Kapuas, Kalimantan Tengah – Budi Mufakat adalah salah satu desa yang mendapatkan program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) Kabupaten Kapuas pada tahun 2014, dengan total bantuan dana yang diberikan saat itu sebesar Rp 350 juta.  Sarana air minum yang dibangun melalui program Pamsimas berupa sumur bor dan jaringan perpipaan, selanjutnya dikelola dan dikembangkan Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi – KPSPAMS ‘Budi Mufakat’  dengan melakukan pemasangan sambungan rumah (SR) ke rumah-rumah warga.

Pada awal kepengurusan KPSPAMS mewajibkan anggotanya (pemanfaat air) membayar iuran pertriwulan sebesar Rp 30.000.  Ketentuan ini tidak sepenuhnya dapat dilaksanakan dan hanya sebagian anggota yang membayar, sehingga berpengaruh pada operasionalisasi KPSPAMS.   Iuran yang terkumpul tidak mencukupi untuk pembelian material obat-obatan bagi pengolahan air dan hanya mencukupi untuk kebutuhan membayar listrik pompa air.  Rendahnya iuran ini berbanding lurus dengan rendahnya tingkat kepuasan pengguna air terhadap kualitas air olahan yang dihasilkan  (air keruh, pH tinggi dan mengandung zat besi/Fe).

Dalam penyambungan instalasi ke rumah warga, KPSPAMS masih terkendala oleh jauhnya jarak rumah ke rumah dan antar RT yang mengakibatkan biaya tinggi.  Bila pada awalnya hanya ada 33 SR itupun pengadaannya menggunakan dana desa, kemudian bertambah lagi sebanyak 30 SR menggunakan dana BUMDES yang selanjutnya akan diangsur secara bertahap oleh masyarakat, sisanya merupakan hasil  swadaya masyarakat.

Seiring dengan perjalanan waktu, pengelola KPSPAMS melakukan berbagai perbaikan pengelolaan sarana air minum  termasuk menjalin kemitraan dengan menjadi unit kegiatan di bawah BUMDes Desa Budi Mufakat.   Pada tahun 2018, pemerintah desa kembali menggelontorkan dana desa untuk pengembangan jaringan dan penambahan sehingga dapat menjangkau warga lebih banyak lagi sekitar 150 KK atau 800 jiwa melalui 150-an unit SR.  Untuk menjaga kualitas air, setiap tiga bulan sekali pengelola melakukan pembersihan bak penampungan air.  Pengelola juga mengembangkan sistem arisan untuk pemasangan sambungan rumah.

Saat ini KPSPAMS menerapkan iuran air sebesar Rp 2.500/m3 sesuai kesepakatan rapat warga untuk menunjang biaya operasional sarana.  Berbagai upaya yang dilakukan termasuk dukungan dana desa telah meningkatkan jumlah sambungan rumah (SR) menjadi 311 SR atau melayani sebanyak 1.244 jiwa dari total penduduk desa sebanyak 1.942 jiwa atau 558 KK.

Salah seorang warga setempat, laki-laki separoh baya menuturkan, sebelum ada pembangunan sarana air bersih, warga masih mandi di sungai yang kadang airnya keruh dan berasa asin.  Pembangunan sarana air bersih sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat untuk memasak, minum, mencuci pakaian, dan kebutuhan sehari-hari lainnya.

“Kami sangat bersyukur sehingga tidak lagi mandi dengan air keruh dan asin, apalagi di musin kemarau untuk cuci muka saja susah,” tuturnya.  “Bersyukur, anak-anak tidak sakit perut lagi dan tidak perlu lagi membeli air.  Bangunan SPAM sangat bermanfaat bagi masyarakat,” tutur warga lainnya.

