Sambas, Kalimantan Barat Merebaknya wabah virus Corona atau Covid-19 menjadi kewaspadaan bagi seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali bagi warga Desa Samustida Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat.

Kondisi tersebut menumbuhkan kesadaran dan menggerakkan hati seorang Jailani, warga Desa Samustida untuk berkontribusi dan melakukan upaya untuk mencegah tersebarnya virus tersebut di desanya meski belum ada kabar Covid-19 menjangkiti warganya.

Jailani adalah Ketua Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat atau Pamsimas. Setelah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Desa dan BPD setempat; bersama-sama dengan Pengurus Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (KPSPAMS)-lembaga yang mengelola sarana air minum dari kegiatan Pamsimas, ia mulai bergerak dengan mengajak masyarakat untuk membangun sarana Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di desanya dengan menggunakan dana Kas KPSPAMS.

Desa Samustida merupakan salah satu desa di Kabupaten Sambas penerima program Pamsimas tahun 2018. Desa seluas 4.528 Ha ini dihuni oleh 4.973 jiwa yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian petani. Waktu pelaksanaan Pamsimas tahun 2018, telah dibangun satu unit sarana CTPS di SDN 10 Sange Tebat Desa Samustida. Pamsimas memang menggalakkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) antara lain membudayakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan air mengalir.

Saat dikonfirmasi dasar pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana CTPS, Jailani menuturkan, program Pamsimas telah lebih dulu memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Pengetahuan dan pemahaman tersebut ia peroleh dari Tim Fasilitator Masyarakat (TFM) Pamsimas saat melakukan kegiatan Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi (IMAS). Dalam kegiatan Pamsimas, masyarakat dipicu dengan metoda Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), dimana salah satu pilar STBM adalah membiasakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Kebiasaan melakukan CTPS dengan air mengalir merupakan upaya untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit berbasis lingkungan yang buruk.

Rupanya ajaran yang disampaikan dalam program Pamsimas tersebut telah tertanam dalam benak masyarakat Desa Samustida termasuk Jailani. Dalam upaya mengimplementasi salah satu pilar (dari 5 Pilar STBM), ia bersama segenap komponen masyarakat membangun 15 titik sarana CTPS di pusat keramaian dan jalur yang sering dilalui warga masyarakat.

“Kami rasa ini menjadi salah satu upaya untuk pencegahan penyebaran Covid-19 di Desa Samustida,” ungkap Jailani dengan penuh semangat.

Kegiatan pembangunan 15 titik sarana CTPS dilaksanakan bersama-sama secara gotong royong, melibatkan unsur aparat desa, BPD, unsur LKD/Karang Taruna, para Ketua RW dan Ketua RT, dan pengurus KPSPAMS, serta masyarakat Desa Samustida.

“Dengan adanya program Pamsimas, air bersih bukan menjadi masalah lagi di desa kami. Dengan adanya pandemi Covid-19, munculnya gagasan Pak Jailani selaku Ketua Pengelola Pamsimas Desa Samustida membangun 15 titik sarana CTPS, sangat kami dukung. Saya menghimbau warga desa untuk memafaatkan sarana tersebut untuk menjaga kesehatan keluarga dan warga Desa Samustida pada umumnya,” ucap Asnan Syamsudi, Kepala Desa Samustida mengapresiasi langkah yang dilakukan Jailani dan pengurus KPSPAMS.

Hal senada disampaikan Feri, Sekretaris BPD Desa Samustida, yang dilakukan Jailani dan KPSPAMS sebagai wujud pelaksanaan himbauan pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19. “Pamsimas Desa Samustida bersama perangkat desa, BPD dan jajaran terkait akan membangun 15 titik CTPS di warung-warung dan sepanjang jalan di dusun, ini sebagai wujud kepedulian kami,” ungkap Feri sambil merekam aksinya untuk diviralkan di media sosial seraya mengingatkan netizen untuk melihat tayangan kegiatan Pamsimas Desa Samustida melalui channel YouTube dengan kata kunci ‘Pamsimas Samustida

Pembangunan 15 titik sarana CTPS dikerjakan bersama-sama secara gotong royong, dimulai pagi hari dan selesai menjelang pelaksanaan sholat Jum’at (27/03/2020). Pada sore hari sarana CTPS tersebut sudah bisa dimanfaatkan warga, seperti halnya yang dibangun di Dusun Binakarya yang dimanfaatkan Yudi, siswa kelas 7 SMPN 7 Teluk Keramat bersama temannya Doni dan Aldo, masing-masing kelas 5 dan 4 SDN 10 Sange Tebat. Mereka bertiga melakukan cuci tangan selepas bermain dan kemudian bergegas menuju warung membeli makanan.

Saat ditemui di warung dan ditanyakan apakah menerapkan 6 langkah CTPS; Aldo dan kedua temannya secara serentak menjawab “Kami tadi mencuci tangan pakai sabun dengan 6 langkah sebagaimana yang diajarkan di sekolah. Di sekolah kami ada sarana CTPS yang dibangun Pamsimas, tadi pagi kami gunakan cuci tangan untuk mencegah virus Corono,” ungkap tiga bocah dengan gembira.

Dua belas tahun lalu (2008) seolah Pamsimas telah menyiapkan senjata ‘Sedia Payung Sebelum Hujan,’ yang tenyata ‘payung’ tersebut menjadi senjata ampuh dalam menangkal serangan virus Corona. Pamsimas patut berbangga karyanya turut memberi kontribusi positip di tengah pandemi global Covid-19. Semoga pandemi ini segera berlalu dan tetap terdengar canda tawa anak-anak kala bermain di tengah hangatnya sinar matahari. (Endang SR-Asisten NMC/HKS).