Tanah Bumbu, Kalsel – Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan melakukan terobosan dengan membekali Sanitarian pengetahuan dalam penggunaan GPS (Global Positioning System).  Pelatihan penggunaan GPS yang terintegrasi dalam aplikasi Geographic Information System (GIS) bagi tenaga sanitarian ini dimotori Bappeda setempat, dilaksanakan pertengahan Oktober lalu di Batulicin, Ibukota Kabupaten Tanah Bumbu.

Pembekalan ini sangat tepat sebagai proses memberdayakan para sanitarian di era milenial, agar memiliki pola pikir smart didukung perangkat kerja dan pengetahuan smart yang berbasis IT (Information Technology).

Pelatihan ini diadakan sebagai upaya dalam mendorong akselerasi atau percepatan pemenuhan akses sanitasi di masyarakat di Kabupatan Tanah Bumbu.

Peserta pelatihan berasal dari unsur tenaga sanitarian dan petugas promosi kesehatan (promkes). Pembekalan berisi tentang cara menentukan titik koordinat menggunakan Global Positioning System (GPS) untuk mengetahui rumah tangga yang sudah memiliki akses sanitasi dan yang belum memiliki akses sanitasi.

Global Positioning System atau GPS merupakan sebuah alat atau sistem yang dapat digunakan untuk menginformasikan penggunanya dimana dia berada (secara global) di permukaan bumi yang berbasiskan satelit. Data dikirim dari satelit berupa sinyal radio dengan data digital. GPS dapat membantu menunjukkan arah. Layanan GPS tersedia secara gratis, tidak perlu mengeluarkan biaya kecuali membeli GPS recierver-nya.

Sedangkan GIS (Geographic Information System) atau Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi bereferensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database.

GIS sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya termasuk sanitasi.

Sedangkan geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan, dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu “gêo” (bumi), dan “graphein” (tulisan, atau menjelaskan).

Akhmad Subari, Sekretaris Bappeda Kab Tanah Bumbu saat membuka pelatihan berharap para sanitarian dan petugas promkes mampu meningkatkan kinerjanya. Melalui pembekalan pelatihan ini diharapkan dapat meningkat pengetahuan dan ketrampilan tenaga sanitarian dan promkes dalam melakukan proses pemetaan akses sanitasi masyarakat.

Narasumber lain dari Bappeda Kab Tanah Bumbu menjelaskan, penggunaan GPS akan diintegrasikan dengan aplikasi GIS atau pemetaan. Dalam prosesnya dari titik-titik koordinat yang didapat dari GPS, selanjutnya data dan informasi yang diperoleh akan dikelola dan diinput kedalam aplikasi satu data satu peta yang dikembangkan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kab Tanah Bumbu. Melalui pemetaan ini akan diketahui kondisi riil akses sanitasi di masyarakat. Aplikasi ini dapat diakses menggunakan handphone berbasis Android yang umumnya sudah dimiliki oleh masyarakat termasuk di desa. Fungsi dan manfaat yang lebih besar untuk perencanaan dimana pemerintah daerah atau kepala daerah dapat dengan mudah mengetahui akses sanitasi di masyarakat, sehingga memudahkan dalam menyusun arah kebijakan dan mengambil keputusan untuk penanganan sanitasi di masyarakat.

Selama proses pelatihan berlangsung, peserta tidak hanya mendapatkan aspek pengetahuan berupa teori, tetapi juga melakukan demonstrasi atau praktek penggunaan GPS. Dengan bantuan GPS akan didapatkan kondisi riil di lapangan secara by name by address terkait akses sanitasi masyarakat. Sudah pasti hal ini akan memudahkan petugas/sanitarian untuk melakukan monitoring progress atau capaian sanitasi di masyarakat.

Kasi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan Kab Tanah Bumbu, Adventina menuturkan, akses sanitasi Kab Tanah Bumbu saat berkisar 80%. Dengan kebijakan penangan sanitasi yang tepat diharapkan pada tahun 2021 Kab Tanah Bumbu dapat menjadi Kabupaten ODF/SBS (Open Defecation Free/Stop Buang Air Besar Sembarangan).

Pelatihan penggunaan GPS bagi tenaga sanitarian dan promkes ini pertama kali dilaksanakan di Kab Tanah Bumbu. Ketua Komite Perencanaan Kabupaten Tanah Bumbu H Ardiansyah yang hadir mengucapkan terimakasih kepada Bappeda atas inisiatif dan terobosan yang dilakukan. Ia berharap sanitarian dan petugas prokes selalu siap dan semangat dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat terutama pelayanan peningkatan sanitasi dasar di masyarakat.

Kabupaten Tanah Bumbu merupakan satu dari 11 Kabupaten lokasi Pamsimas III di Provinsi Kalimantan Selatan, yang dilaksanakan sejak tahun 2008 hingga sekarang. Dari 118 desa Pamsimas yang sudah ODF/SBS di Kalimantan Selatan, 32 desa diantaranya berasal dari Kabupaten Tanah Bumbu (total desa Pamsimas ada 39 desa).

Melalui pelatihan penggunaan GPS yang terintegrasi GIS, akan semakin memudahkan petugas/sanitarian dalam upaya peningkatan atau akselerasi menuju 100% akses sanitasi di Kab Tanah Bumbu (Rini Kadarwati-TA STBM Kalsel/Zulkifli-TA CDCB Kalsel/Hartono Karyatin-Media Sp PAMSIMAS).