Pasaman, Sumbar Nampak seorang perempuan dengan mengenakan sepatu boots kuning tengah menyelusuri sungai di Kampung Lanai Hilir. Sungai ini dapat dicapai dengan berjalan kaki sekitar 15 menit dari kampung. Saat musim hujan harus lebih berhati-hati karena harus melewati jalan setapak di bukit dengan kondisi licin. Sungai ini menjadi salah satu sumber kehidupan bagi warga Kampung Lanai Hilir meski kondisinya tidak layak untuk dikonsumsi. Isderita – perempuan separuh baya pengguna sepatu boots itu terlihat cantik dan penuh semangat. Ia juga seorang guru PAUD di Kampung Lanai Hilir. Wanita yang akrab dipanggil Rita ini berjuang bersama masyarakat di desanya untuk mengubah kampung Lanai Hilir menjadi kampung layak air bersih dan sanitasi.

Sesuai namanya “Is-derita.” Kondisi kampung memang memprihatinkan dimana akses air bersih hanya 15% dan akses terhadap sanitasi hanya 10%. Jangan dibayangkan ada jamban layak di setiap rumah penduduk. Meski tidak pernah dilanda kekeringan, namun sumber air bersih untuk menopang kebutuhan sehari-hari, jauh dari harapan. Dari sumber air sungai tersebut warga mengambil air untuk kebutuhan sehari-hari, untuk memasak, mencuci, mandi, dan buang air besar (MCK).

Kampung Lanai Hilir Jorong Bandar Padang Pembangunan Nagari Cubadak Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat, dapat dicapai dalam waktu kurang dari 3 jam dengan kendaraan roda dua atau roda empat dari ibu kota kabupaten dengan kondisi jalan beraspal dan bertanah serta berbatu. Di sana tidak ada sinyal telekomunikasi.

Kampung Lanai Hilir dihuni sekitar 300 KK atau sekitar 1.153 jiwa, terdiri dari 461 jiwa laki-laki dan 692 jiwa perempuan. Secara klasifikasi sosial dikelompokkan: 16 KK (47 jiwa) kaya, 94 KK (291 jiwa) menengah, dan sebagian besar atau 190 KK (803 jiwa) tergolong miskin. Masyarakatnya homogen, semuanya keturunan Mendaling dan pemeluk agama Islam. Sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang.

Riswan Karidi, Sihet dan Ronny Nasution, dari tim fasilitator masyarakat-program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) dengan didampingi Boy Maulana dan Ramon Faisal (Fasilitator Senior), saat melakukan survei ke desa menjumpai sejumlah ibu yang tengah melakukan kegiatan rutin seperti mencuci dan memandikan anak di tepi sungai. Kehidupan warga kampung ini menjadi salah satu potret sulitnya air bersih di desa.

Hal ini dibenarkan oleh Rita, yang juga merupakan tokoh perempuan di Kampung Lanai Hilir. “Kondisi air bersih di desa kami sangat sulit. Warga masih mengandalkan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari yang tentu saja tidak layak dikonsumsi. Kondisi inilah yang mendorong Wali Nagari dan segenap warga mengajukan program Pamsimas,” tuturnya.

Dengan dukungan Pakem (Panitia Kemitraan) Kabupaten Pasaman, Jorong Bandar Padang Pembangunan, Kampung Lanai Hilir ditetapkan sebagai sasaran Program Pamsimas tahun 2020. Hal tersebut menjadi titik terang dan menjawab keinginan warga yang sudah lama merindukan kemudahan mendapatkan air bersih.

Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) perdesaan melalui Program Pamsimas secara keseluruhan menghabiskan biaya 310,2 juta rupiah, terdiri dari bantuan APBN 217 juta, dana sharing APBDesa 31,2 juta, dan sisanya merupakan swadaya masyarakat terdiri dari 12,4 juta uang tunai dan senilai 49 juta rupiah dalam bentuk material lokal dan tenaga kerja (kerja bakti).

“Masyarakat tidak mengharapkan yang muluk-muluk pada pemerintah, mereka berharap air bersih,” ungkap Rita yang dipercaya warga kampung menjadi koordinator KKM (Kelompok Keswadayaan Masyarakat), pengelola Program Pamsimas tingkat desa.

