Bangka Tengah, Babel – Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dimulai sejak tahun 2014, dan telah dilaksanakan di 165 desa. Berbagai sarana air minum dan sanitasi telah dibangun melalui program Pamsimas, antara lain sumur bor, gali, sumur bor, menara air, reservoir, intake, pipa distribusi, sarana CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun), dan jamban sekolah. Sarana Pamsimas tersebut tersebar di enam kabupaten sasaran program Pamsimas, yaitu di Kab Bangka, Belitung, Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, dan Kab Belitung Timur.

Sejumlah sarana yang telah dibangun tersebut, setelah beberapa tahun beroperasi dan memberikan manfaat bagi masyarakat, tidak seluruhnya dalam kondisi baik. Ada tiga kategori terkait keberfungsian sarana pasca program Pamsimas, yaitu berfungsi baik (Desa Hijau), berfungsi sebagian (Desa Kuning), dan tidak berfungsi (Desa Merah).

Dari 165 sarana air minum yang tersebar di 165 desa, berdasarkan data SIM Pamsimas, terdapat 3 sarana yang berfungsi sebagian (‘kuning’) dan 11 sarana tidak berfungsi (‘merah’), selebihnya berfungsi baik(‘hijau’). Untuk sarana sanitasi di sekolah, terdapat 211 unit sarana CTPS dan 51 jamban sekolah yang berfungsi dan dimanfaatkan masyarakat sekolah. Sarana tersebut saat ini dikelola oleh masyarakat melalui Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi, atau KPSPAMS.

Terkait adanya sejumlah sarana air minum pasca Pamsimas dengan status ‘merah’ atau ‘kuning’, kiranya perlu dilakukan identifikasi permasalahan untuk mengetahui penyebab dan akar masalahnya. Guna mengawal sarana terbangun khususnya di desa-desa dimana sarananya dalam kondisi ‘mereh’ dan ‘kuning’; Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (Balai PPW) Provinsi Kepulauan Babel melalui Satuan Kerja Air Minum menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD).

FGD dengan tema Peningkatan Pelayanan Air Minum untuk Masyarakat dilaksanakan di hotel Soll Marina Bangka Tengah, tanggal 7 sampai dengan 9 Oktober 2020.  Penyelenggaraan FGD dimaksudkan untuk mengenali potensi dan permasalahan terkait pengelolaan dan pengembangan sarana air minum pasca program Pamsimas, termasuk menggali sumber-sumber pendanaan untuk perbaikan dan pengembangan sarana yang telah dibangun.

FGD diikuti perwakilan peserta dari empat kabupaten lokasi program Pamsimas, yaitu Kab Bangka, Bangka Tengah, Bangka Selatan, dan Kab Bangka Barat. FGD juga dihadiri perwakilan peserta dari Kab Belitung dan Belitung Timur yang mengikuti kegiatan acara secara virtual.

FGD juga dihadiri Ketua PPMU Pamsimas Provinsi Babel beserta unsur Bappeda, dan BPMPD, serta perwakilan kabupaten yang terdiri dari Dinas PU Perkim, DPMU Pamsimas, Koordinator Pamsimas Kabupaten (DC), KPSPAMS ‘Desa Merah’ dan ‘Kuning’, kepala desa dan KPSPAMS desa regular baru (tahun 2020), Asosiasi Pengelola SPAMS Pedesaan, serta Tim ROMS Pamsimas Provinsi Babel.

Acara dibuka/ditutup Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Provinsi Kepualauan Bangka Belitung, Miarka Risdawati, ST, MSi. FGD ini diselenggarakan untuk menghimpun data terkait perkembangan SPAM, mengetahui kendala dalam pengelolaan SPAM, serta mengetahui sejauh mana masyarakat memiliki kepedulian terhadap kelangsungan dan keberlanjutan pelayanan air minum.

Pada kesempatan tersebut, Miarka menyampaikan pesan dan harapannya. Ia berharap antar-KPSPAMS dapat saling bertukar pengalaman, dapat saling belajar terutama berguru kepada KPSPAMS yang berhasil. KPSPAMS yang belum berhasil dapat mencontoh keberhasilan dalam pengelolaan air minum oleh KPSPAMS desa lain yang dinilai berhasil.

Kepala Balai meminta para kepala desa memberikan dukungan pada KPSPAMS.  “Jangan takut untuk mendukung, bila ragu dalam penggunaan dana desa, konsultasikan dengan pihak BPMPD dan BPKP,” ucap Kepala Balai yang ditujukan kepada kepala desa yang hadir. “Tidak ada kesulitan bila kita mempunyai tekad bersama untuk mengalirkan air bagi masyarakat,” tambahnya.

Berbagai materi disampaikan dalam acara FGD, antara lain Gambaran capaian air minum-sanitasi (AMS) kabupaten dan desa, yang disampaikan Ketua PPMU Provinsi Babel, Irawan Dwi Yuliantoro, ST, MT; Sumber-sumber pendanaan untuk pengembangan layanan yang disampaikan Koordinator Pamsimas (PC) Provinsi Babel, Raines Junaiko, ST, MT; dan Direktur Utama PDAM Bangka yang menyanmpaikan paparan tentang operasional dan pemeliharaan sarana air minum.

Selepas pemaparan materi dilakukan tanya jawab dan kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelompok. Dalam diskusi kelompok peserta dibagi ke dalam beberapa kelolmpok, setiap kelompok terdiri dari DPMU, Koordinator Pamsimas Kabupaten (DC), KPSPAMS dan kepala desa. Dalam diskusi tersebut peserta diminta untuk melakukan identifikasi isu-isu seputar keberlanjutan (aspek-aspek keberlanjutan), seperti apa penyebab tidak berfungsinya SPAM.

Setiap kelompok diskusi didampingi Tenaga Ahli ROMS Pamsimas Provinsi Babel yang bertanggung jawab terhadap jalannya diskusi dan memastikan tiap masukan dari peserta diskusi telah diakomodir ke dalam suatu rencana kerja. Hasil kesepakatan dalam diskusi dituangkan dalam bentuk rencana kerja dan tindak lanjut (RKTL) untuk mengembalikan keberfungsian SPAM dan memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat, demi masyarakat Bangka Belitung yang maju, sehat dan berdaya melalui air minum dan sanitasi yang sehat.

Pelaksanaan FGD secara tatap muka dilakukan dengan tetap menjunjung tinggi protokol kesehatan terkait pencegahan penyebaran COVID-19. Seluruh peserta yang hadir dilakukan pengukuruan suhu badan dan melakukan cuci tangan atau menggunakan hand sanitizer sebelum memasuki ruangan dan wajib mengenakan masker atau face shield. (Hanifah, SKM-TA STBM Babel/ Hartono).