Sawahlunto, Sumatera Barat – Pin Syahril (81 tahun) yang oleh masyarakat sekitar dipanggil dengan Mak Pin, terlihat masih sehat.  Di usianya yang telah memasuki senja, istrinya  Yuliar masih setia menemaninya dalam kehidupan sehari-hari.  Pasangan suami-istri ini merupakan warga Desa Pasar Kubang Kecamatan Lembah Segar Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat, yang telah menikmati air bersih dari program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat atau Pamsimas.

Desa Pasar Kubang berada di wilayah berbukitan dimana rumah tinggal pasangan Pin-Yuliar terletak di lokasi paling tinggi dibandingkan rumah warga yang lainya. Program Pamsimas masuk ke Desa Pasar Kubang saat program nasional ini baru dimulai tahun 2008.  Sarana air minum yang dibangun saat itu belum sepenuhnya dapat menjangkau seluruh warga desa, termasuk belum menjangkau rumah Mak Pin.   Awalnya ada rasa pesimis dari Mak Pin kalau dirinya  tidak akan merasakan nikmatnya memutar kran di rumah sendiri dan akan tetap mandi turun ke luak (penampung mata air kecil) yang berjarak 300 meter dari rumahnya.  Untuk kebutuhan air minum, mencuci dan berwudhu Mak Pin bergantian dengan istri mengambil air dengan galon yang digotong di kepala setiap hari.

Mak Pin yang sehari-hari bekerja sebagai petani ini suatu hari berkeluh kesah kepada Darmawan, sang Kepala Desa.  Keluh kesah juga disampaikan kepada Al, Ketua Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sainitasi (KPSPAMS) yang mengelola sarana Pamsimas.  “Kalau suatu saat ajalnya sampai apakah jenazahnya akan dimandikan secara tayamum?,” demikian Mak Pin sampaikan.  Kepala Desa hanya bisa diam dan turut merasakan kesedihan yang mendalam.  Kepala Desa dengan berat hati membujuk Mak Pin untuk pindah rumah ke tempat yang sudah terjangkau layanan air bersih.  Dengan suara bergetar bujukan tersebut ditanggapi, “Kami tidak akan pindah dari rumah ini sampai akhir hayat.” Tentu saja Mak Pin punya alasan sendiri, baginya rumah yang ditinggali saat ini  penuh dengan cerita suka dan duka bersama pasangannya meski tidak dikaruniai keturunan.

Hingga kemudian datanglah bantuan program HKP – Hibah Khusus Pamsimas tahun 2020 ke Desa Pasar Kubang yang bersumber dari dana sharing APBD Kota Sawahlunto.  Melalui program HKP dilakukan perbaikan sarana, penambahan bak reservoir, dan  penambahan jaringan perpipaan, serta pemasangan sambungan rumah (SR) dilengkapi meteran air sebanyak 100 unit yang dibiayai dana desa (DD).  Ke depannya pemerintah desa akan mengalokasikan DD untuk pengadaan 76 unit SR yang dilengkapi meteran air.   Program HKP telah memperluas jangkauan pelayanan air minum termasuk  menjangkau tempat tinggal pasangan Pin-Yuliar.

Penantian panjang selama 12 tahun akhirnya terwujud sudah, Mak Pin dan istri tercinta dapat membuka kran air di rumah sendiri.  Dengan penuh haru dan bahagia Mak  Pin  tak henti-hentinya mengucap rasa syukur kepada Allah SWT dan terima kasihnya kepada pemerintah melalui program Pamsimas,   dimana di usianya yang tua masih dapat menikmati air bersih Pamsimas.

Yuliar merasa bersyukur dengan hadirnya air Pamsimas di rumah.  Ia sudah bisa mencuci piring dan wudhu di rumah sendiri, tidak perlu lagi naik turun untuk mengangkat air sejauh 300 meter dari rumahnya.  Hadirnya air di rumah telah menambah kebahagian pasangan tua Mak Pin dan Yuliar sehingga tidak perlu repot lagi mendapatkan air untuk minum dan memasak serta kebutuhan sehari-hari lainnya.

Saat ini sarana air minum yang dibangun tahun 2008 masih berfungsi baik dan memberi manfaat untuk masyarakat.  Sarana tersebut dikelola KPSPAMS dan menjadi salah satu unit kegiatan di BUMDES Desa Pasar Kubang. (Eka Moriza-Co DC Kota Sawahlunto/ Hartono Karyatin-Media Sp PAMSIMAS).