Pemerintah desa terus memberikan dukungan penuh bagi pengembangan KPSPAMS di desanya.  Hendy Murdiono, saat ini merupakan Kepala Desa Budi Mufakat, dulunya Ketua KPSPAMS Desa Budi Mufakat pada awal kepengurusan, sekaligus menjadi Ketua Asosiasi KPSPAMS Kabupaten Kapuas.  Sebagai orang yang pernah merintis KPSPAMS, ia memiliki loyalitas yang tinggi terhadap kegiatan air bersih, lebih-lebih setelah menjadi kepala desa kepedulian dan perhatian terus ditunjukkan kepada KPSPAMS agar lebih mandiri.

Seiring dengan kemudahan dalam mengakses air bersih, pemerintah desa bersama KPSPAMS terus mensosialisasikan penggunaan jamban sehat dan menghentikan kebiasaan buruk warga yang BAB di sungai atau di ‘jamban helikopter.’  Di masyarakat juga beredar isu atau cerita bila BAB di sungai akan digigit buaya sehingga membuat warga takut.  Setidaknya ada 15 buah ‘jamban helikopter’ di atas bantaran Sungai Kapuas yang tersebar  di RT 6, 7, dan 8, telah dirobohkan.  Pembongkaran ‘jamban helikopter’ dilakukan secara gotong royong dengan melibatkan aparat desa dibantu babinsa dan babin kaptipmas dan warga.  Sebelumnya jamban diikat dengan tali panjang dan kemudian ditarik secara ramai-ramai sampai jamban roboh.  Pembongkaran tersebut turut disaksikan Dinas Kesehatan Kapuas, Camat Bataguh, Kepala Puskesmas, dan Kepala Desa serta puluhan warga.

Kepala Desa Budi Mufakat Hendy Murdiono menyampaikan, dengan dirobohkannya ‘jamban helikopter’ diharapkan tidak ada lagi warga desa yang buang air besar sembarangan (BABS) termasuk di sungai.  Pembongkaran jamban tersebut akan menjadikan sungai lebih bersih dan kesehatan masyarakat menjadi lebih baik serta terhindar dari berbagai penyakit.  Pembongkaran jamban dilakukan seiring dengan telah diseralisasikannya pembangunan jamban sehat tahun 2020 melalui dana desa dan stimulan dari Dinas Kesehatan Kabupaten  Kapuas.  Ke depan, tahun 2021, Pemdes akan mengalokasikan lagi dana desa untuk pembangunan  jamban sehat.

Kesungguhan pemerintah desa dan KPSPAMS bersama warga untuk terus meningkatkan akses air minum dan sanitasi membuahkan hasil.  Berkat kinerja pengelolaan air minum dan sanitasi yang terus membaik, pada tahun 2020 pengelola program Pamsimas menghadiahi Desa Budi Mufakat dengan program Hibah Insentif Desa (HID).  Program HID diberikan kepada desa Pamsimas yang telah menunjukkan kinerja yang baik dimana sarana berfungsi baik, penerapan tarif air, dan terdapat kelompok masyarakat sudah bebas buang air sembarangan.   HID diberikan untuk pengembangan  SPAM (sistem penyediaan air minum) dengan  tujuan  menambah  cakupan  pelayanan  air  minum bagi warga desa.

H Joko Murtono, pengurus KPSPAMS yang juga merupakan Direktur BUMDes mengatakan, Desa Budi Mufakat mendapatkan HID tersebut karena dianggap sukses mengelola air minum yang bersih dan sehat untuk desa.  “Karena prestasi itu, Dinas PUPR bekerja sama dengan Kementerian Desa-PDTT memberikan Hibah Insentif Desa kepada kita Desa Budi Mufakat,” ucap Joko Murtono dengan bangga.

Desa Budi Mufakat terus bergerak maju dalam mewujudkan pemenuhan kebutuhan dasar menuju 100% akses air minum dan sanitasi bagi seluruh warga desa (Sri Wahyuningsih-TA CDCB Kalteng/ Hartono Karyatin-Media Sp PAMSIMAS).