Mamuju, Sulawesi Barat “Duka mereka adalah duka kita, sehingga kami perduli,” ucap Muhammad Syafri, District Coordinator (DC) Donggala program Pamsimas saat membagikan bantuan tanggap darurat  berupa sembako dan kebutuhan lainnya bagi para pengungsi  di lokasi bencana gempa di desa pelaksana program Pamsimas di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (19/01).

Bencana itu datang lagi, kali ini mengguncang Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat pada  Jum’at dini hari 15 Januari 2021, dengan kekuatan 6.2 SR. Gempa tersebut mengakibatkan rusaknya sejumlah bangunan milik pemerintah, swasta, rumah penduduk, dan bahkan nyaris meratakan bangunan kantor Gubernur Sulawesi Barat.

“Jika Tuhan berkehendak maka semua bisa terulang kejadian yang kami alami  bencana gempa, tsunami dan liquifaksi  yang melanda Kabupaten Donggala, Sigi dan Kota Palu, pada 28 September 2018.  Gempa Sulbar  membuat kami tergerak untuk dapat memberikan apa yang bisa kami bantu.  Kami sangat merasakan bagaimana kondisi saat terjadi bencana, tentu segalanya menjadi terbatas dalam situasi darurat bencana, mulai dari terbatasnya bahan pangan dan sandang, air bersih dan juga sanitasi,” ungkap laki-laki yang akrab dipanggil Syafri mengenang peristiwa dua tahun silam yang menimpanya bersama rekan kerja.

Berawal dari chat yang disampaikan Syafri-DC Donggala  melalui grup whatsapp pelaku program Pamsimas Kabupaten Donggala dengan lontaran pertanyaan,  apa kontribusi Pamsimas Donggala untuk membantu temen-temen di Sulbar?  Tidak berselang beberapa menit respon positifpun bermunculan dari anggota grup.  Rasa empati dan persahabatan muncul dari semua anggota grup termasuk didalamnya ada DPMU dan fasilitator, sepakat untuk berdonasi guna membantu masyarakat yang desanya menjadi lokasi Pamsiams dan terdampak bencana.

Dalam waktu dua hari donasi dari anggota grup Pamsiams Donggala pun terkumpul.  Saat dikonfirmasi Syafri mengungkapkan,  uang yang terkumpul dari anggota grup Pamsimas tanpa bantuan dari luar sebesar Rp 10 juta.   Uang donasi tersebut kemudian dibelanjakan perlengkapan bayi seperti susu, popok, dan perlengkapan perempuan serta makanan instan. Makanan dan bahan itu sangat dibutuhkan warga terdampak gempa saat itu sebagaimana terinfo melalui media sosial Facebook dan media lainnya.

Pada tanggal 18 Januari 2021 tim Pamsimas Kabupaten Donggala beranggotakan 10 orang memobilisasi bantuan  ke Ibu Kota Mamuju  yang dikoordinir DC Pamsimas Kabupaten Donggala.  “Walaupun tadinya semua fasilitator Pamsimas sebanyak 21 orang ingin pergi namun dengan mempertimbangkan situasi darurat serta biaya mobilisasi, disepakati beberapa orang saja yang berangkat,” papar Syafri.

Jarak tempuh dari kantor DC Pamsimas Kabupaten Donggala ke Ibu Kota Mamuju sekitar 387 Km dengan waktu tempuh sekitar 8-9  jam.  Lamanya waktu perjalanan tidak dirasakan  oleh rombongan,  pukul 12.00 malam waktu setempat rombongan sampai di Mamuju.  Melihat situasi keadaan darurat dan keamanan dimana kota Mamuju belum kondusif  dan banyaknya penjarahan,  tim Pamsimas memutuskan untuk bermalam di Polresta Mamuju.  Keinginan tersebut disambut baik dengan penuh persaudaraan oleh  aparat kepolisian dengan menyediakan ruang istrahat.

Dalam menentukan rencana distribusi logistik Tim Pamsimas Kabupaten Donggala berkoordinasi dengan Tim  Pamsimas Kabupaten Mamuju yang dikoordinir Nurmi Rahmita (DC Mamuju), Rahliany (Fasilitator Senior) dan Faisal (Fasilitator Masyarakat) yang masih bertahan di tempat

Saat ditemui di lokasi posko desa Pamsimas yang terdampak bencana, Mimi sapaan untuk Nurmi Rahmita, menyampaikan terima kasih atas kepedulian dan bantuan dari rekan sejawat dari Pamsimas Kabupaten Donggala.  “Untuk distribusi bantuan logistik ini kami arahkan ke wilayah desa/kelurahan yang merupakan desa Pamsimas terdampak yang masih bisa dijangkau dari sisi akses dan waktu, diantaranya Kelurahan Rangas,   lingkungan Rangas Barat dan Rangas Timur, serta Desa Sumare dan Desa Taan,” tutur Mimi sesaat setelah membagikan bantuan di Posko pengungsi bersama Tim Pamsimas Kabupaten Donggala (19/01)

“Kami sadari bantuan kami sangat kecil dan terbatas,  tetapi itu yang dapat kami lakukan dalam masa tanggap darurat.  Respon cepat kami Tim Pamsimas Donggala dalam berbagi melalui penggalangan  dana individu semoga dapat memberikan motivasi dan dorongan bagi para pelaku program lainnya untuk melakukan hal yang sama.  Semoga kejadian bencana ini menumbuhkan rasa simpati bagi sesama untuk saling menolong tanpa melihat suku, daerah  dan mengajarkan kepada kita semua bahwa dalam kehidupan ini ada hal yang penting yang juga harus kita kerjakan yakni tugas kemanusiaan.  Duka kamu adalah duka kami,  ayo Mamuju dan Majene  bangkit…… tetap kuat  badai pasti akan berlalu,” ucap Syafri menyemangati yang disanpaikan ditengah-tengah tim relawan Pamsimas Kabupaten Donggala dan Mamuju. (M Syafri-DC Kab. Donggala/Endang Sri Rejeki-NMC/Hartono).