Kuningan, Jawa Barat – Desa Babakanmulya di Kecamatan Jalaksana Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat terletak di kaki gunung Ciremai. Akses terhadap air bersih di desa ini tergolong rendah. Dari 1.300 kepala keluarga (KK) yang ada, hanya ada sekitar 100 KK yang memiliki akses terhadap air bersih yang layak. Berbeda dengan akses sanitasi atau jamban, jauh lebih bagus, atau sekitar 900 KK telah memiliki akses terhadap jamban.

Sebagian besar masyarakat menggunakan air sumur untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, seperti untuk memasak, minum, cuci, dan mandi. Namun air sumur tersebut dikhawatirkan telah tercemar bakteri coli mengingat jarak antara lubang sumur dengan septictank kurang dari 10 M. Pada musim kemarau warga kesulitan mendapatkan air bersih karena sebagian besar sumur milik warga mulai mongering. Sebagian warga ada yang memanfaatkan sumber air dari pegunungan yang dialirkan menggunakan selang seadanya. Setiap dua hari sekali warga harus menelusuri selang untuk mengecek atau membetulkan selang yang putus atau bak penampungan yang mampat.

Itulah gambaran kondisi air minum di Desa Babakanmulya.  Guna mengatasai kesulitan air bersih terutama di musim kemarau, pemerintah desa bersama kelembagaan desa dan tokoh masyarakat melakukan musyawarah dan menghasilkan proposal untuk diajukan ke pemerintah kabupaten.

Proposal mendapat respon positip dari pemerintah kabupaten dengan ditetapkannya Desa Babakanmulya sebagai lokasi sasaran program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) pada tahun anggaran 2019.

Segenap komponen masyarakat dibawah koordinasi Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM) dan Satuan Pelaksana (Satlak) Pamsimas terlibat aktif dalam seluruh tahapan kegiatan Pamsimas, termasuk terlibat aktif dalam kegiatan promosi kesehatan untuk menanamkan budaya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Salah satu perilaku yang disosialissaikan dan ditanamkan kepada masyarakat adalah tidak melakukan buruk buang air besar di sembarangan tempat (BABS).

Seiring hampir rampungnya pembangunan konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) perdesaan dari kegiatan Pamsimas dan akan datangnya air Pamsimas sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan air bersih, warga masyarakat terus didorong untuk membangun jamban dan meninggalkan kebiasaan buang air besar sembarangan.

Akhirnya KKM dan Satlak dengan didukung segenap komponen masyarakat berhasil merampungkan konstruksi SPAM perdesaan pada akhir tahun 2019. SPAM yang dibangun memanfaatkan sumber air bersih dari mata air Desa Sukamukti yang dialirkan ke permukiman warga Desa Babakanmulya secara grafitasi dan terlindungi.

Bersamaan telah selesainya pembangunan konstruksi SPAM perdesaan, warga Desa Babakanmulya melakukan Deklarasi Stop Buang Air Besar Sembarangan (Open Defecation Free/ODF). Pada penghujung tahun 2019 Desa Babakanmulya dinyatakan ODF ditandai dengan terbitnya Sertifikat ODF. Predikat ODF tersebut dapat dicapai dengan cepat berkat kerjasama antara Puskesmas, pemerintah desa, KKM dan Satlak dengan didukung segenap masyarakat.

Alhamdullilah setelah desa kami mendapatkan Pamsimas permasalahan bisa ditangani, air bersih sudah langsung ke rumah-rumah warga melalui sambungan rumah yang dilengkapi meteran air. Disamping itu, di desa kami ada peningkatan akses sanitasi dan pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat, “ ucap Dulhamid, Koordinator KKM ‘Tirta Indah Lestari’ Desa Babakanmulya.

Sementara itu Ucup, Ketua KPSPAMS Desa Babakanmulya menuturkan, saat ini jumlah sambungan rumah (SR) telah mencapai 100 SR, keseluruhan SR telah dilengkapi dengan meteran air. Sambungan rumah tersebut mampu melayani kebutuhan air minum bagi 115 KK atau sekitar 460 jiwa. Ke depannya, proses pemasangan sambungan rumah akan terus dilakukan oleh KPSPAMS setempat.

“Pembangunan ini bisa terwujud karena adanya kerjasama antardesa maupun kolaborasi anggaran antara pemerintah desa dengan program Pamsimas,” tambah Ucup (M Agung Noeralim-FM CD Kab Kuningan/Ahmad Rustendi-TA CDCB Jawa Barat/Hartono Karyatin-Media Sp PAMSIMAS).