Muaro Jambi, Jambi – Meski berada di perbatasan antara Kabupaten Muaro Jambi dan Batanghari, tidak menyurutkan semangat dan antusias masyarakat Desa KM 39 Tanjung Pauh, pengurus KPSPAMS, dan pemerintah desa untuk terus memberikan pelayanan terbaik di bidang air minum. Berjarak ± 39 KM dari pusat kota Jambi tidak menjadi halangan bagi pelaku Pamsimas III Desa KM.39 Tanjung Pauh untuk menyukseskan Universal Access 100-0-100.

Hal ini terbukti dengan kondisi bangunan sarana-prasarana Pamsimas yang dibangun tahun 2017 masih berdiri kokoh. Para penggiat Pamsimas di desa tersebut menunjukkan kepeduliannya, pembangunan yang telah dilakukan untuk desanya tidak untuk mencari keuntungan pribadi melainkan bagian kepedulian bagi generasi mendatang. Sarana yang dibangun tersebut diharapkan dapat terus dinikmati hingga anak cucu.

“Air itu kebutuhan pokok, saya tidak ingin masyarakat saya menjerit terus-terusan di kala kemarau, dan perihal soal air ini memang haruslah tuntas diselesaikan, nah inilah saya kenalkan Program PAMSIMAS ke kalian. Bangun bersama-sama dengan semangat gotong royong, kemudian tolong dikelola dan dijaga sarana yang sudah terbangun ”, ujar Sofian, Kepala Desa KM 39 Tanjung Pauh Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi.

Mislan, Sekretaris Desa KM 39 Tanjung Pauh menambahkan, pemerintah desa akan terus mengupayakan keterjangkauan agar semua masyarakat merasa tidak diberatkan dengan adanya program air minum. Dengan adanya air minum yang aman dan sanitasi yang layak, masyarakat akan menjadi sehat dan kuat untuk bekerja, yang akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

Proses dan perjalanan Pamsimas tidaklah semuanya berjalan mudah, pasti ada kendala. Hal inilah yang dirasakan pengurus KKM dan Satlak Desa KM. 39 Tanjung Pauh. Yang ditakutkan dan dikhawatirkan justru ketika pasca dibangun sarana masyarakat enggan untuk menggunakan air dengan alasan keterbatasan biaya dan menganggap semuanya akan dikasih oleh pemerintah.

Adanya ketakutan dan kekhawatiran menjadi PR (Pekerjaan Rumah) pemerintah desa untuk mencarikan solusi. Beberapa bulan pasca serah terima sarana-prasarana di tahun 2017, pemerintah desa telah mengupayakan penambahan jaringan pipa. Pada awal tahun 2018 tambahan jaringan pipa direalisasikan, dari semula hanya sekitar 2 KM menjadi total sekitar 3,2 KM. Hal ini untuk menambah jaringan pipa induk untuk lebih menjangkau pelayanan bagi warga desa yang membutuhkannya.

Saat ini “39” – panggilan lain untuk desa tersebutsudah ada 47 unit SR (Sambungan Rumah). Masih ada kendala dalam hal pengadaan meteran air oleh warga desa. KPSPAMS KM 39 Tanjung Pauh sudah menarik iuran dengan tarif disamaratakan karena belum menggunakan meteran air. Setiap rumah tangga dikenakan iuran sama rata sebesar Rp 15.000 per bulan. Di kas KPSPAMS saat ini tercatat saldo Rp 810.000.

Haryadi, selaku pengurus Pamsimas di desa tak henti-hentinya menyampaikan kepada fasilitator bahwasannya masyarakat keberatan jika harus membayar langsung terkait pemasangan meteran air, meski masyarakat sangat membutuhkan air terlebih untuk air minum.

Nasirin dan Fakhran selaku pengurus KPSPAMS KM 39 Tanjung Pauh menambahkan, penganggaran meteran air saat ini sudah masuk kedalam dana desa dan akan diadakan tahun ini. Untuk selanjutnya masyarakat diminta untuk membayar biaya pemasangan meteran air dengan cara mencicil. (Metah Nofi Susanti– FM WSS Muaro Jambi/Hartono Karyatin-Adv & Media Sp PAMSIMAS)