Banjar, Kalimantan Selatan – Jika suatu desa dekat dengan ibukota kabupaten maju pembangunan sarana air minum dan sanitasi, masih dianggap wajar.  Tetapi jika kemajuan itu dapat dicapai oleh desa terluar dan terpencil lokasinya, maka itu sebuah prestasi.  Hal tersebut dikatakan oleh Sodik, anggota Panitia Kemitraan (Pakem) Pamsimas Kabupaten Banjar terkait capaian Desa Belangian yang mencapai 100% akses air minum dan 100% akses sanitasi atau Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS).

Kehidupan masyarakatnya yang religius, harmonis, rukun dan saling menghargai satu sama lain, semakin menambah kesan nyaman dan  damai tinggal di Desa Belangian.

Seperti dituturkan oleh Kepala Desa Belangian Aunul Khoir yang baru menjabat sebagai Kades. Desa Belangian Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan dihuni 103 KK dengan 350 jiwa.  Mayoritas penduduknya merupakan Suku Banjar dan sebagian lagi merupakan pendatang dari Pulau Jawa.  Aunul memiliki andil besar terkait capaian prestasi akses air minum dan akses sanitasi Desa Belangian.  Sebelum terpilih menjadi kepala desa sekitar setahun yang lalu, Aunul Khoir adalah Ketua KPSPAMS Desa Belangian periode tahun 2017-2020.  KPSPAMS adalah Lembaga yang dibentuk masyarakat desa untuk mengelola sarana air minum hasil kegiatan Pamsimas.

Desa Belangian termasuk salah satu desa terluar di Kabupaten Banjar.  Belangian berbatasan langsung dengan Desa Tanjung di Kabupaten Tanah Laut.  Untuk menuju desa ini akses yang termudah melalui jalur angkutan perairan (danau); dibutuhkan waktu sekitar 30-45 menit, dimulai jalan darat dari Kota Martapura (Ibukota Kabupaten Banjar) menunju pelabuhan angkutan Danau Riam Kanan, dilanjutkan perjalanan dengan kapal/perahu motor ke Desa Belangian sekitar 2 jam.  Belum ada angkutan umum melewati jalan darat, jalur perairan danaupun tidak setiap saat tersedia, kecuali sewa atau carter.

Perjalanan sekitar 2 jam ke Desa Belangian naik perahu motor seolah-olah waktu berlalu cepat, kiri kanan di sepanjang Danau Riam Kanan dipenuhi hamparan perbukitan pegunungan Meratus.  Dalam perjalanan sesekali melewati pondok-pondok atau rumah warga yang dibangun di atas danau sekaligus sebagai tempat mereka memelihara atau pembibitan dan pembesaran ikan nila, patin, atau ikan lokal haruan/gabus atau sejenis bakut lainnya.

Desa Belangian berada di posisi hulu Danau Riam Kanan dimana di bagian hilirnya terdapat bendungan pembangkit listrik/PLN. Setibanya di Desa Belangian akan menjumpai panorama pemandangan perbukitan pegunungan Meratus yang masuk wilayah cagar alam nasional (Geo Park Meratus).  Hal ini  semakin menambah pesona dan keasrian desanya sebagai salah satu objek wisata di Kabupaten Banjar.  Pesona desa ini semakin bernilai ketika  melihat dan menikmati  halaman rumah masyarakat yang bersih, pepohonan yang begitu rindang, semilir angin yang lembut serta suasana yang menentramkan.

Menurut informasi dari Puskesmas Aranio, angka stunting Desa Belangian  nihil, alias tidak ada.  Untuk menjaga kesehatan ibu dan anak ada kegiatan sosialisasi kesehatan termasuk sosialisasi kebutuhan gizi secara rutin.  Karang Taruna di desa ini juga aktif mengembangkan wisata alam.  Hadirnya program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Desa Belangian tahun 2017, menambah fasilitas sarana air minum dan sanitasi di pondok-pondok atau gazebo wisata.

Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (SPAMS) yang dibangun melalui Program Pamsimas memanfaatkan sumber mata air di desa setempat.  Saat ini akses terhadap air minum di desa telah mencapai 100%.  Artinya seluruh rumah tangga di desa sudah dapat mengakses air minum untuk kebutuhan sehari-hari, seperti memasak, minum, mencuci, dan sebagainya.

