Polman, Sulawesi Barat – Darmi menyampaikan rasa terima kasihnya, sebab berkat sarana air minum yang difasilitasi Program Pamsimas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat), air bersih telah bisa dinikmati oleh warga  Dusun Salusiapper di Desa Besoangin.

Hal tersebut disampaikan Darmi saat ditemui Watiyem, asisten monev wilayah 3 NMC Pamsimas yang bertolak langsung dari Jakarta menuju Desa Besoangin Utara Kecamatan Tubbi Taramanu Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Minggu (19/09/2021).

Darmi adalah seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Dusun Salusiapper Desa Besoangin Utara Polman.  Jarak dari pusat pemerintahan Desa Besoangin Utara ke Dusun Garonggong sekitar 3 km.  Jika berkendara menuju kesana, baik roda dua ataupun empat (jeep), sama-sama sulitnya,  membutuhkan adrenalin yang tinggi, karena tanjakan dan penurunan yang terbilang cukup curam. Besoangin Utara tegolong desa remote Pamsimas, untuk mencapainya harus melewati bahu jalan terjal berbatu yang sebagian mengelupas.

Salusiapper adalah sebuah dusun yang sebelum diintervensi oleh program Hibah Khusus Pamsimas (HKP), warganya mengalami kesulitan mengakses air bersih karena jarak mata air yang cukup jauh di atas pegunungan.

Kran umum dari program Hibah Khusus Pamsimas yang  ditempatkan disamping kiri rumah Darmi telah empat bulan lamanya dimanfaatkannya bersama warga lainnya.

Pasca penandatanganan kerja sama dengan PPK Pamsimas BPPW Provinsi Sulawesi Barat, Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) ‘Uhai Bisse’ Desa Besoangin Utara langsung bergerak cepat dengan mengerjakan sejumlah sarana air minum Pamsimas di Dusun Salusiapper.

“ini hasilnya yang kami rasakan saat ini, airnya sangat segar dan bersih.  Air ini kami gunakan untuk memasak untuk keperluan sehari-hari, mandi, dan mencuci,” ujar Darmi dengan bahasa Mandar dialek khas masyarakat di Desa Besoangin Utara.

Dari dekat tampak terlihat, debit air yang mengalir dari kran umum cukup melimpah ruah. Jalur pipa transmisi ke reservoir, dan jalur pipa distribusi ke kran umum, menjadikan persediaan air bersih bagi warga akan terus bisa dipergunakan, sepanjang partisipasi masyarakat dalam pemeliharaannya juga berjalan sebagaimana yang diharapkan.

“Hal itu yang sangat kami harapkan kepada warga dan pemerintah desa, sarana Pamsimas ini telah kami serah terimakan ke Pemerintah Desa Besoangin Utara.  Untuk itu dalam hal pemeliharaannya, KPSPAMS yang telah terbentuk dapat berkolaborasi lewat partisipasi masyarakat, baik dalam hal iuran perbulannya, maupun partisipasi tenaga dan pikiran,” harap Fitriadi, District Coordinator ROMS 15 Pamsimas Polman yang juga ikut menemani rombongan dari Tim NMC Pamsimas Pusat.

Selain mengunjungi Dusun Salusipper, Tim NMC Pamsimas Pusat yang juga didampingi Tenaga Ahli dari ROMS 15 Pamsimas Sulawesi Barat, Muhammad Risal, ST, Kepala Desa Besoangin Utara Baharuddin Tamoe, Faskab STBM Agus Raufung, Senior Fasilitator ROMS 15 Polman Jazman dan sejumlah fasilitator Program Pamsimas, juga mendampingi tim uji petik pada sarana Pamsimas yang ada di Dusun Garonggong dan Dusun Kawelaan di Desa Besoangin Utara.

Di pusat pemerintahan Desa Besoangin sendiri – di Dusun Garonggong, air kini telah masuk ke perkampungan, kran umum yang ditempatkan antara perbatasan Dusun Garonggong dan Dusun Ratte Dambu juga telah dimanfaatkan warga. Terlihat dari dekat, dua orang anak dengan riang gembira tengah mandi di sarana tersebut.

“Di Dusun Garonggong, membutuhkan waktu dan tenaga yang ekstra, kami – Satlak terus meminta masukan dari tim fasilitator bagaimana membuat air bisa dinikmati seperti sekarang, mensurvei seluruh titik sumber air, penentuan jalur pipa transmisi dan distribusi yang jaraknya cukup jauh, dan penentuan titik reservoir dengan perhitungan yang matang,” ungkap Massa, satuan pelaksana (Satlak) yang didampingi Muhsin (ketua) dan Ridwan (bendahara) KKM ‘Uhai Bisse’ Desa Besoangin Utara.

Dihadapan para pengurus KKM ‘Uhai Bisse’ dan kepala desa, Watiyem dari NMC Pamsimas menyampaikan, dari seluruh desa yang pernah dikunjungi selama mendampingi Pamsimas, Desa Besoangin Utara menurutnya adalah desa yang membuat jantungnya dag dig dug.  Akses jalan yang luar biasa sulitnya di wilayah perbatasan Kecamatan Sendana di Limboro Rambu-rambu dan Kecamatan Tubbi Taramanu di wilayah Tibung Desa Besoangin Induk. Dengan pemandangan tebing-tebingnya yang curam.

“Jantung saya dag dig dug terus selama di mobil, bukan main-main ternyata kalau mau ke Desa Besoangin Utara.  Saya salut dengan para fasilitator yang bertugas di sini,” kata Watiyem.

Kemudian, terkait sarana Pamsimas, dari segi out put capaian, sarana Pamsimas di Desa Besoangin Utara sudah terbilang cukup, karena telah berfungsi dan dinikmati airnya oleh masyarakat.

Namun selain out put capaian, pendampingan tidak berhenti sampai disitu saja, ada outcome yang harus dicapai, yaitu pemeliharaan dan terobosan-terobosan inovatif oleh KPSPAMS guna memanfaatkan air bersih yang telah dekat dengan warga.

“Selanjutnya adalah outcome yang harus dicapai.  Diperlukan kolaborasi yang maksimal dari seluruh stakeholder yang terlibat, selain mengupayakan sambungan rumah (SR), dukungan dari pemerintah desa lewat dana desa menjadikan air bersih dari Pamsimas akan mampu meningkatkan kehidupan ekonomi warga,” urai Watiyem.  Dia kemudian mencontohkan ada salah satu desa di Jawa Timur, air dari Pamsimas digunakan untuk membuat sejumlah kolam ikan, dan kini hasilnya dinikmati oleh masyarakat.

Dari Desa Besoangin Utara, Watiyem dan rombongan melanjutkan perjalanan dengan mengunjungi Desa Salarri Kecamatan Limboro,  setelah sebelumnya juga bersama Tim ROMS 15 Pamsimas Polman dan Sulawesi Barat  telah pula melakukan uji petik di Desa Tammejarra dan Kelurahan Balanipa, masih di Polman (Hasan Husain-LGS Sulbar/Hartono Karyatin-Media Sp PAMSIMAS).