pamsimas di Kabupaten Bondowoso yang sudah berjalan dari 2014 dan 2015 telah mencakup wilayah kerja sebanyak 20 Desa sasaran yang terdapat di 12 kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Bondowoso. Agar aspek keberlanjutan dapat berjalan dengan baik, maka dalam proses selanjutnya diperlukan pemahaman yang baik ditingkat masyarakat terkait adanya iuran, agar adanya iuran di masyarakat dapat  di terapkan dapat berjalan di perlukan pemahaman terhadap yang sama antara pengurus dan anggotanya. Namun dari hasil monitoring kelancaran pelaksanaan iuran tidak semua berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah di lakukan.

Umumnya dilokasi yang iurannya berjalan lancar didorong oleh kondisi masyarakat tersebut yang memang sangat sulit mendapatkan air bersih. Sedangkan dilokasi yang masih ada alternatif sumber air lainnya, kecenderungan lebih sulit dalam menerapkan iuran. Memang aspek pemahaman masyarakat tentang pentingnya iuran masih perlu untuk ditingkatkan, namun juga dirasakan bahwa pada dasarnya masyarakat mengetahui bahwa jika tidak ada iuran dan pengelolaan maka sarana tersebut selanjutnya akan tidak berkelanjutan. Disamping masyarakat mengetahui hal tersebut juga faktor kegamangan terhadap minimnya ketauladanan atau contoh proses iuran berjalan dengan baik, BP-SPAMS mengelola dengan baik dan seterusnya keberlanjutan berjalan langgeng membuat masyarakat terkesan masih ‘lihat dan tunggu’.

Kenyataan yang ada dilapangan, kondisi tidak berjalannya iuran dengan baik memang cukup beragam. Ada lokasi yang sarananya bagus, air banyak, perpipaan grafitasi, pemanfaat sekitar 120 KK tapi hanya beriuran — Rp.5.000,- KK/bulan. Ada juga yang merasa tidak perlu beriuran karena air kan diambil saja dari alam dan badan pengelola kelihatannya kurang aktif. Jadi, ada aspek yang dirasakan bahwa masyarakat mengetahui sesuatu memang sudah direncanakan dengan baik, namun pada tahap pelaksanaannya seringkali tidak berjalan sebagaimana mestinya, ketauladanan yang masih kurang sehingga masyarakat masih bersifat menunggu.

Sementara itu keberadaan water meter dapat dirasakan sebagai fungsi alat sebagai asas keadilan sudah dapat dipahami oleh masyarakat bahwa pengeluaran pembayaran dapat di sesuaikan dengan jumlah pemakaian. Namun jumlah perkembangan water meter yang sifatnya swadaya masyarakat tidaklah signifikan. Untuk itu dalam rapat yang dilakukan oleh team pakem diusulkan bagaimana dapat membantu mempercepat proses watermeter terhadap desa yang pengeloaan oleh BPSPAMS nya bagus sehingga ini bisa dikatakan memberikan apresiasi terhadap pengelola yang berkinerja baik. Salah satu usulan yang di lakukan oleh anggota Pakem adalah pendanaan oleh CSR Bank Jatim yang selama ini sudah membantu secara simultan jamban yang ada di kabupaten Bondowoso. Sehingga sasaranya tidak hanya jamban saja melainkan bisa untuk penyediaan air bersihnya juga. Berawal dari usulan tersebut akhirnya di buat proposal yang di fasilitasi oleh salah satu anggota pakem dalam hal ini Pokja IV dari team PKK kabupaten bondowoso yang selama ini memfasilitasi terhadap Pendanaan CSR Bank Jatim yang sudah berjalan. Dalam proposal tersebut di usulkan jumlah pendanaan RP 250 Juta untuk 500 unit sambungan rumah berwater meter. Tentunya nilai tersebut dengan spesifikasi sambungan rumah mengacu pada pelaksanaan yang di lakukan secara swadaya oleh masyarakat.

Setelah menunggu sekian lama akhirnya yang di tunggu datang juga, bahwa disetujuinya proposal yang di ajukan meskipun jumlahnya hanya 50 % dari proposal yang diajukan. Namun demikian masalah muncul lagi, bagaimana pembagiannya kedesa? Apa di gunakan untuk satu desa? Berapa perdesanya?. Nah…dari kondisi ini akhirnya di sepakati bahwa jumlah perdesa dipilih BPSPAMS yang berkinerja baik untuk 10 desa yang di bagi secara proporsional sehingga perdesa mendapat 20-30 sambungan rumah berwater meter dengan salah syaratnya dari bank jatim adalah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang dalam hal ini dapat di lihat dari kondisi fisik rumah. Dalam pelaksanaan pekerjaannya ini dilakukan oleh anggota BPSPAMS dan Alhamdulilah pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan yang di harapkan. Harapan terbesar kami tahun depanya juga mendapat pendanaan dari CSR Bank Jatim lagi. Berdasar hasil evaluasi pelaksanaanya jika memungkinkan kegiatan bisa dilakukan dalam satu desa namum melingkupi satu sistem terbangun yang meliputi kegiatan di sumber airnya, perpipaannya  dan sambungan rumah berwatermeter sehingga mempermudah dalam monitoring. Suyanto Rasyid-DC Bondowoso; Deddy-CMAC