SPAMS Pamsimas tersebut dikelola oleh masyarakat dengan membentuk Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (KPSPAMS).  Karena akses air minum sudah mencapai 100%, KPSPAMS lalu mengembangkan usaha Depo Air Minum (air isi ulang).  Air Pamsimas juga dimanfaatkan warga setempat untuk usaha pembibitan pohon serta kolam ikan.  Limpahan air Pamsimas di bak lepas tekan dimanfaatkan oleh BUM Desa (Badan Usaha Milik Desa) untuk kolam pembibitan ikan.

Pada awal Program Pamsimas masuk (tahun 2017) masih ada 8 KK yang belum memiliki jamban keluarga dan masih mempraktekan buang air besar sembarangan (BABS).  Setelah ada kegiatan pemicuan dengan pendekatan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat), promosi kesehatan dan pengarahan dari pemerintah desa,  terjadi perubahan perilaku di kalangan masyarakat.  Di ujung tahun 2017 menjelang selesainya Program Pamsimas,  Desa Belangian sudah mencapai ODF (Open Defecation Free) atau Stop BABS (SBS).  Capaian SBS ini berdasarkan verifikasi dari Dinas Kesehatan setempat.  Capaian SBS ini tidak lepas adanya peran pemerintah desa melalui bantuan pembangunan jamban keluarga.  Pemerintah desa membangun 3 WC komunal dengan dua pintu dan memberikan stimulan kepada warga berupa bahan material untuk pembuatan jamban yang pengerjaannya dikerjakan oleh masyarakat secara gotong royong.

Ida,  sosok perempuan yang turut andil atas keberhasilan pengelolaan dan pengembangan SPAMS Pamsimas.  Selain menjadi Sekretaris Desa (Sekdes) Belangian, Ida juga aktif dalam kegiatan pengajian ibu-ibu.  Masyarakat Desa Belangian sudah terbiasa melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun atau CTPS, Pilar kedua dari Lima Pilar STBM.  Semua warga desa sudah memiliki sarana CTPS di rumahnya masing-masing, meskipun sederhana. Kegiatan promosi kesehatan selalu dilakukan di setiap ada kegiatan pertemuan warga. Menurut kepala desa, untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakatnya tidak cukup hanya SBS dan CTPS (Pilar 1 dan 2 STBM), perlu melaksanakan 5 Pilar STBM secara sekaligus.  Warga masyarakat sudah memasak makanan dan minuman yang akan dikonsumsi, menyimpannya di tempat yang bersih dan tertutup (Pilar 3).

Terkait Pilar 4 STBM (pengamanan sampah rumah tangga), pihak pemerintah desa sudah menganggarkan melalui dana desa untuk pembuatan komposter di setiap rumah.  Tahun 2019 Desa Belangian mendapat bantuan dari Dinas Kehutanan Tahura Sultan Adam berupa gerobak sampah, mesin pencacah sampah organik dan rumah untuk mengolah sampah menjadi pupuk organik. Pada tahun yang sama mendapatkan bantuan tempat sampah dari Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan.

Untuk pengamanan limbah cair rumah tangga (Pilar 5), dilakukan dengan membangun septik tank untuk menampung limbah cair rumah tangga yang dibiayai dana desa, sehingga limbah tidak menggenangi di sekitar rumah maupun selokan.  Selokan hanya untuk menampung dan mengalirkan air hujan dan kamar air dari mandi.

Apresiasi patut diberikan kepada masyarakat dan Pemerintah Desa Belangian yang tengah berproses menjuju Lima Pilar STBM.  Pilar 1 (Stop BABS) sudah terverifikasi, sedangkan Pilar 2 s/d 5 masih menunggu pelaksanaan verifikasi.  Predikat Desa STBM yang pertama di Kabupaten Banjar dan bahkan di Provinsi Kalimantan Selatan, tinggal selangkah lagi.  Selamat, semoga segera terwujud!.  (Rini Kadarwati-TA STBM Kalsel/Zulkifli-TA CDCB Kalsel/Hartono Karyatin-Media Sp PAMSIMAS).