Semarang, Jawa Tengah – Amposari adalah satu wilayah RW 03 di Kelurahan Kedungmundu Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Amposari termasuk kawasan padat penduduk. Dulunya merupakan kawasan kumuh dan termasuk daerah miskin dan tertinggal. Angka putus sekolah cukup tinggi sehingga mengakibatkan banyaknya pengangguran. Kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan masih sangat kurang.

Seiring dengan kemajuan zaman dan dan hadirnya kaum pendatang ke lokasi ini, telah memberikan dampak positip bagi kemajukan Amposari, pelan tapi pasti mulai menjadi daerah yang lebih maju secara ekonomi dan lingkungan.

Kelurahan Kedungmundu menjadi salah satu lokasi pelaksana program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) tahun 2015. Setelah melalui proses Identifikasi Maslalah dan Analisis Situasi (IMAS), Amposari (wilayah RW 03) ditetapkan menjadi lokasi sasaran pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM) dengan opsi sumur bor. SPAM tersebut mulai beroperasi awal tahun 2016 dan dikelola Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (KPSPAMS) “Tirta Kedungmundu.”

Awal perjalanan kepengurusan KPSPAMS berjalan tertatih-tatih karena harus banyak belajar mengelola sesuatu yang masih baru bagi warga masyarakat. Berkat bimbingan dari Asosiasi Pengelola SPAMS Kota Semarang (induk dari KPSPAMS tingkat desa/keluarahan), pengurus segera menyesuaikan diri dan mampu beradaptasi serta berkembang lebih cepat. Hanya dalam kurun waktu 3.5 tahun dapat menambah dua titik sumur bor yang dilakukan secara mandiri. Pada tahun 2018 mendapat Hibah Khusus Pamsimas (HKP) sehingga jumlah sumur bor yang dikelolanya menjadi 4 buah dengan 403 Sambungan Rumah (SR).

Kehadiran program Pamsimas di Amposasi bukan hanya memberikan kemudahan bagi warga untuk mendapatkan air bersih untuk kebutuhan hidup, tapi juga mengajarkan warga untuk mewujudkan lingkungan bersih dan sehat.

Sebagaimana dituturkan Susanti, seorang ibu rumah tangga yang juga aktif sebagai anggota Dasawisma. “Sejak ada air Pamsimas di Amposasi, kami mendapat kemudahan untuk mengakses air, karena PDAM belum menjangaku di sini. Selain kemudahan mendapat air, banyak kegiatan yang dikelola pengurus Pamsimas dalam hal kemanusiaan, seperti menyalurkan sembako untuk manula/jompo yang kesusahan,” tutur Susanti menambahkan.

Nasihin, Ketua KPSPAMS “Tirta Kedungmundu” saat dikonfirmasi menuturkan, kepengurusan KPSPAMS sudah berjalan selama empat tahun. Para pengurus senantiasa berusaha menjaga keberlanjutan pelayanan air bersih bagi para pelanggannya dan mempunyai program sanitasi dan kegiatan sosial.

“Kami mungkin termasuk warga miskin. Kami telah sepakat setiap ada pemasukan uang dari pelanggan air setelah disisakan untuk cadangan perbaikan Rp 25 juta, sisa uang iuran dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk kegiatan sosial dan sanitasi. Masih ada satu cita-cita kami tahun 2020 untuk pengembangan kegiatan sosial lain yaitu sekolah alam untuk anak usia SD,” tambah Nasihin sambil menunjukkan buku program kerja KPSPAMS “Tirta Kedungmundu”.

Sampai dengan tahun 2019, berbagai program dan kegiatan telah dilakukan KPSPAMS “Tirta Kedungmundu” dengan basis kepentingan masyarakat, antara lain: (i) Pavingisasi sepanjang ± 50 M menuju jalan ke sumur HKP 2018, (ii) Pembagian sembako yang dilaksanakan 2 kali dalam setahun bagi manula/jompo di wilayah RW 03, (iii) Menyediakan sound system untuk kegiatan senam ibu-ibu di wilayah RW 03, (iv) Pembuatan septictank komunal ukuran 4,5 x 5 m2 di RT 05 RW 03, (v) Membuat penghancur sampah dengan kapasitas untuk satu RW 03 (beroperasi lancar), (vi) Menambah kapasitas tandon air dari 20 kubik menjadi 40 kubik, dll.

Untuk tahun 2020, khususnya dalam menghadapi pandemi merebaknya penyebaran virus corona (Covid-19), KPSPAMS bersama aparat Kelurahan Kedungmundu melakukan kegiatan penyemprotan desinfektan di 11 masjid/mushola dan melakukan pembagian masker kepada warga secara gratis. Para petugas yang melakukan penyemprotan desinfektan mengenakan baju APD yang dibeli dari uang kas KPSPAMS.

“Kami tidak membangun sarana cuci tangan, karena di sini setiap rumah sudah mempunyai sarana cuci tangan di depan rumahnya, namun kami akan mencetak brosur mengenai manfaat cuci tangan pakai sabun (CTPS) yang benar dalam rangka mencegah Covid 19,” tutur Nasihin ketika ditanyakan terkait program pengadaan sarana CTPS guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

“Saya cuci tangan pakai sabun sehabis kerja untuk pulang kerja menjelang dhuhur. Setelah ada wabah Corona ini, saya menyadari pentingnya cuci tangan dengan sabun untuk mengusir virus Corona yang menempel di tangan,” tutur Sutrisno, pria paruh baya yang merupakan buruh bangunan.

Saat dilakukan pengambilan gambar (foto) yang diikuti seluruh pengurus KPSPAMS “Tirta Kedungmundu,” nampak wajah tulus dan sabar terpancar pada aura mereka. Mereka merupakan sekelompok warga masyarakat yang peduli untuk memajukan masyarakat dan berada di garis depan untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat. Amposari yang dulu kumuh, kini lebih maju dan berseri. (NasihinKetua KPSPAMS Kedungmundu/Endang SR-NMC/Hartono)