Gunungkidul, Yogyakarta – Bupati Gunungkidul H Badingah yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Ir Drajad Ruswandono, MT meresmikan sarana air minum di 15 desa yang dibangun melalui program Pamsimas tahun anggaran 2019. Peresmian sarana ditandai dengan penandatanganan prasasti di Balai Desa Jurangjero Kecamatan Ngawen, Gunungkidul, Jumat (24/01).

Peresmian sarana diawali dengan demo pemanfaatan sarana Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) bagi penyandang disabilitas, pemutaran kran air, dan dilanjutkan penandatanganan prasasti secara simbolik. Dengan diresmikan sarana tersebut maka pembangunan sarana air minum dan sanitasi di 15 desa dinyatakan selesai, dan sarana segera diserahkan ke masyarakat untuk dikelola dan dimanfaatkan penggunaannya.

Bupati yang diwakili Sekretaris Daerah mengapresiasi hasil kinerja, dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang terlibat atas komitmen dan kerja kerasnya dalam pembangunan instalasi dan jaringan pipa air minum untuk masyarakat Gunungkidul. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang selama ini kesulitan air bersih.

Bupati menambahkan, air bersih yang berstandar air minum merupakan kebutuhan pokok bagi semua orang sehingga mempunyai peran vital bagi kehidupan masyarakat. Kualitas air bersih yang berstandar air minum dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pembangunan sarana tersebut dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan masyarakat, dan dilakukan secara bertahap, diharapkan nantinya semua desa akan memiliki sarana-prasarana air minum yang representatif sehingga warga tidak lagi mengalami kesulitan air bersih.

Peresmian sarana tersebut diharapkan menginspirasi dan menyemangati seluruh pihak terkait terutama kelompok masyarakat, sehingga pendekatan pembangunan partisipatif yang terbukti baik dan efektif dapat terus dipertahankan di Gunungkidul, bahkan lebih ditingkatkan lagi untuk program pembangunan sarana-prasarana vital lainnya.

Sarana tersebut dibangun dengan skema pendanaan sharing dari APBN, APBD Kabupaten, APBDes, dan swadaya masyarakat dalam bentuk in-kind (tenaga) dan in-cash (uang tunai). Secara keseluruhan pembangunan sarana tersebut menelan biaya Rp 5,9 M, yang berasal dari APBN 2,94 M, APBD 735 Juta, APBDes 546 Juta, dan swadaya masyarakat sebesar 1,7 M. Kabupaten Gunungkidul juga mendapat alokasi Hibah Khusus Pamsimas (HKP) untuk Desa Tancep yang bersumber dari APBN Rp 180 Juta, APBDes 22,5 Juta, dan swadaya masyarakat 22,5 Juta.

Kiman (60 th), KKM ‘Tirta Langgeng’ Desa Jurang Jero menuturkan, sarana tersebut dapat diwujudkan berkat kerja keras seluruh warga secara gotong royong tanpa mengenal lelah, terus bekerja meski panas dan hujan agar sarana segera terbangun dan dapat dinikmati masyarakat.

Suharni (38 th), pemandu siswa penyandang disabilitas dari Desa Sukawijaya Tancep menambahkan, Pamsimas telah membangun sarana CTPS yang ramah penyandang disabilitas di beberapa sekolah sehingga memberi kemudahan dan sangat membantu anak-anak berkebutuhan khusus. Ia berharap pembangunan sarana yang ramah penyandang disabilitas dapat diwujudkan di seluruh sekolah yang ada di DI Yogyakarta khusunya di Gunungkidul.

Lima belas sarana air minum perdesaan (desa regular) yang dibangun tersebar di 9 kecamatan di Gunungkidul, ditambah satu desa pasca Pamsimas di Desa Tancep dengan skema Hibah Khusus Pamsimas (HKP).

Peresmian sarana Pamsimas dihadiri Kepala Subdit Fasilitasi Kerjasama Pemerintah Ditjen Bina Pemerintahan Desa Kemendagri, Kepala Bappeda DIY, Kepala Balai PPW dan PPMU DI Yogyakarta, Koord Pamsimas Yogyakarta dan Koord Kab Gunungkidul, para Kepala OPD Kab. Gunungkidul, Camat, Kepala LPPM STIE YKPN Yogyakarta, Kepala LPPM UGK, dan Koordinator KKM/Satlak dari desa penerima program Pamsimas.

Kondisi geografis gunung kidul yang kering dan sering dilanda kemarau panjang, dengan hadirnya air Pamsimas sudah pasti sangat membantu warga mendapatkan air bersih terutama di saat musim kemarau. Kini, setidaknya warga di 15 desa Kab Gunungkidul, dapat tersenyum lega dengan hadirnya air Pamsimas. Diharapkan, dengan kemudahan dalam mendapatkan air akan mendorong warga untuk membangun jamban di rumah dan meninggalkan kebiasaan buang air besar sembarangan serta mendorong pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

Semoga warga setempat dapat menjaga, memelihara, dan lebih mengembangkan sarana tersebut secara mandiri sehingga seluruh warga desa tanpa kecuali mendapatkan pelayanan air minum secara berkelanjutan. Semoga! (AT Pulungan-Ass Media NMC & ES Winanto-DC Kunungkidul/ Hartono Karyatin-Media Sp PAMSIMAS).

Berita terkait: