Gunungkidul, Yogyakarta – Untuk memastikan program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) mencapai sasaran yang diharapkan dan bermanfaat bagi masyarakat perdesaan, Tim Monitoring Program Pamsimas Pusat melakukan kegiatan monitoring dengan mengunjungi Kab Gunungkidul Yogyakarta. Tim Monitoring yang diwakili unsur Bappenas, Kemen PUPR, Kemenkes, dan Kemenko Bidang Perekonomian mengunjungi lokasi Pamsimas tahun 2018 di Desa Natah Kecamatan Nglipar Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, Jumat (19/07).

Tim Monoitoring dipimpin Tirta Sutedjo, Kasubdit Air Minum Direktorat Perkotaan, Perumahan dan Permukiman, Bappenas didampingi Adhika Paratma Wisesa dan Dina Rachmayati dari Kemen PUPR, serta pejabat pusat lainnya, di lokasi monitoring  diterima Kepala Desa Natah, Pengurus KPSPAMS, KKM/Satlak, dan masyarakat penerima manfaat yang menyambutnya dengan antusias.

Tirta Sutedjo dan Tim sempat menyambangi warga Dusun Pringombo Desa Natah dan melakukan perbincangan dengan masyarakat penerima manfaat. Dusun Pringombo berada pada ketinggian 786 mdpl. Dusun ini terbagi menjadi 4 RTdan dihuni oleh 71 Kepala Keluarga (KK).

Seperti dituturkan warga Dusun Pringombo Paryanto (30), sebelum ada Pamsimas masyarakat musti mengambil dan mengantri air dengan cara menggendong drigen ukuran 25 liter dengan berjalan kaki sejauh ± 1 KM (seperti terlihat dalam foto). .

Sarmini (35), salah seorang warga pemanfaat merasa sangat senang sekali bahwa untuk mendapatkan air bersih tidak lagi ‘rekoso’ (bersusah payah untuk mendapatkan, Red) untuk mencukupi kebutuhan air minum, masak, mandi dan cuci.

Berkat Pamsimas warga RT 1 sampai RT 3 Dusun Pringombo telah mendapatkan akses air minum 100%. Sedangkan Dusun Natah Kulon yang berada di bawahnya, terbagi dalam 3 RT dan 3 Padukuhan (79 KK) belum semua tersambung jaringan perpipaan Pamsimas. Desa Natah sendiri terbagi kedalam 3 (tiga) Dusun

Hal yang sama disampaikan Kepala Desa Natah Wahyudi (57), masyarakat sangat terbantu dan merasakan indahnya memperoleh air dengan mudah, dimana sebelumnya warga desa yang 90% merupakan petani harus bersusah payah untuk mendapatkan air. Atas nama warga masyarakat penerima manfaat ia menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Pemerintah Pusat yang telah menetapkan Desa Natah sebagai lokasi sasaran program Pamsimas tahun 2018.

Menanggapi hal tersebut, Tim Monitoring Pusat memberikan apresiasi kepada masyarakat dan Pemerintah Desa yang telah mendukung program ini melalui cost sharing berupa APBDes dan swadaya masyarakat sehinggga program Pamsimas terlaksana dengan baik dan bermanfaat bagi masyarakat.  Ke depan, pemerintah akan terus berupaya agar program air bersih tetap dilanjutkan dan ditingkatkan sehingga masyarakat terbebas dari kesulitan air bersih.

Tirta Sutedjo dari Bappenas sangat menaruh perhatian dan ‘trenyuh’ (terharu, Red) mendengarkan testimoni para ibu dan warga penerima manfaat lainnya, dimana sebelum ada Pamsimas mereka berbondong-bondong mencari air dimana saja terdapat air mereka datangi. Warga desa rela berjalan kaki sejauh ±1 KM dengan menggendong drigen ukuran 25 liter. Kini warga tidak perlu bersusah payah lagi, tinggal putar kran air akan mengalir.

Pamsimas mampu mengoptimalkan sumur bor yang ada yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat, dengan membangun jaringan perpipaan sepanjang 4.692 meter dan pipa HDPE sepanjang 50 m dan dilengkapi reservoir. Melalui jaringan perpipaan tersebut secara grafitasi air dialirkan ke rumah warga. Kini air Pamsimas mengalir dengan lancar ke rumah-rumah warga melalui sambungan rumah (SR).

Pembangunan sarana dilakukan secara bergotong-royong oleh warga desa dibantu tenaga fasilitator yang disediakan Pamsimas. Seperti dituturkan Paijan (45), Ketua Satlak Desa Natan, pembangunan infrastruktur air minum secara keseluruhan menelan biaya Rp 285,7 Juta; 200 Juta dari APBN, 28,5 Juta dari APBDes, dan sisanya sebanyak 57,1 Juta merupakan swadaya masyarakat baik inkind maupun incash dengan 11,4 diantaranya berupa uang tunai.

“Walaupun kondisi geografis yang cukup menantang pada ketinggian 786 mdpl, Tim Fasilitator tetap bersemangat dalam mendampingi masyarakat, bukan hanya karena bekerja tetapi juga bagian dari ibadah bisa memberikan harapan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat,” tutur Jatmiko, fasilitator pendamping desa tersebut.

Pemerintah Kab Gunungkidul menugaskan Bappeda yang diwakili Jadi Markuat dan DPUPRKP yang diwakili Kepala Bidang Cipta Karya Agus Subaryanto, serta Kepala Seksi Permukiman dan Penyehatan Lingkungan Yuliana Dwi Arsanti untuk mendampingi Tim Monitoring dari pusat. Hadir pula mendampingi kegiatan ini District Coordinator (DC) Pamsimas Kabupaten Gunungkidul Eko Setyo Winanto dan sejumlah tenaga fasilitator.

Kabid. Cipta Karya DPUPRKP Kab. Gunungkidul Agus Subaryanta selaku PPK PIP akan berusaha mengawal semaksimal mungkin agar dana Pamsimas yang ada benar-benar bisa untuk mensejahterakan masyarakat.  “Jadi ukuran keberhasilan tidak lagi output tetapi outcome, seberapa bermanfaatnya untuk masyarakat luas,” tutur Agus

Mengakhiri kunjungannya, Tirta Sutedjo berpesan agar supaya apa sudah didapat masyarakat berupa instalasi air bersih untuk dijaga dan dipelihara dengan baik sehingga dapat terus memberikan manfaat bagi masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan air bersih. (ES Winanto-DC Gunungkidul/Hartono Karyatin-Adv & Media Sp PAMSIMAS)