Purbalingga – Jawa Tengah, Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) sebagai platform pembangunan air minum di perdesaan harus dapat mengkolaborasikan berbagai sumber dana dan kegiatan untuk mewujudkan 100% akses air minum dan sanitasi di Kabupaten Purbalingga, salah satunya melalui kolaborasi TNI Manunggal  Membangun Desa (TMMD).

Kebanyakan kegiatan TMMD berupa pembangunan jalan dan jembatan.  Berbeda halnya  yang dilakukan di Kabupaten Purbalingga,  sejak tahun 2018 kegiatan TMMD dilakukan dalam  wujud operasi bakti TMMD dengan membangun jaringan air minum sebagai upaya pemerintah daerah dalam upaya percepatan peningkatan akses penduduk terhadap air minum.

Para pelaku program Pamsimas di Kabupaten Purbalingga, mulai dari Bappelitbangda, Dinas Perumahan dan Permukiman, Dinpermasdes, dan  Tim ROMS Pamsimas Kabupaten dan Fasilitator terlibat mulai tahapan identifikasi potensi sumber air yang akan digunakan hingga penyusunan RAB, sedangkan eksekusi kegiatan pembangunan sarana dilakukan oleh masyarakat secara gotong royong dibantu apparat TNI.

Tim Manunggal Membangun Desa (TMMD) tidak hanya menyasar satu desa saja untuk memenuhi akses air minum, namun sekaligus beberapa desa yang secara geografis berdekatan sehingga kapasitas sumber air baku menjadi hal yang sangat menentukan keberlanjutan pelayanan air minum.  Kegiatan ini juga melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lintas sektor antara lain Bappelitbangda, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Ksehatan, dan  Dispermasdes.

Dalam kegiatan TMMD setiap OPD dan lintas sektor memiliki peran masing-masing dan saling mendukung.  Dalam tahap perencanaan dan penganggaran, pihak Bappelitbangda memiliki andil cukup besar.  Pada tahap ini pihak Bappelitbangda  melibatkan Tim ROMS  Pamsimas Kabupaten terutama dalam menentukan sumber air baku yang akan digunakan dan penentuan desa sasaran sasaran.  Kebanyakan sumber air baku yang digunakan berada di kawasan konsesi Perhutani sehingga akan lebih mudah dalam pengurusan perizinan oleh pemerintah daerah setempat.  Pihak Bappelitbangda akan mengalokasikan anggaran bila terdapat sumber air baku yang cukup yang dapat dimanfaatkan beberapa desa berdekatan secara bersama-sama.

Setelah dipastikan ada alokasi anggaran; Tim Pamsimas Kabupaten melakukan survey ke sumber air baku  yang akan digunakan dan menghitung perkiraan kebutuhan biaya secara kasar untuk dimasukkan dalam APBD. Kegiatan ini akan melibatkan Fasilitator Senior (FS) dibantu Tim Fasilitator Pamsimas lainnya.  Hasil survey dijadikan rujukan bagi Dinpermasdes untuk melakukan musyawarah dengan melibatkan Camat dan beberapa kepala desa calon pemanfaat.  Dalam kesempatan ini pihak Dinpermasdes akan menekankan pentingnya membangun jaringan distribusi air sampai ke desa sehingga perlu dukungan pendanaan melalui APBDesa.

Untuk kegiatan TMMD ini pihak pemerintah daerah mengalokasikan anggaran melalui APBD.  Pemerintah daerah juga mengalokasikan anggaran melalui Bantuan Keuangan Khusus sebagai stimulan kepada pemerintah desa yang telah mengalokasikan APBDes untuk pembangunan sarana air minum dan sanitasi.

Setelah semua tahapan persiapan dilakukan dan dipastikan telah tersedia anggaran, Tim ROMS Pamsimas Kabupaten dengan dibantu Tim Fasilitator Masyarakat (TFM) memfasilitasi penyusunan rencana anggaran biaya (RAB) pembangunan sarana air minum. RAB yang telah tersusun dimintakan persetujuan ke dinas teknis, dalam hal ini ke Dinas Perumahan dan Permukiman.  Atas dasar RAB yang telah disetujui maka dilakukan pembangunan sarana air minum oleh masyarakat yang dilakukan secara gotong royong dengan dibantu aparat TNI.  Selama proses pembangunan pihak Dinas Perumahan dan Permukiman dan OPD terkait lainnya secara secara berkala akan melakukan monitoring.

Berikut beberapa kegiatan yang telah dilakukan TMMD.  Di Kecamatan Kutasari membangun broncaptering dan jaringan pipa distribusi dengan memanfaatkan reservoir yang telah ada di Desa Cendana, dengan memanfaatkan sumber air baku milik Perhutani di wilayah obyek wisata pancuran 7.  Pembangunan sarana ini memberikan manfaat setidaknya kepada lima desa pasca Pamsimas, yaitu Desa Cendana, Candinata, Candiwulan,  Karangcegak, dan Desa Karangjengkol.  Kegiatan ini menghabiskan biaya pembangunan fisik sebesar Rp 700 juta (APBD tahun 2018).

Pada tahun berikutnya (2019), Pemerintah daerah juga memberikan dana stimulan berupa Bantuan Keuangan Khusus (APBD) kepada kelima desa tersebut masing-masing menerima Rp 50 juta, bahkan Desa Cendana mendapat tambahan Rp 200 juta untuk pembangunan reservoir.  Adapun dana APBDes yang disiapkan masing-masing desa bervariasi sesuai kebutuhan untuk pengadaan jaringan distribusi sampai ke desa, berkisar antara Rp 100 – 150 juta.

Di Kecamatan Karangmoncol, TMMD membangun broncaptering, jaringan pipa distribusi dan reservoir dengan menghabiskan biaya Rp 600 juta (APBD tahun 2019),  memanfaatkan sumber air baku  sungai  Kahuripan di Desa Tunjungmuli.  Sarana ini dinikmati 3 desa pasca Pamsimas, yaitu Desa Tunjungmuli, Tamansari, dan rencana untuk Desa Pekiringan (Desa Reguler Tahun 2020).

Kegiatan di tiga desa ini didukung dengan sumber pendanaan lainnya yaitu DAK 2019 untuk Desa Tunjungmuli sebesar Rp 190 juta, APBDes Desa Tammansari sebesar Rp 200 juta, dan untuk desa lainnya masih proses.

Untuk kegiatan TMMD di Kecamatan Rembang dialokasikan anggaran Rp 920 juta melalui APBD, dengan memanfaatkan sumber air baku Sungai Royom Desa Gunungwuled di Kecamatan Rembang.  Rencananya sarana yang dibangun akan menjangkau pelayanan ke kecamatan lain (Kecamatan Pengadegan).

Melalui berbagai kegiatan kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat terwujudnya 100% akses air minum bagi warga masyarakat di Kabupaten Purbalingga (Fuad Ahyar- DC Purbalingga/Sri Wahyuni-TA CDCB Jateng/Hartono).