Tabalong, Kalimantan Selatan – Di Desa Nawin Kecamatan Haruai Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan, bermukim Masyarakat  Adat Dusun Sialing.  Masyarakat Adat Sialing hidup secara berpindah-pindah (nomaden) dari satu satu ladang ke ladang, dan dari satu kebun ke kebun lainnya. Tidak ada fasilitas pemukiman bagi Masyarakat Adat Sialing, sehingga tidak dijumpai sarana air bersih maupun sarana sanitasi serta jaringan listrik.   Hingga pada akhirnya datanglah bantuan dari Dinas Sosial untuk mewujudkan fasilitas permukiman bagi masyarakat Adat Sialing, sehingga masyarakat mulai hidup menetap dan berkelompok.  Fasilitas permukiman tersebut terus bertambah dengan pembangunan infrastruktur permukiman dan jaringan listrik.  Fasilitas permukiman tersebut semakin lengkap dengan masuknya program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas).

Masuknya program Pamsimas disambut Masyarakat Adat Sialing.  Berawal dari pertemuan Tim Fasilitator program Pamsimas dengan Aparat Desa Nawin yang menjelaskan maksud dan tujuan dari program Pamsimas.  Pihak desa menyambut program tersebut dan segera ditindaklanjuti dengan mempertemukan Tim Fasilitator Pamsimas dengan kepala adat/Tetua Masyarakat. Dibutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk menjelaskan maksud, tujuan, dan persyaratan mengikutu program Pamsimas.  Uniknya program Pamsimas langsung diterima Masyarakat Adat Dusun Sialing.  Rupanya strategi mempertemukan lebih dulu Tim Fasilitator dengan Tetua Masyarakat menjadi pintu pembuka diterimanya program tersebut oleh masyarakat.  Bagi Masyarakat Adat Dusun Sialing apa saja yang dipilih tetua di mata masyarakat adalah pilihan yang tepat dan terbaik untuk masyarakat.

Fasilitator program Pamsimas mulai mendampingi masyarakat, diawali dengan pelaksanaan identifikasi masalah dan analisa situasi (IMAS), perencanaan, pembentukan kelembagaan Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) dan Satlak yang akan mengelola program di desa, hingga pembentukan Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (KPSPAMS) yang akan mengelola sarana terbangun, serta kegiatan pelatihan.

Singkat cerita pengumpulan iuran in-cash (uang tunai) dan in-kind (material lokal dan tenaga kerja), perlahan mulai terkumpul, yang kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) perdesaan.  Kegiatan diawali dengan membersihkan jalur yang akan dilalui pipa distribusi, penggalian tanah pipa distribusi, membersihkan area tangkapan mata air, pembangunan tower,  dan bak penampung.

Pembangunan konstruksi sarana air minum bagi Masyarakat Adat Sialing tersebut dilakukan tahun 2017.  SPAM perdesaan yang dibangun melalui program Pamsimas terdiri dari bangunan Penagkap Mata Air (PMA), menara air (tower), bak penampungan, dan jaringan pipa distribusi hingga ke permukiman warga, dengan memanfaatkan sumber mata air yang berada di sekitar desa.

Semua pelaksanaan kegiatan dan pembangunan sarana air minum dilakukan oleh masyarakat.  Ada dua orang tetua adat/Pengurus Masyarakat Hukum Adat (MHA) yang berperan sebagai Wakil Penghulu Adat dan Penasehat Suku Sialing, yang terlibat aktif selama pelaksanaan kegiatan.  Perwakilan masyarakat Adat Sialing juga duduk dalam kepengurusan KPSPAMS sebagai unit teknis SAM (sarana air minum) maupun SAN (sarana sanitasi).

SPAM yang terbangun kemudian dikelola oleh masyarakat melalui kelembagaan KPSPAMS.  Hingga saat ini KPSPAMS mengelola sambungan rumah sebanyak 57 unit yang melayani kebutuhan air bagi sekitar 57 Kepala Keluarga (KK).  Perusahaan tambang PT Adaro turut memberikan bantuan melalui penyaluran dana CSR (Corporate Social Responsibility) dengan membangun rumah dan filter air sehingga air yang dihasilkan lebih layak dikonsumsi serta membangun sanitasi (septitank komunal).  PT Adaro juga membangun PDTA Siring Embung mata air, depo air minum isi ulang/pengolahan air galon, dan menyediakan mesin pompa.

Pada tahun 2020 dilakukan pengembangan SPAM perdesaan melalui glontoran dana APBDes senilai Rp 80 juta untuk perluasan jaringan perpipaan dan penambahan sambungan rumah  sehingga menjangkau RT/Dusun yang belum terlayani.  Pemerintah desa juga membantu membangunkan 1 unit tandon air kapasitas 5.500 liter dan 1 unit pasangan KWH/listrik di rumah Posyandu.

Kini Masyarakat Suku Adat Sialing tidak perlu lagi berpindah-pidah dari satu ladang ke ladang lain ataupun dari satu kebun ke kebun lainnya.  Tentu saja stimulan program Pamsimas dengan berbagai kolaborasi pendanaan lain yang melibatkan pemerintah daerah/Dinas Sosial, pemerintah desa, dan pihak swasta, telah membuat permukiman yang ditempati Suku Sialing semakin nyaman dengan berbagai fasilitas yang ada. (Dallas Nebulawei-FS Kab. Tabalong/ Hartono Karyatin-Media Sp PAMSIMAS).