Banda Aceh, Aceh – Pemerintah Aceh berkomitmen akan mereplikasikan Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Aceh pasca berakhirnya program Pamsimas pada tahun 2021 ini.  Komitmen Pemerintah Aceh untuk tetap melanjutkan program air minum perdesaan berbasis masyarakat ini dtujukan untuk lebih mendekatkan akses air minum dan sanitasi yang layak bagi masyarakat Aceh terutama yang tinggal di perdesaan dan pinggiran kota.

“Pemerintah Aceh mendukung penanganan air minum dan sanitasi yang layak bagi masyarakat yang belum terlayani air minum dan sanitasi dengan mereplikasi program Pamsimas untuk menjangkau masyarakat Aceh yang belum mendapatkan akses air minum sesuai dengan target Sustainable Development Goals/SDGs,” kata Gubernur Aceh Ir Nova Iriansyah, MT di pendopo kantor Gubernur Aceh, Selasa (16/03/2021).

Pernyataan itu disampaikan di sela-sela acara menerima audiensi  Tim ROMS-1 Pamsimas Provinsi Aceh yang didampingi dinas teknis terkait pelaksana program Pamsimas jelang akan berakhirnya program Pamsimas III di Indonesia termasuk di Aceh.  Untuk mencapai akses universal air minum dan sanitasi, Gubernur Aceh menginstruksikan kepada dinas terkait untuk melanjutkan program yang sama (program air minum perdesaan berbasis masyarakat) di wilayah Aceh dengan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA).

Untuk keberlanjutan sarana yang telah dibangun oleh Pamsimas agar tetap berfungsi baik, maka Pemerintah Aceh mendukung pengelolaan air minum dan sanitasi yang berkelanjutan.

“Keberlanjutan pelayanan air minum setelah tidak ada “Proyek” Pamsimas ini akan menjadi tanggung jawab bersama dengan kaloborasi anggaran antara Pemerintah Aceh, Pemerintah Kabupaten dan CSR dari BUMD maupun perusahaan swasta di Provinsi Aceh,” tambah Gubernur Aceh.

Sikap pemerintah Aceh pasca berakhirnya program dengan melakukan konsolidasi anggaran dan merencanakan program yang selaras bidang air minum dan sanitasi di perdesaan.

Program Pamsimas dapat terlaksana di Aceh berkat dukungan semua pihak, mulai dari masyarakat, pemerintah desa, pemerintah kabupaten, pemerintah Aceh hingga pemerintah pusat. “Program ini adalah program kaloborasi bersama dan untuk keberlanjutan menjadi tanggung jawab bersama,” imbuh Ir Nova Iriansyah, MT.

Lebih lanjut Gubernur Aceh mengatakan,  rasa memiliki program yang sama akan melahirkan berbagai sumber pendanaan, seperti dari APBD, APBDes dan CSR BUMD ataupun CSR dari perusahaan swasta di Aceh.

“Selain dari APBA, Pemerintah Aceh akan meminta kesedian dari Bank Aceh dan sektor swasta lainnya untuk bisa menjadi salah satu sumber pendanaan untuk keberlanjutan program air minum  dan sanitasi pasca berakhirnya program Pamsimas di Aceh,” terang Gubernur Aceh.

Gubernur berpesan supaya dalam implementasi program sejenis nantinya agar  melibatkan instansi teknis lainnya, seperti Bappeda Aceh, BPMG Aceh, Perkim, Dinas Kesehatan, sehingga terjadi kaloborasi dan sinergi lintas sektor di Aceh.

“Makanya nantinya untuk mendapat pendanaan kegiatan program air minum ini perlu dibahas dalam ‘Musrembang’ Provinsi Aceh tahun 2022,” jelas Gubernur Aceh.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan dr Hanif mendukung kebijakan Gubernur Aceh untuk mereplikasi program Pamsimas dengan alokasi sumber dana dari provinsi. “Program Pamsimas bagus dalam pelaksanaan yang dilakukan secara swakelola oleh Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) dengan memberdayakan kelompok masyarakat seperti adanya kampanye stop buang air besar sembarangan (SBS) dan cuci tangan pakai sabun atau CTPS,” terang Hanif.

Lebih lanjut Hanif  menambahkan,  saat ini sarana kesehatan masih kurang diperhatikan pembangunannya di desa seperti sarana CTPS dikarenakan adanya keterbatasan dana.  Padahal tujuan pembangunan CTPS untuk membuat warga di desa sehat melalui pendampingan yang dilakukan oleh tenaga pendamping masyarakat atau fasilitator.

Sekretaris Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) Provinsi Aceh M Rizal, ST, MT mendukung arahan Gubernur Aceh untuk keberlanjutan program Pamsimas dengan melakukan kolaborasi anggaran bagi desa yang sarananya tidak berfungsi maupun yang berfungsi sebagian dengan dukungan pendanaan dari APBA.

“Langkah awal untuk kaloborasi program Pamsimas, Perkim Provinsi Aceh akan melakukan survey dan pendataan  awal dengan mendatangi desa untuk mengetahui sarana yang dibangun Pamsimas baik yang berfungsi sebagian maupun yang tidak berfungsi sama sekali,” ucap M Rizal.

Koordinator Pamsimas Provinsi Aceh Wiendra Perdana, SKM menyampaikan, pihaknya melakukan audiensi dengan Gubernur Aceh untuk membahas keberlanjutan program dan pengembangan kolaborasi pendanaan pasca berakhirnya program Pamsimas III. Dalam pelaksanaan program Pamsimas di lapangan, sinergi dan kolaborasi dengan Dinas Kesehatan terasa sangat kuat termasuk melibatkan sanitarian dalam pemeriksaan kualitas air minum pra-kontruksi, paska konstruksi dan pemeriksaan secara berkala atau periodic.

Local Government Sp (LGS) Pamsimas Provinsi Aceh  Jon Fetriadi Yohanes, SE menambahkan, tahun ini program Pamsimas akan berakhir dan daerah perlu menyusun program kegiatan untuk keberlanjutan program sebagai exit strategy pasca berakhirnya program.  “Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah dengan adanya korabolasi pendanaan dari segala sektor, pemerintah daerah, pihak swasta, lembaga donor dan ziswaf  dalam mencapai 100% air minum aman dan 100% sanitasi layak di Provinsi Aceh,” terang Jon.

“Perlunya mengadopsi sistem program Pamsimas di dalam pencapaian akses tersebut, mengintegrasikan program kegiatan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) kedalam perencanaan daerah dan perlunya regulasi daerah (Pergub) yang mengatur kegiatan yang berhubungan dengan program AMPL,” tambah Jon.

Audensi dengan Gubernur Aceh tersebut turut dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Aceh dr Hanif, Sekretaris Dinas Perkim Aceh M Rizal, ST,MT, Provincial Project Management Unit (PPMU) Provinsi Aceh Muhammad Taufik, ST, M.Sc, PC Pamsimas Provinsi Aceh Wiendra Perdana, SKM, Co PC Provinsi Aceh Bahagia Ishak, ST, MT, LG Specialist Aceh Jon Fetriadi Yohanes, SE, DMA Zahirsyah Oemardy, ST dan OM Balyah. (Bahagia Ishak-Co PC Prov Aceh/Hartono Karyatin-Media Sp PAMSIMAS).