Aceh Singkil, Aceh – Sudah dua tahun lebih masyarakat ‘Kampung’ atau Desa Sri Kayu Kecamatan Singkohor Kabupaten Aceh Singkil Provinsi Aceh menikmati layanan air minum hasil kegiatan/program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas).  Kampung Sri Kayu yang dapat ditempuh sekitar 2 jam perjalanan darat dari Ibukota Kabupaten Aceh Singkil, merupakan penerima program Pamsimas bersumber dari Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) APBN Tahun Anggaran 2018.

Triono, Kepala Kampung Sri Kayu menceritakan, sebelum program Pamsimas masuk desa warga memanfaatkan sumur dangkal guna mencukupi kebutuhan air untuk makan, minum, cuci dan mandi.  “Jika musim kemarau datang, warga kesulitan mendapatkan akses air minum,” tutur Triono saat ditemui Tim ROMS Pamsimas Provinsi Aceh dan Kabupaten Aceh Singkil  beberapa waktu yang lalu.

Kampung Sri Kayu berada di wilayah perbukitan yang sebagian tanahnya ditanami pohon sawit.  Kampung ini dihuni tidak kurang dari 369 Kepala Keluarga (KK) atau sebanyak 1.479 jiwa, yang kebanyakan merupakan petani sawit dan sebagian bekerja di perusahaan perkebunan sawit yang dikelola swasta.

Mengingat luasnya wilayah Kampung Sri Kayu, bantuan BLM APBN untuk pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM) hanya mampu melayani kebutuhan air minum bagi tiga dusun dari lima dusun yang ada.  Untuk memperluas jangkauan pelayanan air minum,  tahun 2019 pemerintah desa mengalokasikan Dana Desa (DD) hampir Rp 200 juta untuk perluasan pelayanan untuk menjangkau dusun lain yang belum terlayani Pamsimas.

SPAM perdesaan yang dibangun berupa sumur bor dengan kapasitas debit air  1,8 liter/detik dengan kapasitas yang digunakan sebanyak 1,5 liter/detik.  Air yang keluar dari sumur bor dengan bantuan pompa air dinaikkan ke menara air dan selanjutnya dialirkan ke rumah warga melalui jaringan perpipaan.  Kualitas air baik dan memenuhi syarat aman untuk diminum dan dikonsumsi masyarakat berdasarkan hasil uji laboratorium oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Singkil.

Ketua KPSPAMS Kampung Sri Kayu, Mariyoto menuturkan, saat ini jumlah warga yang terlayani air Pamsimas sebanyak 140 KK melalui 120 sambungan rumah (SR) dengan jumlah pemanfaat sebanyak 561 jiwa tersebar di tiga dusun.  Saat ini sambungan rumah tersebut belum dilengkapi dengan meteran air.

Setiap harinya pompa dihidupkan selama 6 jam dari pukul 06.00 – 08.00 WIB dan pukul 16.00 – 18.00 WIB.  Setiap bulannya KPSPAMS mengeluarkan biaya operasional sebesar Rp 400.000 untuk pembelian voucer pulsa listrik.

Untuk mendukung operasional dan pemeliharaan sarana, diberlakukan tarif air yang besarannya diputuskan berdasarkan musyawarah yang melibatkan warga, pengurus KPSPAMS, dan pemerintah desa.  “Iuran sebesar Rp 20.000/SR perbulan sangat membantu operasional KPSPAMS,” ucap Mariyoto.

Kepala Desa Triono meminta warganya untuk melakukan pengawalan pasca pelaksanaan pembangunan sarana air minum sehingga air bisa tetap mengalir sampai ke semua rumah warga.

Alhamdulillah airnya selalu lancar, masyarakat sudah tidak lagi kesulitan air bersih, terutama ibu-ibu sangat senang dengan kondisi sekarang karena air sudah mengalir langsung ke dapur rumahnya,” tutur Warlan salah seorang warga penerima manfaat dengan senang hati.

District Coordinator (DC) Pamsimas Kabupaten Aceh Singkil, Maizar, ST menyarankan agar SR dilengkapi dengan meteran air dan tarif air diberlakukan secara progresif.  “Ini sangat penting untuk pengendalian pemakaian air oleh masyarakat, pemakaian air lebih terukur dan memudahkan KPSPAMS dalam merencanakan biaya operasional, rencana pengembangan dan pemeliharaan SAM,” jelas Maizar, ST.

Provinsi Coordinator (PC) ROMS Pamsimas Provinsi Aceh, Wiendra Perdana, SKM, berharap agar pemerintah desa mengalokasikan Dana Desa untuk perluasan jaringan pelayanan sehingga menjangkau semua dusun.  “Semoga iuran air minum tetap berjalan sehingga mendukung pelayanan air minum bagi masyarakat Kampung Sri Kayu,” tambahnya (Bahagia IshakCo PC  Aceh/Hartono Karyatin-Media Sp PAMSIMAS).