Aceh Barat, Aceh – Sarana air minum hasil kegiatan/program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) sudah dapat dinikmati warga Desa Bakat Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) perdesaan tersebut dibangun dengan bantuan BLM-APBN tahun 2019 dengan dengan memanfaatkan sumber air baku dari sumur bor artesis bantuan Red Cross pada masa tsunami tahun 2006. Airnya sudah dilakukan uji laboratorium dan dinyatakan layak dikonsumsi.

Secara keseluruhan jumlah penduduk Desa Bakat sebanyak 160 KK atau 750 jiwa yang tersebar di empat dusun. “Program Pamsimas telah melayani tiga dusun dengan jumlah penerima manfaat 575 orang,“ tutur Irwan, Ketua KPSPAMS ‘Beutroh Bancita’ Desa Bakat saat menerima kunjungan Tim Monitoring Pamsimas Provinsi Aceh, Bahagia Ishak-Co PC Aceh, didampingi Koordinator Pamsimas (DC) Kabupaten Aceh Barat, Irawati, pada pertengahan September lalu.  Tiga dusun tersebut mendapatkan pasokan air Pamsimas melalui menara air dan jaringan pipa distribusi sepanjang 3.000 meter yang terhubung ke rumah warga melalui 125 sambungan rumah (SR).

Irwan menambahkan, masih ada 35 KK atau 175 jiwa yang belum mendapatkan akses air minum Pamsimas. Mereka ini kebanyakan tinggal di atas bukit dimana jaringan perpipaan Pamsimas belum menjangkau pemukiman warga. Untuk sementara mereka masih dapat memafaatkan sumur gali yang dimiliki.

Alhamdulillah pelayanan air minum sudah berjalan lancar sejak bulan Juli 2020,” tutur Irwan.  Masyarakat merasa bersyukur dengan hadirnya program Pamsimas di Desa Bakat. Sudah dua kali program sejenis hadir di desa ini, namun tidak berkelanjutan. Program Pamsimas telah berhasil melayani kebutuhan air minum bagi masyarakat setempat. Irwan berharap sarana Pamsimas dapat memberikan pelayanan air minum secara berkelanjutan kepada masyarakat, mengingat sudah puluhan tahun warga setempat mengkonsumsi air yang tidak layak.

Bulan Juli 2020 air Pamsimas sudah dapat dinikmati warga Desa Bakat. Selama tiga bulan ini warga Desa Bakat sudah dapat menikmati layanan air minum yang beroperasi selama 24 jam. Mesin pompa akan berhenti secara otomatis bila air dalam bak penampungan penuh.

Mulai bulan Agustus 2020, KPSPAMS memberlakukan iuran air bagi warga dengan tarif Rp 1.000/m3 ditambah biaya beban (abonemen) Rp 2.000 perbulan. Irwan menuturkan, setiap bulannya rata-rata rumah tangga menggunakan air sebanyak 25 m3 dengan biaya yang harus dibayar Rp 25.000; pemakaian terendah sebanyak 4 m3 per bulan.

Pada bulan Agustus 2020 KPSPAMS mampu mengumpulkan hasil iuran air sebesar Rp 1.350.000. Pemasukan dari iuran air tersebut dibelanjakan untuk membayar tagihan listrik Rp 500.000, cadangan perbaikan/kerusakan Rp 500.000, biaya jasa tiga orang pengelola air Rp 300.000, dan sisanya sebesar Rp 50.000 untuk kas kampung.

Pemerintah Desa Bakat memberikan dukungan penuh kepada KPSPAMS dengan melakukan suntikan dana untuk pembangunan di desa. Pemerintah desa juga memfasilitasi rapat pertama pembentukan dan pemilihan pengurus KPSPAMS yang dilakukan secara musyawarah dengan mengundang seluruh unsur-unsur masyarakat.

Kepala Desa Bakat, Mustafa Husen mengajak semua anggota masyarakat untuk tertib membayar iuran dan menjaga serta memelihara sarana yang telah dibangun Pamsimas. “Apabila tidak dilakukan pembayaran selama tiga bulan berturut-turut, maka pemerintah desa meminta kepada KPSPAMS untuk melakukan pemutusan sambungan air,” ucap kepala desa menegaskan dukungannya kepada pengurus KPSPAMS.

Mustafa Husen menegaskan agar perlakuan seperti ini diberikan kepada semua anggota masyarakat yang menjadi pelanggan air tanpa kecuali, sehingga warga yang tidak membayar iuran tidak marah kepada pengurus KPSPAMS.  Warga yang tidak tertib membayar iuran dapat mengganggu atau mempengaruhi warga lainnya yang sudah tertib membayar iuran setiap bulannya.

Irawati, Koordinator Pamsimas (DC) Kabupaten Aceh Barat menyampaikan, pengurus KPSPAMS Desa Bakat berhasil memodifikasi pompa ‘Robin’ menjadi jetpump yang mampu menyedot air lebih dari 3 liter per detik sehingga ketersediaan air di bak penampungan mencukupi.

Sumber air yang digunakan di Desa Bakat berasal dari sumur bor bantuan Red Cross pada masa tsunami, dengan debit air yang dihasilkan melebihi kebutuhan masyarakat dan merupakan sumur bor artesis.  Dengan debit air cukup besar, SPAM ini nantinya dapat dikembangkan lebih luas lagi sehingga dapat menjangkau pelayanan bagi desa-desa di sekitar.  Atas persetujuan Pemerintah Desa Bakat dalam dua bulan ini warga Desa Kuala Be yang menjadi tetangga Desa Bakat diizinkan mengambil air Pamsimas di jaringan paling ujung. (Bahagia IshakCo PC Aceh/ Hartono Karyatin-Media Sp PAMSIMAS).