Bersama warga Kampung Lanai Hilir, Rita memimpin pelaksanaan Program Pamsimas, mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan konstruksi pembangunan SPAM. Rita tak segan untuk terjun langsung ke lapangan, mendaki bukit dan menyusuri sungai untuk memastikan pekerjaan pembangunan sesuai yang direncenakan dan dapat diselesaikan tepat waktu.

Semangat Rita menggerakkan warga kampung untuk kemudahan akses air bersih, tidak sia-sia. Tetesan keringat warga yang membasahi semak-semak di sepanjang jalur pipa di lereng bukit mejadi saksi perjuangan warga mendapatkan air bersih, semakin dekat dengan harapan.

Setelah kurang lebih empat bulan masyarakat bergotong royong, tak hanya kaum laki-laki, kaum perempuan juga ikut menyingsingkan lengan baju mengangkat pipa dan menggali jalur pipa, kini SPAM terwujud di desa. Warga Kampung Lanai Hilir dapat tersenyum lega. Berkat Pamsimas, air telah mengalir dekat rumah warga.

“Kita bangga atas partisipasi masyarakat dalam Program Pamsimas. Program dapat dilaksanakan dengan baik. Kita berharap sarana dijaga dengan baik dan tumbuh kesadaran dan rasa memiliki terhadap sarana sehingga memberikan manfaat secara berkelanjutan,” ucap Sihet, salah seorang fasilitator pendamping masyarakat Jorong Bandar Padang Pembangunan.

“Kami butuh air bersih agar terhindar risiko stunting sebab sudah termasuk SDGs desa (butir 6 desa layak air bersih dan sanitasi), sebab kami sering ada sosialisasi dari puskesmas tentang stunting akibat mengkonsumsi air tidak layak dan tidak menggunakan jamban yang sehat,” tutur Nerti, kader posyandu yang ikut aktif dalam upaya penyadaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

Rasa sukacita ini juga dirasakan oleh anak-anak Kampung Lanai Hilir. Keceriaan dan kebahagiaan nampak pada wajahnya. Anak-anak tidak perlu lagi jauh-jauh mandi ke sungai ketika hendak ke sekolah.

Hal ini diamini oleh Rita. ”Alhamdulillah, akhirnya kita bisa menikmati air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Air sudah dapat dinikmati di dalam rumah dengan kamar mandi dan jamban yang bersih sesuai standar kesehatan. Anak-anak tak perlu ke sungai lagi klo mau mandi,” ungkap ibu 3 anak ini.

Tak hanya mengawal saat perencanaan dan pelaksanaan konstruksi, Rita juga memastikan rencana pengembangan layanan akses air bersih juga menjadi target kinerja KKM yang diketuainya.

Saat dikunjungi tim fasilitator, Rita menjelaskan bahwa sesuai RKM (Rencana Kerja Masyarakat) pada tahap awal air Pamsimas akan dialirkan ke 25 rumah warga. Setelah dilakukan uji-fungsi, saat ini jumlah sambungan rumah (SR) telah mencapai 85 unit. Sesuai Rencana Kerja KPSPAMS, akan segera menyusul 215 SR lagi. “Barang siapa masyarakat yang mengajukan sambungan air ke rumah wajib mengunakan water meter,” ungkap Rita didampingi ketua KPSPAMS

Jusni, Kepala Jorong Bandar Padang Pembangunan memberikan dukungan kepada KPSPAMS selalu pengelola air minum Pamsimas. “Kita sesama manusia dan sama pelanggan harus saling tolong menolong agar kas KPSPAMS semakin bertambah,”ujarnya saat pertemuan dengan Fasilitator, KKM, KPSPAMS dan sejumlah warga masyarakat.

“Mudah-mudahan ke depannya Pamsimas dapat memberikan manfaat yang lebih banyak kepada masyarakat. Dengan adanya air bersih dan sanitasi yang baik, diharapkan terwujud warga Jorong Bandar Padang Pembangunan yang sehat, pintar, produktif, dan sejahtera,” ucap Sihet.

Dari sepenggal kisah Isderita – Srikandi Pamsimas dari Kampung Lanai Hilir ini, semoga menginspirasi kaum perempuan desa lain yang menjadi penggiat pembangunan air minum dan sanitasi di seluruh pelosok negeri, menuju Indonesia Sehat dan Anak-anak yang cerdas. (Sihet, SE -FM CD Kab Pasaman/ Hartono Karyatin-Media Sp PAMSIMAS).